Oleh. Lia khusnul khotimah
(Apoteker)
Peringatan Hari Pengentasan Kemiskinan Internasional yang jatuh pada 17 Oktober seharusnya menjadi momen refleksi mendalam mengenai keadaan dunia saat ini. Di mana kemiskinan masih menjadi masalah yang mengakar. Di tengah kemajuan teknologi dan globalisasi, sistem kapitalisme justru memperlebar jurang antara yang kaya dan yang miskin. Oleh karena itu, penting untuk menganalisis dampak negatif kapitalisme terhadap masyarakat dan menawarkan solusi berbasis prinsip-prinsip Islam yang lebih berkeadilan.
Sistem kapitalisme berfokus pada akumulasi kekayaan yang sering kali menyebabkan konsentrasi kekayaan di tangan segelintir orang. Menurut laporan Global Wealth Report, lebih dari 80% kekayaan dunia dimiliki oleh 1% populasi. Kesenjangan ekonomi yang meningkat ini menciptakan ketidakadilan yang semakin mendalam, di mana masyarakat miskin merasa terpinggirkan dan tidak memiliki akses terhadap sumber daya yang memadai untuk memperbaiki taraf hidup mereka. Hal ini menimbulkan perasaan putus asa di kalangan mereka yang berjuang setiap hari untuk memenuhi kebutuhan dasar.
Lebih jauh lagi, kapitalisme cenderung mengabaikan kesejahteraan sosial. Perusahaan-perusahaan, dalam usaha untuk memaksimalkan keuntungan, sering kali mengurangi biaya yang berdampak pada aspek kesehatan dan pendidikan. Akibatnya, masyarakat, terutama mereka yang kurang mampu, terpaksa berjuang sendirian. Ketidakmampuan mereka untuk mengakses layanan kesehatan yang memadai dan pendidikan berkualitas hanya memperparah kondisi kemiskinan yang mereka alami.
Di sisi lain, eksploitasi sumber daya alam yang dilakukan tanpa mempertimbangkan dampak jangka panjang juga berdampak buruk bagi lingkungan. Komunitas lokal yang bergantung pada sumber daya tersebut sering kali harus menanggung beban dari dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh aktivitas perusahaan besar. Ketidakadilan ini semakin menggerus harapan mereka untuk keluar dari kemiskinan.
Melihat dampak negatif yang ditimbulkan oleh sistem kapitalisme, penting untuk mencari solusi alternatif yang lebih efektif dan berkelanjutan. Islam menawarkan sistem ekonomi yang lebih adil dan berorientasi pada keadilan sosial. Dalam konteks ini, redistribusi kekayaan menjadi salah satu prinsip dasar. Mekanisme zakat, sedekah, dan wakaf berfungsi untuk mendukung yang kurang mampu dan mengurangi kesenjangan ekonomi. Dengan cara ini, kekayaan tidak hanya terkumpul di tangan segelintir orang, tetapi juga dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat.
Zakat, sebagai kewajiban bagi setiap muslim yang memenuhi syarat, berperan penting dalam pengurangan kemiskinan. Setiap individu diwajibkan untuk membayar zakat yang dapat dialokasikan untuk membantu mereka yang membutuhkan. Selain itu, wakaf juga berperan sangat penting bagi terakses nya kebutuhan masyarakat. Apakah itu berupa pendidikan, ibadah dan yang lainnya. Tentu memberikan dampak langsung bagi masyarakat. Dengan demikian, redistribusi kekayaan dapat tercapai secara lebih merata.
Peran negara dalam sistem ekonomi Islam juga sangat penting. Negara berfungsi sebagai ra’a’in (pengurus) yang bertanggung jawab untuk memastikan kesejahteraan rakyat. Kebijakan sosial harus mencakup program jaminan sosial, akses pendidikan, dan layanan kesehatan bagi kelompok rentan. Melibatkan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan akan membantu pemerintah merumuskan kebijakan yang lebih responsif terhadap kebutuhan rakyat, sehingga menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan sosial dan ekonomi.
Pendidikan merupakan kunci untuk memutus rantai kemiskinan. Dalam Islam, pendidikan dianggap sangat penting dan harus diakses oleh semua individu, tanpa memandang gender. Program pendidikan yang inklusif serta pelatihan keterampilan akan memberdayakan individu untuk mandiri dan keluar dari kemiskinan. Pendidikan yang baik tidak hanya memberikan pengetahuan, tetapi juga membuka peluang untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik, sehingga dapat mengangkat taraf hidup keluarga dan komunitas.
Pengentasan Kemiskinan Internasional seharusnya menjadi panggilan untuk mengatasi akar penyebab kemiskinan yang semakin mendalam akibat sistem kapitalisme. Dengan menerapkan prinsip-prinsip Islam yang menekankan pada keadilan, redistribusi kekayaan, dan pemberdayaan masyarakat, kita dapat menciptakan sistem yang lebih adil dan berkelanjutan. Islam menyediakan kerangka kerja komprehensif untuk mencapai kesejahteraan yang merata bagi semua, tanpa kecuali.
Saatnya kita beralih dari pendekatan yang hanya menguntungkan segelintir orang ke sistem yang memberikan manfaat bagi seluruh masyarakat. Dengan semangat saling membantu dan mengedepankan keadilan, kita dapat membangun masa depan yang lebih baik bagi semua, terlepas dari latar belakang ekonomi mereka. Dalam menghadapi tantangan globalisasi dan ketidakadilan sosial, prinsip-prinsip Islam dapat menjadi panduan yang efektif untuk menciptakan dunia yang lebih adil dan berkelanjutan. Momen peringatan ini seharusnya menjadi titik awal untuk mengubah paradigma dan mengimplementasikan solusi yang nyata demi kesejahteraan umat manusia. Dengan bersatu, kita dapat mengatasi kemiskinan dan menciptakan masyarakat yang lebih sejahtera.