Oleh. Fitri Hidayati, S.Pd.
(Pemerhati Problematika Sosial)
Sungguh keji, agresi Israel di Jalur Gaza, Palestina terus berlanjut hingga kini. Serangan-serangan brutal negeri Zionis telah menewaskan sekitar 18 ribu orang, dengan mayoritas anak-anak dan perempuan. Sudah lebih 100 hari kekejaman zionis belum berakhir, bahkan menunjukkan peningkatan intensitas tindak kekerasan. Kaum muslim Palestina jelas membutuhkan bantuan, khususnya tentara muslim yang akan membantu perjuangannya (cnnindonesia.com, 12/12/2023).
Sayangnya, negeri muslim tidak banyak yang membantu untuk melenyapkan penjajahan di antara mereka. Yang dianggap dapat membantu pun mengalami keterbatasan dalam bersikap dan bertindak nyata. Ini diakibatkan adanya hukum-hukum internasional dan sekat nasionalisme yang menghalangi satu negara masuk negara lain. Hingga palestina harus berjuang dan meregang nyawa sendirian.
Mendadak kaum muslim dunia lidahnya menjadi kelu, kakinya serasa terikat dalam pasungan tidak bisa berbuat banyak untuk muslim paestina. Sementara entitas muslim dunia terjebak pada overthinking yang tak berkesudahan. Tidak ada yang mampu dan berani untuk memasang dada guna membebaskan saudaranya di Palestina. Jalur Gaza sering disebut-sebut sebagai penjara terbuka, lantaran terperangkap di antara Mesir, Israel, dan Laut Mediterania. Wilayah yang juga dikenal “daerah kantong” itu sudah sejak dahulu di bawah blokade Zionis Yahudi. Sementara jeritan bahkan tumpahan darah semakin banyak dari anak-anak kecil, kaum perempuan maupun pemuda muslim. Semoga Allah menguatkan dan memberi kesabaran yang luar biasa kepada muslim palestina.
Tentu saja kita tidak lupa akan dalil dalam kitabbullah bahwa kita semua bersaudara. Tak boleh ada yang bisa menyakiti sebagian dari saudara kita, karena menyakiti saudara kita berarti menyakiti kita. Allah Swt. berfirman,
“Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.” (QS. Al-Hujurat: 10)
Serangan Gaza yang bertubi-tubi menjadikan gaza sebagai kawasan yang lemah, terkucil, dan mencekam. Pengangguran hingga 80%, kemiskinan terjadi meskipun menjadi negara pengahsl myak. Para profesional mengatakan banyak Gangguan mental terlaporkan banyak terjadi di kalanan warganya. Kekejian dan kejahatan Yahudi membuat Gaza menjadi penjara besar di dunia.
Lebih jauh, Palestina telah terhinakan oleh saudaranya sendiri. Negara-negara di dekatnya seolah tak tahu-menahu atas penderitaan warga Palestina. Serasa sudah negeri ini telah terblokade. Ketika warga Palestina melewati rafah (perbatasan dengan mesir), mereka dengan tega kerap memperlakukan dengan buruk.
Menyempurnakan penderitaan warga Palestina, Zionis Yahudi melarang pemerintah Palestina mengoperasikan bandara atau pelabuhan di Gaza. Barang-barang juga tak diizinkan keluar masuk Gaza. Astaghfirullah.
Dunia Islam memang tidak hanya prihatin, tetapi juga geram. Dunia Islam mempunyai persoalan besar atas keberlangsungan hidup umatnya. Islam telah kehilangan marwahnya dalam konflik ini. Hampir semua celah solusi tertutup. Jangankan untuk mengirimkan bala tentara, untuk berkirim bantuan yang itu sebenarnya sangat jauh dari solusi sebenarnya saja terhambat. Belum lagi para agen zionis penjajah yang nota bene juga muslim tak segan berbuat dingin dan acuh- tak acuh melihat saudaranya menderita dan meregang nyawa. Sementara yang di butuhkan adalah doa dan ikhtiar maksimal ketika ingin keluar dari masalah tersebut.
Bagaimana dengan pandangan Islam? Persoalan dunia terjadi bukan sebuah kebetulan. Alaminya manusia di kendalikan oleh sebuah pemikiran. Pemikiran Islam dan sekuler-kapitalisme telah menjadi ideologi dunia dengan pengikutnya sendiri-sendiri. Ideologi Islam dengan pemahaman hidup, diciptakan oleh Allah Swt. dan manusia harus mengikuti ajaran agamanaya dengan baik dalam seluruh aspek kehidupan. Sementara ideologi sekuler-kapitalisme yang banyak diikuti negara-negara Barat mengusung asas kebebasan. Setelah sistem Islam runtuh 1 abad yang lalu, sistem sekuler-kapitalislah yang berkuasa. Sekuler-kapitalisme terus mengadakan ekspansi budaya Barat ke seluruh dunia, termasuk negeri-negeri muslim sekalipun. Nyaris, muslim saat ini mengalami kehilangan jati diri.
Pertikaian palestina vs zionis Israel tak bisa dipisahkan dengan kepentingan ideologi dunia. Perang di Gaza bisa menjadi simbol peperangan Islam dan peradaban Barat. Sebagaimana disampaikan oleh seorang pemikir seorang pemikir dan aktivis Dakwah Islam Ideologis dari Timur Tengah, Syekh Ahmad Al-Qoshos menyampaikan bahwa perang di Gaza bukan perang biasa, melainkan perang peradaban antara peradaban Islam dan peradaban Barat yang merepresentasikan kekufuran dan penindasan kepada manusia.
Jadi, tidak ada yang bisa mengeluarkan persoalan palestina atau negeri-negeri muslim lain yang tertindas kecuali dengan kekuatan Islam. Tidak mungkin kaum muslim akan bergantung, minta peradilan, dan solusi kepada pihak lawan (yaitu Barat). Karena Barat mempunyai kepentingan besar atas baratisasi peradapan dunia.
Tamparan keras kepada kaum muslim untuk peduli pada saudaranya dan pada agamanya saat ini. Karena muslim sekarang meskipun banyak tapi seperti buih-buih di lautan. Mereka lemah dan tak bermakna. Keadaan itu akan terus dikondisikan oleh asing. Semoga kita bukan orang yang berpangku-tangan, melainkan terus menyampaikan kebenaran. Kaum muslim harus terus bersatu menjadi kekuatan yang bermakna, terus bersatu bersama kaum muslim di bawah petunjuk Allah Swt. dan panji Islam.
Semoga kita tidak akan lalai karena segala kemudahan dan kemilaunya dunia yang itu hanya sesaat saja. Karena jika Islam tidak bersatu maka gambaran Islam seperti saat ini. Saat ini, umat Islam tidak lagi menjadi satu kekuatan tubuh yang bisa menolong saudaranya. Baik saudaranya menghadapi persoalan kecil maupun besar.
Penjajahan Barat tidak hanya penjajahan fisik seperti di Palestina. Harus disadari sepenuhnya, negeri yang tidak dijajah secara fisik juga kebagian jatah berupa penjajahan politik Barat diiringi dengan penjajanan ekonomi melalui kerja sama dengan pihak Barat. Tak heran jika pengangguran dan kemiskinan banyak terjadi di negeri-negeri muslim termasuk di negeri kita.
Belum lagi penjajah pemikiran dan buaya barat yang telah merusak pemikiran umat muslim dan menyeret para generasi pada masalah-masalah hidup yang tak berkesudahan. Maka sungguh hanya kembali pada Islam dunia ini aman, nyaman dan sejahtera sebagai negeri baldatun thoyyibatun wa robbun ghofur.