PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA IDENTIK DENGAN KAPITALISME

Muhammad Ayyubi ( Direktur Mufakkirun Siyasiyyun Community )

Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah mengakui adanya tren peningkatan pemutusan hubungan kerja (PHK) pada 2024. Kemnaker mencatat ada 46 ribu kasus PHK sepanjang Januari hingga Agustus.

“Tapi mudah-mudahan angkanya tidak lebih tinggi dari tahun 2023,” kata Ida ketika ditemui usai rapat di DPR RI, Senin, 2 September 2024. Adapun pada tahun lalu, Kemnaker mencatat PHK 64 ribu kasus.

Dari 46 ribu kasus tersebut, Ida menyebut, sektor manufaktur, seperti tekstil, garmen, dan alas kaki banyak yang melakukan PHK. Sementara industri lain, seperti industri rokok, hanya melakukan ekspansi atau relokasi pabrik.

Problem ekonomi kapitalisme yakni inflasi dan pengangguran sulit dihindari karena keduanya bawaan sistem.

Pengangguran meningkat karena produksi pada sisi penawaran menurun sehingga barang dan jasa stagnan tidak terserap pasar. Akibatnya biaya operasional terseok seok yang konsekuensinya harus mengunrangi biaya produksi dan yang paling sering dikorbankan adalah karyawan apakah dengan pemotongan gaji atau pemberhentian kerja.

Kenapa terjadi penurunan produksi? Hal ini karena biaya bahan baku naik akibat banyaknya pengeluaran. Selama ini yang banyak dikeluhkan oleh para pengusaha adalah tingginya bunga kredit, pajak tahunan, pungli dan biaya tetek bengek lainnya.

Di sisi lain, pemerintah berencana menaikkan pajak sebesar 12 persen tahun depan tentunya ini akan semakin menambah bengkak biaya produksi.

Yang tidak kalah memberatkan pengusaha adalah kenaikan bahan bakar minyak jenis pertamax ujungnya adalah kenaikan biaya distribusi yang biasanya para pengusaha akan membebankan pada harga barang.

Jadi, kenaikan harga barang dan pengangguran berkelit kelindan saling berkaitan. Adalah mustahil berharap kesejahteraan dari ekonomi kapitalisme, karena sistem ini bermasalah dari sisi ontologinya.

Ekonomi Islam adalah Harapan.

Di tengah kondisi ekonomi dunia yang gonjang ganjing, krisis yang bersifat cyclic, hingga inflasi dan penngguran. Satu satunya harapan hanya kepada sistem ekonomi Islam.

Setelah sistem ekonomi sosialisme tidak mampu memberi jawaban atas keserakahan kapitalisme. Bahkan sosialisme justru menjatuhkan manusia ke dalam nestapa kemanusiaan.

Sistem ekonomi islam yang berasal dari wahyu Allah SWT. Mengatur sumber sumber kekayaan secara Adil dengan konsep kepemilikannya yang masuk akal, sesuai dengan fitrah dan menentramkan hati.

Ekonomi islam menjamin terciptanya lapangan kerja. Karena secara praktis akan menutup sektor sektor non riil. Hal tersebut akan secara simultan akan menyerap tenaga kerja.

Secara epistemologik Islam akan melarang bunga, karena bunga inilah sumber inflasi yang tidak berkesudahan. Merestorasi emas pada tempatnya, yakni sebagai alat tukar yang sah pada negara.

Dan sistem ekonomi Islam ini hanya bisa diterapkan di dalam sistem politik islam dalam Khilafah.[]

Dibaca

Loading

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Konsultasi