Menjadi Wanita Merdeka Hakiki

Oleh. Ahsani Annajma

Di masa kini, wanita memiliki banyak kebebasan untuk menentukan hidupnya. Bebas melakukan dan menjadi apapun.Faktanya di lapangan, sebagian wanita lebih khawatir tidak bisa bekerja daripada tidak memasak dan tidak bisa mengurusi rumahnya,duh apalagi ngurus anak, kalau bisa anak mah di titipin nenek dan mbaknya ajah deh, upss, ngeri kan?

Apalagi stereotip tentang wanita karir itu lebih keren dan lebih maju dibanding ibu rumah tangga. Namun apakah benar kebebasan seperti itu yang sebenarnya para wanita inginkan?Juga apakah kebebasan inikah yang disebut merdeka hakiki?

Bicara tentang wanita dan kemerdekaan, momen ini berkaitan dengan peringatan setiap tanggal 17 Agustus, yang kental dengan peringatan hari kemerdekaan. Pertanyaannya, apakah kita telah merasakan benar- benar merdeka?Silakan jawab masing-masing

Jika benar sudah merdeka, mengapa kenaikan harga bahan pangan terus terjadi hingga membuat rakyat menjerit? Telur yang merupakan makanan pokok favorit sejuta umat harganya tembus hingga Rp 30.000/kg. Rakyat kecil harus kembali menggigit jari,belum kering air mata rakyat akibat kenaikan harga telur, kini rakyat tambah pusing dan tercekik dengan rencana kenaikan BBM bersubsidi.

Satu fakta lagi yang menambah rentetan bukti bahwa rakyat ini belum sepenuhnya merdeka yakni betapa banyak hari ini seorang wanita yang bukan hanya menjadi tulang rusuk, tetapi merangkap menjadi tulang punggung.Beban mereka jadi double, bahkan tripple karena mereka harus mengurus dan membesarkan anak-anak mereka jua. Miris ya?

Wanita dan Nestapa

Sebagai manusia, wabilkhusus seorang wanita, realitasnya hari ini nasib wanita sungguh nestapa. Mengapa?Wanita yang merupakan bagian pengisi peradaban suatu negeri bahkan tak luput dari penjajahan gaya baru.Kapitalis menjadikan wanita sebagai objek yang bisa dimanfaatkan.

Wanita dijadikan sebagai lumbung komersial, target baru produk kapitalis yang sangat menjanjikan. Model, sales promotion girl, public relation hingga profesi pelobi hampir senantiasa berada di pundak kaum wanita.

Bukankah banyak kita temui di setiap iklan atau penawaran apapun ikonnya selalu memakai wanita? Mengapa? Karena Allah menciptakan wanita dengan seluruh bentuknya memang sebagai mahluk yang menawan.

Dari ujung kaki hingga kepala, semuanya menarik. Sayangnya, pada hari ini, mereka jadi umpan dalam mendatangkan pundi-pundi rupiah. Tanpa disadari wanita menjadi target ekslpoitasi demi keuntungan para kapitalis penjajah.Tubuh wanita dijadikan magnet penarik konsumen dan tenaganya dijadikan sebagai buruh yang cekatan namun dibayar dengan upah yang minimal.

Di satu sisi, wanita malah terjebak dengan istilah merdeka dalam pengaruh feminisme. mereka tergiur dengan iming-iming kesetaraan gender, mereka merasa bebas menentukan pilihan hidupnya tanpa ada pengekangan dari mana pun.

Ironi, kesetaraan gender yang katanya melindungi wanita dan kehormatanya, namun kasus demi kasus terus menimpa wanita. Dari kekerasan seksual, prostitusi, dan pencabulan yang tidak hanya menimpa wanita dewasa namun juga di alami oleh anak-anak. Inilah akibat dari pemikiran dualis kaum feminis yang menyesatkan.

Jika kita tengok pada aset generasi negara ini, fenomena Citayam Fashion Week (CFW) mengarak muda mudi kebablasan berekspresi, atas nama kreativitas, kaula muda dibiarkan bebas tanpa natas

Pada kasus yang sama, menimpa pada anak berusia dibawah umur, Farel Prayoga begitu luwes menyanyikan lagu campur sari khas Jawa yang bertema cinta, dan malah mendapat honor menyanyi 50 juta, belum lagi saweran dari tamu undangan hingga mencapai ratusan juta rupiah.

Apresiasi dan pujian banjir, bak ketiban durian runtuh, ia juga diangkat menjadi Duta intelektual oleh Kementrian Hikum dan HAM am karena dinilai berprestasi dalam bidang seni budaya. Agak miris, jumlah penduduk Indonesia yang produktif sebesar 67,6% adalah penduduk yang kurang berkualitas.Ironi, aset negara berlimpah usia produktif justru tidak berkualitas. Mengapa? Tidak lain dan tidak bukan salah satunya adalah ibu yang tidak memaksimalkan peran.

Merdeka Bagi Wanita Seperti Apa?

Teriak-teriak merdeka, namun tak paham makna merdeka yang sesungguhnya, itulah bangsa kita. Terlalu cepat mengklaim merdeka namun berbagai permasalahan di negerinya terus mendera dan belum menemukan titik terang.

Menurut KBBI, merdeka itu adalah bebas. Negeri yang merdeka adalah negeri yang bebas dari penjajahan bangsa lain.Kemerdekaan hakiki adalah saat manusia bebas dari segala bentuk penjajahan, eksploitasi dan penghambaan kepada sesama manusia.Begitu pula dengan makna manusia yang merdeka adalah manusia yang bebas melakukan kehendaknya sendiri, bukan kehendak orang lain apalagi dibawah intimidasi, tapi juga merdeka dari paksaan pemikiran dan ideologi buatan manusia. Mewujudkan kemerdekaan hakiki itu merupakan misi dari Islam.Sebagai seorang muslim, seorang ibu dikatakan merdeka apabila sebagai sang ibu bebas mengekspresikan fitrahnya sebagai wanita.

Hal yang harus disadari sesadar-sadarnya, kemerdekaan itu sebenarnya kondisi subyektif, bukan obyektif. Tiap orang atau bangsa lain bisa memaknai kemerdekaan secara berbeda. Ada orang yang meski negerinya terjajah secara fisik, tapi ia merasa merdeka. Juga sebaliknya, ada orang yang merasa negerinya merdeka tapi mereka merasa masih terjajah.

Islam Dan Wanita

“Wanita adalah tiang negara. Jika baik wanitanya maka akan baik pula negaranya, akan tetapi jika wanitanya buruk, maka buruk pula negaranya.”

Hal ini dikarenakan peranannya yang begitu penting.Dari rahimnya akan lahir generasi penerus. Melalui tangannya akan terdidik generasi lurus, yang kelak akan menyebarkan kalimat-kalimat Allah di seluruh penjuru dunia. Oleh karena itulah, bagi islam, kedudukan wanita sangat dimuliakan dan sangat dijaga keberadaannya.

Pada zaman sebelum datangnya Islam, keadaan wanita saat itu sangatlah memprihatinkan. Sebab wanita pada waktu itu dipandang hina, lemah, derajatnya selalu di bawah laki-laki dan dianggap sebagai masyarakat kelas kedua.

Wanita tidak lebih daripada sekedar pemuas syahwat belaka yang sewaktu-waktu bisa didatangi dan ditinggalkan kapan saja. Dahulu, apabila terdengar kelahiran seorang anak wanita maka seketika wajah suami mereka berubah menjadi merah padam, kemudian dikubur hidup-hidup. Pertanda bahwa kelahiran wanita adalah sebuah kehinaan pada zamannya.

Ketika Islam datang, segala bentuk penindasan dan ketidakadilan dihapuskan, meskipun banyak yang menentang Islam dan keberadaan Nabi Muhammad SAW pada waktu itu. Walhasil sebagian wanita banyak yang berbondong-bondong masuk Islam dan mempelajarinya hingga Allah memuliakan mereka.

Justru, kehadiran Islamlah yang membuat manusia “merdeka” dari kejahiliyahan orang orang Quraisy dahulu . Justru Islamlah yang mengangkat harkat dan martabat wanita dengan kedudukan yang mulia.

Karena Islam diturunkan oleh Allah SWT untuk menghilangkan segala bentuk penjajahan, eksploitasi, penindasan, kezaliman dan penghambaan terhadap manusia oleh manusia lainnya secara umum, Masya Allah.

Termasuk wanita, menjadi bagian dari penciptaan hamba yang memiliki peranan penting dalam terwujudnya kehidupan yang merdeka yaitu dengan menjadikan dirinya bebas. Bebas dari apa?

Yang pertama, bebas dari eksploitasi atas dirinya, tubuh dan tenaganya yang tercurah hanya untuk materi dan eksistensi.

Kedua, menjauhkannya dari racun-racun feminis, serta melindunginya dari bergentayangannya para predator seks , yang selalui menghantuinya di setiap sudut kehidupannya. Sebagaimana yang dikatakan para jahiliah dahulu, wanita adalah pemuas syahwat.

Ketiga, bebas terjerat dari kungkungan kehidupan kapitalis yang menjebak mereka menjadi tulang “punggung”

Wanita Hebat Pencetak Generasi Hebat

Dalam pandangan Islam, wanita adalah pusat peradaban. Kaum wanita memegang peranan penting dam mempertahankan keluarga dan sekaligus identitas Islam masyarakat muslim.

Masyarakat yg sehat dapat dicapai jika kaum muslimahnya sadar, di mana posisinya yang tepat dan kembali meraih posisi itu. Apa peran utama seorang wanita itu? Islam mengajarkan bahwa osisi utama wanita ialah sebagai pendidik generasi masa depan. Ibu yang cerdas, beriman dan sadar akan tugas utamanya, akan melahirkan generasi -generasi yang kuat, pejuang, tangguh, yang akan memperbaiki kondisi umat yang sakit.

Berbeda dengan di Barat, wujud dan peran utama wanita telah dihancurkan. Akibatnya yang terjadi adalah penyakit sosial dan kejahatan merajalela.

Padahal kezaliman paling buruk adalah rusaknya moral dan integritas wanita. Mengapa? Rusaknya wanita akan menjalar ke seluruh sendi sosial masyarakat.
Ala kulli hal, penerapan sistem sekuler hari ini tidak dimungkiri telah membuat para ibu , selain turut memikul beban para suami, juga harus memikul tanggung jawab besar yang sejatinya menjadi tanggung jawab negara atau penguasa.

Oleh sebab itu, sudah saatnya sistem rusak ini diganti dengan sistem ideal. yang berasal dari Allah Taala, yakni sistem Islam (Khilafah). Sepanjang 13 abad, sistem ini terbukti telah menempatkan para ibu dalam posisi tinggi karena berhasil mencetak anak-anak peradaban cemerlang yang sejarahnya tertulis dengan tinta emas, bahkan menjadi penerang bangsa Eropa di abad kegelapan, Masya Allah.

Dibaca

Loading

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Konsultasi