Menyoal Sepak Bola Berbuah Petaka

Oleh. Elsa
(Padas Ngawi, Jawa Timur)

Sangat disayangkan, berberapa waktu lalu pertandingan sepak bola menjadi musibah yang menelan banyak nyawa. Padahal, sepak bola merupakan salah satu olahraga yang banyak digemari oleh masyarakat Indonesia.

Kejadian berawal dari beberapa penonton yang turun ke lapangan dan bermaksud memberi support kepada pemain yang kalah berlaga, namun dilarang oleh polisi. Lalu, polisi menembakkan gas air mata ke tribun penonton. Maka, kericuhan pun tak terelakkan hingga nyawa berjatuhan.

Sejatinya gas air mata sendiri dilarang digunakan oleh FIFA. Namun faktanya, aparat masih tetap menggunakannya sebagai senjata untuk menghalau kerusuhan. Hal tersebut menunjukkan tindakan represif dari aparat dalam menghapi kerusuhan.

Di sisi lain, fanatisme golongan juga masih kental dalam diri penonton. Sehingga ketika klub bola mereka mengalami kekalahan, rasa marah dan benci terhadap lawan masih mudah terpancing. Mereka rela membuat onar terhadap lawan, padahal nyawa menjadi taruhan.

Maka, sudah seharusnya hal tersebut diusut tuntas sampai ke akarnya. Mulai dari penyelenggara, aparat, serta supporter yang tidak sesuai aturan, dll. Selain itu, juga harus ditanamkan dalam diri para supporter agar tidak fanatisme golongan, sehingga bisa lapang dada ketika mengalami kekalahan. Apalagi dalam Islam, fanatisme terhadap golongan tidak dibenarkan. Sebab seharusnya cinta dan benci harus karena Allah, bukan karena makhluk.

Negara juga harus bertanggung jawab penuh, dengan menyiapkan aparat yang mengemban amanah dan menjalankannya sesuai dengan aturan dan hukum yang berlaku. Aparat juga tidak boleh bertindak semena-mena, sebab sejatinya mereka adalah penjaga masyarakat.

 

 

Dibaca

 74 total views,  2 views today

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Konsultasi