Kemajuan Teknologi AI Memicu PHK, Apa Solusinya?

Oleh. Adinda Khoirunnisa’
(Aktivis Muslimah)

Bayang-gayang PHK massal masih akan menghantui di tahun 2024. CNBCIndonesia.com memberitakan bahwa Perusahaan Survei Resume Builder memperkirakan pemutusan hubungan kerja (PHK) massal diperkirakan akan terjadi pada tahun 2024 (29/12/2023). Faktor penyebab PHK massal cukup beragam, salah satunya adalah kemajuan teknologi AI. Seorang ahli strategi karir Resume Builder, Julia Toothacre bahkan berpesan agar segera mempelajari cara memanfaatkan AI untuk bisa mendapatkan dan eksis dalam pekerjaan.

PHK tentu akan menjadikan kehidupan masyarakat kian susah. Kebutuhan hidup membutuhkan biaya agar bisa dipenuhi, mulai dari biaya pangan, sandang, papan, listrik, pendidikan, kesehatan dan lain sebagainya. Ketika negara abai terhadap masalah PHK berarti membiarkan masyarakat dalam kesengsaraannya sehingga PHK harus mendapatkan solusinya.

Jika kita perhatikan lebih dalam, semua itu adalah dampak sistem ekonomi kapitalisme yang diterapkan di dunia. Sistem ekonomi kapitalisme menggunakan orientasi hidup untuk mencari keuntungan semata, bahkan berpatokan pada prinsip mengeluarkan modal sekecil-kecilnya untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya. Di saat pertumbuhan ekonomi yang tidak menentu, pengusaha lebih mengutamakan keselamatan perusahaannya dan tidak peduli dengan nasib pekerja. Perusahaan lebih memilih menggeser peran manusia dengan kecanggihan teknologi untuk menekan biaya produksi yang kian meningkat.

Dalam kondisi seperti ini, negara justru berlepas tangan dalam melindungi rakyatnya. Pengelolaan sumber daya alam diserahkan pada pihak swasta bahkan asing, menjadikan negara tak mampu memberikan lapangan pekerjaan yang memadai bagi masyarakat. Investasi asing yang digadang-gadang akan mampu menciptakan lapangan pekerjaan nyatanya tak dapat menyerap tenaga kerja sepenuhnya. Bahkan adanya investasi disertai pekerja asing, makin menutup peluang kerja bagi rakyat.

Berbeda dengan sistem Islam yang memiliki konsep kepemilikan yang jelas. Dalam sistem Islam, Individu diberikan kebolehan memiliki harta kekayaan, tetapi perlu adanya pembatasan kepemilikan. Tujuannya demi menyelamatkan masyarakat dari keserakahan dan bahaya yang diakibatkan kebebasan kepemilikan individu sebagaimana yang diadopsi sistem ekonomi kapitalisme.

Penerapan ekonomi Islam menjadikan negara sepenuhnya mengelola sumber daya alam sehingga memiliki pendapatan yang bisa digunakan untuk pemenuhan pembiayaan negara. Bagi rakyat yang kesulitan mendapatkan pekerjaan bukan hal yang sulit bagi negara untuk mampu menyediakannya. Kurikulum pendidikan dirancang agar tercetak individu berkepribadian islam yang memiliki kemampuan sesuai dengan perkembangan teknologi. Penggunaan teknologi sendiri akan diarahkan hanya sebatas untuk mempermudah manusia dalam pekerjaannya. Bukan untuk menggantikan posisi manusia yang bisa berimbas pada terjadinya PHK.

Negara akan senantiasa berupaya melindungi rakyatnya. Sebagaimana dalam hadis Rasulullah saw., “Imam/khalifah itu laksana penggembala dan hanya dialah yang bertanggung jawab terhadap gembalaannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Sementara itu, seseorang yang terhalang untuk bekerja karena sakit, cacat, tua, atau lemah fisiknya, maka tidak akan dipaksakan untuk bekerja. Kebutuhan hidupnya menjadi tanggungan pihak yang telah diwajibkan menanggung nafkahnya semisal keluarga dan tetangga. Namun, apabila mereka tidak mampu menanggungnya, maka tanggung jawab dilimpahkan pada negara. Allah Swt. berfirman dalam surah Al-Ma’arij ayat 24-25 yang berbunyi:

“Orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu bagi orang (miskin) yang meminta dan orang tidak mempunyai apa-apa (yang tidak mau meminta).”

Hanya sistem Islam yang mampu memberikan kepastian hidup layak, berkeadilan, dan sejahtera yang berkesinambungan. Ideologi sekuler kapitalisme telah gagal mewujudkan kesejahteraan. Saatnya mengembalikan kembali kehidupan Islam, mengembalikan pengaturan kehidupan sesuai syariat Islam. Tidak hanya kesejahteraan, keadilan, dan keamanan yang terwujud, namun juga keberkahan yang akan tercurahkan sebagaimana Allah janjikan dalam surah Al-‘Araf ayat 96, ”Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi .…”

Wallahu a’lam bi showab.

Dibaca

Loading

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Konsultasi