Memaknai Sebuah Perbedaan

Oleh. Fitriyah Permata

Hari raya adalah hari yang agung dan menggembirakan bagi kaum muslim. Allah menganugerahi dua hari raya, yaitu Idulfitri dan Iduladha. Hari raya untuk merayakan kemenangan dari sebuah perjuangan, perjuangan puasa Ramadan dan perjuangan ibadah haji.

Namun, kedua hari raya itu terkadang kebahagiaannya menjadi kurang sempurna, karena hampir sering terjadi perbedaan dalam penentuan 1 Syawal dan 10 Zulhijah di banyak negeri kaum muslim. Memang benar, setiap perbedaan itu masing-masing ada dalilnya. Perbedaan juga bukan hal aneh dalam Islam.

Namun, bagaimana pun juga, perbedaan itu tetaplah menjadi sebuah hal yang menciptakan sedikit retakan dalam tubuh kaum muslim. Sebab, setiap yang mengambil suatu pendapat, akan merasa itu pendapat yang paling kuat dan benar. Sehingga, di antara keduanya saling memberikan argumen. Ini bukan tentang siapa yang paling benar menentukan hari? Ini tentang bagaimana persatuan kaum muslimin seluruh dunia?

Kita, umat Islam, memiliki sebuah sistem kalenderisasi sendiri, yaitu kalender Hijriah. Kalender yang disusun pada masa Khalifah Umar bin Khattab dan ditandai awal tahun Hijriah sejak hijrah Nabi dari Makkah ke Madinah. Atas kebutuhan urusan administrasi Daulah (Negara) Islam, maka pada zaman kekhalifahan Umar bin Khattab ra, kalender Hijriah ditetapkan secara resmi.
Kalender tersebut kemudian terus dipakai oleh kaum muslim hingga masa Kekhalifahan Turki Utsmani.

Jadi, sejak dahulu kaum muslim hanya menggunakan satu kalender, yaitu Hijriah berdasarkan perhitungan bulan, bukan matahari. Sebagaimana sabda Rasulullah, untuk menentukan masuk bulan baru maka harus melihat hilal, bukan terbit matahari.

Ketika seluruh kaum muslim menggunakan kalender Hijriah, maka di sanalah kemudian kaum muslim tak pernah berselisih pendapat tentang tanggal. Sebab, akan menjadi aneh jika dalam satu kelurahan ada yang tanggal 1 di hari Senin, lalu sebagian tanggal 1 di hari Selasa.

Pada masa Kekhilafahan Islam, kenapa perbedaan seperti itu tak mencuat, sebab ada satu komando, yaitu komando khalifah. Sebagaimana salah satu fungsi khalifah adalah menghilangkan perbedaan. Ketika Khalifah telah memberi komando, maka wajib bagi kaum muslim seluruh dunia untuk tunduk pada ketetapan itu, selama ketetapan tersebut berdasarkan hukum syarak.

Sedangkan hari ini, sejak runtuhnya Kekhilafahan Islam pada tahun 1924,maka kaum muslim tak lagi terbiasa menggunakan kalender Hijriah. Barat berhasil mebuat kalender yang berlaku di seluruh dunia adalah kalender Masehi, kalender hasil ciptaan tokoh Romawi, Julius Cesar dan Paus Gregorius XIII. Kalender itu berdasarkan matahari. Padahal, secara scientis, kalender tersebut dalam setahun tidak bisa tepat perhitungannya,ada selisih waktu yaitu 365, 25 hari. Sedangkan kalender Hijriah bisa tepat dalam setahun 354 atau 355 hari.
Maka, ini bukan tentang siapa paling benar dalam menentukan hari, tetapi ini tentang bagaimana kaum muslim agar tak lagi terombang-ambing dalam perbedaan.

Bagaimana kaum muslim bisa bersatu dalam satu kepemimpinan yang menyelesaikan perbedaan di antara kaum muslim. Bukan seperti hari ini, seolah perbedaan dan perselisihan itu terus dipelihara dan dipupuk, sehingga kaum muslim kian tersekat-sekat.

Betapa kaum muslim harus sadar akan akar permasalahan dari banyaknya perbedaan yang menjadi perdebatan di antara mereka adalah tak adanya Amirul Mukminin (pemimpin kaum muslim) yang dia memimpin kaum muslim dengan segala aturan Islam, menetapkan hukum dan kebijakan bagi urusan kaum muslim dengan syariat Allah, sebuah hukum dari Zat Yang Maha Adil dan Maha Bijaksana.

Ketika seluruh aturan itu diterapkan pada negeri kaum muslim, maka niscaya akan terwujud kehidupan yang harmoni dalam satu komando. Serta kembali menggunakan kalender Hijriah dalam kehidupan sehari-hari kaum muslim. Untuk itu, butuh sebuah perintah dari seorang pemimpin bagi seluruh kaum muslim di dunia.

Wallahu a’lam bishowab.

Dibaca

Loading

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Konsultasi