Memperkokoh Keimanan Remaja Muslim

Oleh. Rika Rizana, S.E.

Baru-baru ini, ada rekaman suara siswa MTS di Ponpes wilayah Cibeureum, Kota Sukabumi, rekaman suara diunggah di WA-nya. Dia mengatakan pernah mabuk bersama Nabi Muhammad saw. Dia juga menuturkan sebagai adik Dajal dan mengadakan pesta dengan 25 Nabi sampai menanyakan bagaimana cara untuk masuk agama Konghucu (detikjabar, 6/6/2023).

Walaupun hanya sekadar candaan saja, hal ini bisa termasuk dalam pelecehan terhadap keimanan kaum muslim. Karena, akidah atau keimanan bukanlah hal yang layak untuk dibuat bercanda. Bahkan, sebelumnya ada artis atau aktor termasuk seorang komika yang juga menjadikan agama sebagai bahan candaan demi materi dan karier.

Apabila remaja yang notabenenya pelajar muslim yang sedang menuntut ilmu di sebuah pondok pesantren melakukan hal yang demikian, tentu ada sesuatu yang salah dengan cara dia berpikir dan bersikap. Hal ini tidak mengherankan, disebabkan sistem yang diatur di negeri ini adalah sistem/aturan yang tidak islami, lahir dari cara berpikir yang memisahkan agama dari kehidupan (sekuler).

Hal ini hadir dari cara pandang yang menganaktirikan agama. Sehingga, di dalam kehidupan sehari-hari meniadakan kehadiran agama di dalam kehidupannya. Cara berpikir dan bersikap yang serba bebas atau semaunya, asal dia senang. Inilah yang ditunjukkan remaja sekarang, termasuk dalam hal bercanda. Apa jadinya bila hal demikian menular pada remaja muslim lainnya?

Hal ini menunjukkkan kecintaan pada agama sendiri sudah mulai memudar. Bahkan, secara tidak sadar sudah menganut cara berpikir dan bersikap ala sekuler liberal. Naudzubillahi minzalik.

Pentingnya Penanaman Akidah atau Keimanan Remaja Muslim

Memberikan pemahaman akidah atau keimanan Islam sudah harus sejak dini, mulai dari ketika ibunya mengandung sampai sang anak dilahirkan di muka bumi ini. Pada usia dini, anak sudah dikenalkan dengan Pencipta, Nabi, dan agamanya. Sehingga yang muncul pada diri anak tersebut adalah benar-benar kecintaan yang amat sangat mendalam kepada Pencipta, Nabi, dan agamanya.

Bila rasa cinta ini sudah muncul dari pemahaman si anak, maka tidak akan terbersit sedikit pun di dalam benaknya menjadikan agama/nabinya sebagai bahan candaan. Mereka akan menjadi remaja yang solih dan solihah. Anak akn benar-benar bertakwa, bahkan menjadi pembela terdepan terhadap agamanya dan nabinya.

Allah Swt. berfirman,“Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya’qub. (Ibrahim berkata), ‘Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam.’” (QS Al-Baqarah: 132).

Penanaman akidah harus setiap hari dilakukan kepada anak. Dalam setiap ada kesempatan, orang tua mengingatkan akan keimanan kepada Islam dan ini adalah di antara yang selalu dihadirkan dalam perbincangan keluarga serta diaplikasikan dalam kehidupan sehari hari. Juga adanya teladan dari keluarganya yaitu ayah dan ibunya terhadap agamanya, sehingga dapat dicontoh dengan baik oleh anak.

Memperkokoh Keimanan Remaja melalui Pembinaan Akidah Remaja Muslim

Belajar Islam tidak cukup hanya satu kali dalam seminggu di mata pelajaran agama. Karena, Islam adalah agama yang sempurna yang mengatur segala aspek kehidupan dari bangun tidur sampai tidur kembali. Dari masalah individu sampai masalah Negara. Semua itu dicontohkan oleh Baginda Rasulullah Muhammad saw. Maka, perlunya pembinaan akidah remaja di luar lembaga pendidikan. Kondisi sistem pendidikan di negeri saat ini kurang mendukung untuk memperkokoh akidah remaja Muslim.

Di sinilah terbukti sangat penting adanya forum pembinaan atau kajian keislaman bagi remaja muslim di luar aktivitas lembaga sekolahnya. Forum yang akan memahamkan remaja tentang Islam secara keseluruhan, baik akidah maupun syariat Islam. Wadah yang tidak sekadar mentransfer ilmu pengetahuan kepada remaja. Namun, pribadi remaja muslim dibentuk dan dibina sesuai dengan akidah dan syariat Islam hingga dia menjadi remaja yang berkepribadian Islam. Pola pikir dan pola sikapnya adalah wujud dari ketakwaan dan kesalihannya sebagai seorang muslim.

Butuh Tatanan Kehidupan Berlandaskan Akidah Islam

Selain itu, butuh tatanan kehidupan yang baik, hal ini hanya ada pada tatanan kehidupan berlandaskan akidah Islam. Tidak bisa berharap pada aturan sekuler yang mengatur kehidupan kita saat ini. Justru akan menjauhkan kita dari agama kita. Membiaskan cara berpikir dan cara kita bersikap. Mengaku muslim, tetapi pribadinya jauh dari tuntunan Islam.

Maka, penting untuk menghadirkan sistem kehidupan yang berlandaskan akidah Islam. Agar para remaja, calon pemimpin peradaban di negeri ini terselamatkan dari pribadi-pribadi yang bertentangan dengan agamanya. Dia tidak akan mempermainkan agamanya, apalagi memperolok-olok demi kepuasan pribadi atau yang lainnya.

Ketika remaja muslim berada di dalam perlindungan negara, maka setiap anak ketika mendapatkan serangan akidah lain dengan segala turunannya yang menyesatkan dan menyengsarakan hidup manusia. Maka negaralah yang akan menjadi pelindungnya. Negara yang berlandaskan akidah Islam tidak hanya melindungi, juga akan membina kaum muslim sehingga mereka semua akan paham akidah dan syariat Islam. Kemudian Media yang ada oleh negara hanya akan menghadirkan tayangan dan informasi yang akan menguatkan akidah dan mencerdaskan umat termasuk remaja Islam.

Negara yang menerapkan aturan Islam secara kaffah yang dicontohkan Rasulullah saw. yang seharusnya kita contoh. Sudah pernah berlangsung selama 1300 tahun penerapan aturan Islam kaffah dalam naungan Daulah Islam.

Akan kita temui pada masa itu, remaja dan para pemudanya yang cinta akan agamanya. Menjadikan hidupnya semata-mata untuk Allah Sang Pencipta. Mereka menjadi pembela terdepan akan agamanya seperti Ali bin Abi Thalib, Mush’ab bin Umair, Muhammad Al Fatih, dan lainnya.

Dibaca

Loading

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Konsultasi