Oleh. Fatimah Nurul Jannah
(Aktivis Dakwah)
Kabar muslim Rohingya akhir-akhir ini tenggelam dari permukaan perhatian manusia. Banyak kabar yang menjadi distraksi dari perhatian muslimin kepada saudara-saudaranya sesama muslim, terkhusus Rohingya. Padahal begitu banyak penderitaan yang dialami dan didapati oleh muslim Rohingya. Namun, tak ada satu pihak pun yang berkenan memberi bantuan kepada mereka, termasuk Indonesia.
Indonesia disebut-sebut memiliki tanggung jawab untuk menampung para pengungsi, termasuk pengungsi Rohingya yang hari ini meminta bantuan. Negeri ini berdalih bahwa peraturan Indonesia yang sudah banyak mencakup terkait Hak Asasi Manusia. Jadi, Indonesia sangat layak untuk menerima pengungsi Rohingya. Maka seandainya pihak Indonesia mengusir mereka, memulangkan mereka, sungguh itu perbuatan yang sangat tidak etis dan tidak manusiawi.
Diberitakan dari CNNIndonesia.com (25/10/2024), sebanyak 152 imigran dari Rohingya mendarat di pesisir Deli Serdang, Sumatra Utara. Di antaranya terdiri dari 20 anak-anak, 62 perempuan, dan 70 laki-laki. Data ini sebagaimana yang dicatat oleh UNHCR. Para imigran tersebut nekat berlayar dengan kapal kayu karena berharap akan mendapat perlindungan dan jaminan keamanan di Indonesia. Namun, ketika mereka tiba di Indonesia, ada beberapa pihak yang menolak mereka mengungsi di Indonesia.
Memang tidak dapat dimungkiri, dalam penerapan sistem kapitalisme saat ini, negara tidak dapat memberikan jaminan atas keselamatan para pengungsi. Meskipun pengungsi tersebut saudara sesama muslim. Adanya sekat-sekat nasionalisme, membuat para penguasa di setiap negara fokus dan tersibukkan dengan urusan wilayah mereka masing-masing. Dengan dalih inilah, para penguasa tak mau peduli dan ikut campur dengan persoalan negara lain. Padahal hakikatnya, mereka takut mendapat kartu pinalti dari negara adidaya saat ini.
Tak hanya itu, adanya sekat-sekat nasionalisme juga berdampak kepada kaum muslim. Kaum muslim menjadi tidak peduli dengan keadaan saudaranya, memiliki sifat apatis dan pragmatis, tidak pernah memikirkan persoalan orang lain, dan hanya pusing dengan persoalan dirinya. Sungguh, sistem kapitalisme telah menginjak-injak dan mengubur kekuatan kaum muslimin yang sangat kuat.
Hal ini dapat terjadi karena Barat telah berhasil menghancurkan jantung kekuatan kaum muslim. Yang tak lain adalah negara yang dapat menerapkan peraturan Islam dalam seluruh sendi kehidupan. Memang, muslim dan aturan Islam tidak dapat dipisahkan karena dampak seorang muslim jika dipisahkan dari aturan Islam, ia akan menjadi lemah.
Hanya dengan negara Islamlah, Rohingya mendapatkan solusi tuntas. Negeri-negeri muslim tidak akan menerapkan sistem kapitalisme dan paham nasionalisme. Di bawah naungan negara Islam (Khilafah), kehormatan kaum muslim selalu terjaga, dan tidak akan mungkin seorang muslim dapat diperlakukan dengan sewenang-wenang. Harga diri, harta, darah, kehormatan muslim selalu dilindungi hak-haknya dan terjamin keamanannya.
Maka, dakwah menjadi kegiatan yang sangat urgent untuk dilakukan. Yaitu menyeru kepada umat akan pentingnya syariat Islam untuk diterapkan oleh negara. Tujuannya agar masyarakat segera mendukung tegaknya Khilafah yang mengikuti metode kenabian. Wallahualam bisawab.