Kemunduran Demokrasi, Bukan Gen Z Solusinya

Oleh. Hilya Qurrata
(Kontributor MazayaPost.com)

Ada pandangan bahwa demokrasi Indonesia mengalami kemunduran. Oleh karena itu, ada harapan bahwa generasi muda, terutama mahasiswa, dapat berperan sebagai penggerak perubahan demokrasi. Ini dapat dicapai melalui perubahan dalam struktur partai politik yang mencakup perubahan dalam cara kader ditempatkan, dikaderisasi, dan didistribusikan.
Dilansir Bangkapos.com (18/9/2024), Profesor Asrinaldi menyatakan bahwa sebagai syarat partisipasi dalam sistem demokrasi, generasi muda atau Gen Z harus memperoleh pengetahuan politik yang diperlukan. Jika generasi Z tidak memperoleh pengetahuan politik yang diperlukan, akan sulit untuk mengharapkan perbaikan dalam sistem demokrasi.

Ketua APSIPOL Iding Rosyidin, yang berbicara tentang kemunduran demokrasi di Indonesia, berharap kaum muda, terutama mahasiswa, dapat berperan sebagai agen perubahan demokrasi. Iding Rosyidin menyebutkan bahwa salah satu cara untuk mengatasi kemunduran demokrasi adalah dengan melakukan reformasi di tubuh partai politik, yang melibatkan perubahan dalam cara rekrutmen, kaderisasi, dan distribusi kader. Pemerintah memberi solusi atas kemunduran demokrasi di Indonesia dengan terlibatnya gen Z terhadap politik terlebih mahasiswa, agar memiliki pengetahuan politik yang cukup untuk memperbaiki demokrasi Indonesia ke depan.

Pandangan ini salah karena faktanya politik demokrasi tidak memiliki korelasi dengan kualitas hidup masyarakat yang lebih baik. Ini adalah fakta yang menyebabkan para pemuda malas berpartisipasi dalam politik dalam konteks demokrasi, meskipun mereka tidak memiliki pemahaman yang mendalam tentang konsep dasar demokrasi. Selain itu, pragmatis berpikirlah yang menghalangi generasi muda dari politik demokrasi. Kemunduran demokrasi tidak terjadi ketika politik demokrasi menunjukkan banyak kerusakan. Mungkin lebih tepat untuk menggambarkan demokrasi sebagai sistem yang merusak, karena pemuda harus meninggalkannya.

Orang-orang muda di Indonesia harus terlibat dalam perubahan politik. Untuk alasan ini, pemuda membutuhkan partisipasi dalam partai politik untuk mengajarkan mereka cara memahami politik yang baik dan melakukan perubahan politik. Itu dengan memahami politik Islam dan perubahan politik menuju sistem Islam, bukan dengan mempertahankan demokrasi yang terbukti menantang.

Oleh karena itu, pemuda harus bergabung dengan partai politik yang tepat untuk meningkatkan kehidupan masyarakat dan negara. Sejak lama, upaya untuk menciptakan tata dunia baru yang berbeda dengan model politik demokrasi yang jelas telah gagal.

Untuk menjadi parpol yang benar, pemuda harus memahami kriteria berikut: mereka memiliki ideologi yang benar (Islam) dan menjadi ikatan yang menghimpun para anggotanya; mereka memiliki konsep politik yang dipilih untuk menjalankan perubahan (mengadopsi ide-ide politik tertentu); mereka memiliki metode langkah perubahan yang relevan dengan masalah sistem (metode perubahan yang teruji); dan mereka memiliki anggota yang memiliki kesadaran yang benar (bukan hanya karena ketokohan, kepakaran, atau jabatan). Negara Islam bertanggung jawab untuk memberikan pendidikan politik Islam kepada generasi muda atau Gen Z. Ini karena politik Islam adalah penting, dan generasi Z juga harus berpolitik sesuai dengan aturan Islam.

Dibaca

Loading

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Konsultasi