Muda Minim Visi

Suni Abdul Salam
Bangkalan, Madura, Jawa Timur

Entah apa yang ada dalam benak pemuda saat ini hanya sekadar untuk menjaga gengsi, eksistensi, dan harga diri. Seakan pemuda harus membuat keributan seperti tawura di Neglasari, Tangerang, yang meresahkan masyarakat atau membuat sensasi dengan menghentikan truk secara paksa di pintu keluar tol demi konten hingga meregang nyawa. Ini hanya segelintir dari kasus terbaru pada pemuda akhir-akhir ini. Haruskah eksistensi dan Gengsi dibeli dengan keributan, kerusakan, bahkan hilangnya nyawa?

Sejatinya, setiap keputusan bergantung pada visi yang mengejawantah menjadi standar dalam menjalani kehidupan. Sayang, visi hidup sebagian besar pemuda sangat minim sehingga mereka mudah terombang-ambing terjebak pada standar-standar semu buatan manusia yang berubah-ubah. Alhasil, mereka bingung untuk menentukan tujuan hidup dan cara untuk mewujudkan tujuan. Sistem yang memfasilitasi tumbuhnya jiwa-jiwa bebas yang labil, mengukur segala sesuatu dengan materi, alhasil menghalalkan segala cara untuk eksis.

 

Butuh aturan yang jelas mulai dari aspek pendidikan, sistem sosial, sistem sanksi yang adil dan menjerakan yang secara fitrah mampu menenangkan jiwa pemuda yang bergejolak. Tetapi itu tidak akan mampu diwujudkan oleh sistem bisa diwujudkan melalui sistem yang memisahkan antara kehidupan dan agama, memisahkan Pencipta dan ciptaan-Nya.

 

 

Dibaca

Loading

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Konsultasi