Oleh. Silmi Atikah
(Pemuda Peduli Negeri)
Angka pengangguran memuncak. Diansir dari Data Moneter Internasional (IMF), yakni tepat di angka 5,2 % tertinggi di ASEAN. Menggemparkan, padahal baru bulan Juli kemarin dilansir dari databoks bahwa angka pengangguran turun sebanyak 72 orang.
Naiknya pengangguran di Indonesia adalah cerminan dari kesalahan pengelolaan SDM yang di Indonesia. Bagaimana negara harusnya membuka banyak lowongan kerja bagi rakyatnya. Harusnya ini menjadi evaluasi negara bagaimana merancang cara yang lebih efektif untuk menuntaskan problematika ini.
Karena satu-satunya kekuatan paling besar di Indonesia untuk menggerakkan roda perekonomian adalah negara. Satu-satunya institusi paling berkuasa tentunya negara. Negara yang dapat membuka lowongan pekerjaan secara besar-besaran bagi rakyatnya. Menjadi tidak masuk akal ketika negara gagal dalam mewujudkan kesejahteraan.
Selain perlu diperhatikan bahwa dalam segi geografisnya saja Indonesia adalah “Zamrud Khatulistiwa” yang di dalamnya mencakup berbagai unsur komponen SDA yang begitu melimpah.
Banyak sektor yang dapat dikuasai untuk mengelola potensi ini. Belum dengan berbagai jurnal inovasi dan berbagai temuan baru yang juga berpeluang menjadi job baru untuk masyarakat. Tak perlu sampai mengundang swasta asing ke dalam negeri jika negara benar-benar niat dalam memajukan negeri ini tentunya tidak akan lagi memasukkan TKA dalam negeri.
Perlu diperhatikan bahwa hakikat dari permasalahan ini tidak akan selesai jika sistem yang digunakan hari ini masih menggunakan sistem kapitalisme. Mengapa? Karena standar ekonomi hari ini masih berbasis buatan manusia. Yang mana seakurat apa pun rancangan yang dibuat oleh manusia untuk mengatur rakyat, tidak akan pernah murni dapat menjadi aturan yang paling adil.
Maka dari itu, aturan yang ada untuk mengatur manusia haruslah berasal dari wahyu, bukan dari akal. Mengapa? karena masalah kehidupan muncul dari jauhnya manusia dari hakikat ia diciptakan, jauh bahkan lepas dari aturan Penciptanya. Wallahualam bisawab.