Kemiskinan Ekstrem di Sistem Kapitalisme

Oleh. Arum
(Komunitas Menulis Setajam Pena)

Kemiskinan yang sangat tinggi di Indonesia menjadi gagasan bagi penguasa untuk menindaklanjuti segera. Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa kondisi masyarakat saat ini semakin hari semakin mengenaskan dalam perihal kemiskinan. Miskin adalah suatu keadaan yang mana manusia tidak mampu mencukupi kebutuhan pokok mereka untuk dimakan sehari-hari. Sehingga kondisi ini menjadi perhatian pemerintah untuk mengadakan program pengentasan kemiskinan.

Dilansir dari CNN Indonesia (5/4/2023), Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa menyebut target pengentasan kemiskinan ekstrem nol pada 2024 diturunkan menjadi 2,5 persen. Untuk mencapai target nol, pemerintah perlu mengentaskan kemiskinan terhadap 5,6 juta orang pada 2024.

Suharso menyampaikan jika pakai angka US$2,15, maka target kemiskinan ekstrem itu yang sekarang ini ada di level 3,2 persen dan kami mungkin cenderung hanya bisa menurunkan ke 2,5 persen (pada 2024).

Atas dasar data di atas, maka perekonomian Indonesia wajib segera untuk dituntaskan. Mampukah di sistem kapitalisme saat ini yang memisahkan agama dari kehidupan menjadi dasar untuk melakukan program tersebut? Tentu jawabannya adalah tidak. Sebab sistem saat ini lebih mementingkan urusan pribadi untuk mendapat keuntungan yang sebanyak -banyaknya dalam kekuasaan mereka, sehingga nihil tercipta peningkatan kemiskinan sampe pada titik nol (0).

Penguasa saat ini tidak memikirkan urusan rakyat yang telah mewakilkan segala urusannya pada individu yang duduk di parlemen. Akan tetapi, mereka ketika sudah jadi penguasa lupa akan tugas utama untuk memberikan kesejahteraan pada rakyatnya. Ibarat peribahasa kacang lupa kulitnya. Justru pada sistem saat ini, para penguasa berusaha untuk mempertahankan kedudukan mereka demi meraup keuntungan yang sebesar-besarnya. Masihkah kita mempertahankan sistem yang dholim saat ini? Tentu tidak.

Islam jauh lebih baik memberikan pelayanan pada umat daripada sistem yang ada saat ini. Dalam Islam, setiap yang bernyawa berhak untuk mendapatkan penghidupan, berhak untuk mendapatkan kesejahteraan hidup yang sesuai dengan aturan Sang Pencipta manusia yaitu Allah Subhanahu wa Ta’ala. Penguasa dalam Islam senantiasa berkeliling untuk memberikan pelayanan, baik yang berupa makan sampai pada urusan kesejahteraan di segala bidang.

Untuk masalah makan, penguasa memberikan kemudahan bagi rakyatnya dengan subsidi yang cepat dan tepat. Juga dalam hal ketersediaan pangan selalu jadi prioritas yang utama dengan adanya pos-pos per daerah yang disediakan bagi rakyat. Fasilitas yang memadai untuk bisa tercapainya kesejahteraan melalui kemudahan mendapatkan sarana dan prasarana pertanian. Sehingga, sangat memungkinkan bagi rakyat untuk tercukupi kebutuhannya tersebut.

Juga dalam hal fasilitas bibit yang unggul akan menghasilkan panen yang terbaik untuk dirasakan rakyatnya. Betapa mulianya Islam dalam hal pengaturan kesejahteraan rakyat jadi hal utama. Sehingga yakin tercapai peningkatan kemiskinan dengan angka nol (0). Sebagaimana sabda Rasulullah saw, “Seorang pemimpin adalah junnah/perisai bagi umatnya.”

Sehingga, kecil kemungkinan terjadi kemiskinan karena senantiasa mengutamakan urusan rakyat di banding urusan pribadi.

Wallahu a’lam bi showab.

Dibaca

Loading

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Konsultasi