Mempertanyakan Kemiskinan Papua

Arum
(Komunitas Menulis Setajam Pena)
Padas Ngawi, Jawa Timur

Provinsi Papua merupakan provinsi paling timur di Republik Indonesia dan merupakan daerah yang relatif belum banyak dirambah oleh aktivitas manusia dibanding daerah lain di Indonesia. Papua kaya akan sumber daya alam. Hal ini merupakan bekal utama daerah ini untuk berkembang. Tanahnya yang luas dipenuhi oleh hutan, laut, dan keanekaragaman biota dan berjuta-juta tanahnya yang cocok untuk tanah pertanian.

Akan tetapi, kemiskinan di Papua masih ternganga di depan mata. Meskipun secara data, kemiskinan di Papua diklaim turun berdasarkan peningkatan IPM dan menurunnya tingkat kemiskinan. Secara angka, memang tampak penurunan dari 28,17 persen di Maret 2010 di menjadi 26,56 persen di 2022.

Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Theofransus Litaay menyebut dalam kurun waktu 10 tahun prioritas pembangunan Papua yang dilakukan Presiden Joko Widodo “banyak membawa perubahan dan keberhasilan” di masyarakat paling Timur Indonesia itu. Yaitu pembangunan secara objektif di Papua banyak peningkatan dari aspek Indeks Pembangunan Manusia (IPM), penurunan angka kemiskinan, dan meningkatnya angka harapan hidup (11/6).

Namun sejatinya, penurunan itu masih menyisakan PR besar, mengingat penurunan tersebut terjadi dalam waktu 10 tahun. Apalagi faktanya, banyak sumber daya alam yang ada di Papua seolah tak berpengaruh drastis pada kehidupan masyarakatnya. Maka, wajar jika masyarakat umum mempertanyakan kenapa di wilayah yang kaya SDA, rakyatnya masih jauh dari sejahtera?

Sistem ekonomi kapitalisme yang diterapkan di negeri ini membuat Papua tertinggal jauh dan perubahan berjalan lamban. Dari beberapa pihak menyampaikan karena sulitnya akses sehingga pengaruh pada pertumbuhan ekonomi rakyat Papua. Kesulitan kejangkauan ini menjadikan rakyat sulit mendapatkan gizi yang cukup. Belum lagi kondisi saat ini yang memang bahan baku makanan naik drastis, rakyat tidak mampu beli.

Sejatinya, kesejahteraan Papua akan mudah dan cepat diwujudkan bila pengaturannya menggunakan sistem ekonomi dan politik Islam. SDA tidak akan dikuasai asing dan pembangunan di Papua pun mendapatkan prioritas yang sama dengan daerah lain. Sehingga, mampu menjadikan rakyat terpenuhi gizi yang menjadikan anak-anak cerdas dan maju dalam segala hal karena Papua mampu untuk jadi wilayah yang berkembang.

 

 

Dibaca

Loading

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Konsultasi