Kekuatan Akidah Islam Kunci Kekuatan Negara


Oleh. Ummu Syahid
(Aktivis Dakwah Islam)

Menarik sekali ucapan Prabowo Subianto terkait Palestina pada debat capres beberapa minggu yang lalu (7/1/2024). Beliau mengatakan hal paling dasar untuk kekuatan nasional itu mesti ada kekuatan militer. Dan prabowo mencontohkan Gaza. “Tanpa kekuatan militer, sejarah peradaban manusia mengajarkan bahwa bangsa itu akan dilindas, seperti di Gaza sekarang ini; akan diambil kekayaannya; dan akan diusir dari tanah airnya. Tidak bisa tidak kita harus kuat, ” jelas prabowo (suara.com, 8/1/24).

Perkataan prabowo tersebut seolah-olah menunjukkan Gaza lemah karena tidak memupunyai kekuatan militer. Benarkah demikian? Sesungguhnya umat Islam di Gaza tidaklah lemah. Bahkan dunia menyaksikan betapa kuatnya masyarakat Gaza. Khususnya dari sisi keimanan, kesabaran, keteguhan dan ketegaran mereka.

Walaupun puluhan ribu umat Islam di Gaza telah gugur sebagai syahid. Kebanyakan kaum wanita dan anak-anak. Namun, hal itu tidak melemahkan mereka. Semua itu tidak menjadikan mereka berputus asa. Apalagi bertekuk lutut kepada Zionis Yahudi.

Di sisi lain, kekuatan militer milisi Gaza seperti Hamas dan Taufan Al-Aqsanya tidak bisa dipandang sebelah mata. Terbukti sampai saat ini, Zionis Yahudi tidak mampu menaklukan Gaza. Walaupun Zionis Yahudi mendapat bantuan dan dukungan dari AS, Inggris, dan Prancis, tetap tidak mampu mengalahkan para pejuang di Gaza. Bahkan serangan-serangan hamas telah menimbulkan dampak yang sangat dahsyat bagi eksistensi Zionis Yahudi. Akibat serangan-serangan Hamas, Zionis Yahudi mengalami kerugian luar biasa. Menurut salah satu sumber dari media Isra3l terkemuka, setelah 83 hari mereka melancarkan perang di Gaza, sebanyak 825 tank mereka hancur akibat dirudal oleh hamas. Perlawanan Hamas juga telah mengakibatkan kematian 8435 tentara Yahudi, 905 tentara Prancis, 1385 tentara AS, 79 tentara inggris, 48 tentara italia dan 62 orang tentara bayaran. Padahal Hamas tidak mendapat bantuan militer dari mana pun. Jadi, seharusnya kita paham siapa sejatinya yang lemah.

Lalu mengapa Zionis Yahudi tampak seolah-olah kuat? Entitas Yahudi tersebut seolah-olah kuat justru karena kelemahan dan diamnya para penguasa kaum muslim, terutama para penguasa Arab. Padahal secara militer, sejumlah negara di dunia Islam sesungguhnya jauh lebih kuat dari pada Zionis Yahudi. Berdasarkan situs Global Firepower, Pakistan, misalnya berada di urutan ke-7 di dunia untuk kekuatan militernya. Berikutnya, ada Turki di urutan ke-11. Indonesia di urutan ke-13. Di bawah Indonesia, ada Mesir yang berada di posisi ke-14. Negeri muslim peringkat berikutnya adalah Iran di posisi ke-17. Yang menarik, kekuatan Zionis Yahudi sendiri hanya menempati urutan ke-18 dari 145 negara di dunia (cnnindonesia.com, 4/12/2025).
Artinya, kekuatan militer Zionis Yahudi jauh di bawah negeri-negeri muslim. Namun faktanya, negeri-negeri muslim tampak lemah dan seolah tak berdaya membela dan membebaskan Palestina dari penjajahan dan penindasan Zionis Yahudi. Ini sekaligus meruntuhkan argumentasi bahwa negara dengan kekuatan militer yang kuat otomatis akan menjadi negara yang kuat.

Kekuatan Akidah/ Ideologi

Sesungguhnya rahasia kekuatan sebuah negara terletak pada ideologi (akidah)nya. Hal itu terbukti di dalam sejarah Islam. Daulah Islam yang dipimpin oleh Baginda Rasulullah saw. yaitu Madinah hanyalah sebuah negara kecil. Dibandingkan dengan negara adidaya saat itu, yakni Romawi dan Persia. Kekuatan militer Madinah tak sebanding dengan kekuatan militer Romawi dan Persia. Jangankan dibandingkan dengan kekuatan militer Persia dan Romawi. Dengan kekuatan militer bangsa Arab Quraisy pun, Madinah kalah jauh. Misalnya dalam perang badar, pasukan muslim hanya 314 tentara dengan senjata ala kadarnya.

Sebaliknya, pasukan musuh, yakni kafir quraisy berjumlah 1000 tentara dengan persenjataan lengkap. Namun demikian, pasukan kaum muslim mampu mengalahkan pasukan musuh dengan kemenangan gemilang. Begitu juga pada masa Khulafaur Rasyidin dengan negara khilafahnya mampu menantang dua negara adidaya kafir yakni Romawi dan Persia. Setelah era Khulafaur Rasyidin, yakni era umayah, Abasiyah, dan Ustmaniyah, Khilafah Islam mampu menguasai dua per tiga dunia selama berabad-abad.
Pertanyaannya, “Bagaimana bisa? Apa rahasia kekuatannya? Tidak lain Ideologi (akidah) Islam yang bertumpu pada kalimat “La IlahaillaLah, Muhammad Rasulullah.” Allah Swt. berfirman dalam surat Thaha (20) ayat 14, “Sungguh Aku adalah Allah. Tidak ada Tuhan lain, selain Aku. Karena itu sembahlah Aku.”

Kalimat tauhid inilah yang selama ini mampu membangkitkan kekuatan kaum muslim. Dengan tauhid inilah, kaum muslim mempunyai izzah (kehormatan dan kemuliaan) di hadapan umat manusia yang lain. Karena kekuatan akidah Islamlah kaum muslim senantiasa siap mati demi mempertahankan agama, harta, dan kehormatan mereka. Sebabnya, mereka amat yakin dengan sabda Nabi saw. yang artinya, “Siapa saja yang terbunuh karena membela hartanya, dia syahid. Siapa saja yang terbunuh karena membela agamanya, dia syahid. Siapa saja yang terbunuh karena membela darahnya, dia syahid. Siapa saja yang terbunuh karena membela keluarganya, dia syahid.” (HR. At-Tirmizi)

Inilah yang menjadikan kaum muslim amat kuat, tidak lemah dalam melawan musuh-musuh mereka. Itulah pula yang ditunjukkan oleh kaum muslim palestina, khusunya warga gaza, khususnya Hamas dengan Brigade A-Qasamnya. Dengan kekuatan akidah (ideologi) Islam, kaum muslim pun sangat memahami arti penting dan wajibnya jihad fi sabilillah.

Selama kaum muslim mempunyai akidah Islam yang terpatri kokoh di dalam jiwa mereka, maka selama itu mereka tidak akan bisa dijajah. Bahkan mereka bisa membebaskan bangsa-bangsa lain dari kekuatan kekufuran. Itulah yang terjadi sejak era Daulah Islam di Madinah yang dipimpin oleh Rasulullah saw. yang dilanjutkan oleh Khulafaur Rasyidin, era Umayah, era Abasiyah, dan era Utsmaniyah.

Hanya saja seiring dengan kekuatan akidah (ideologi) Islam yang semakin melemah dalam diri kaum muslim, pada akhirnya Kekhilafahan Islam berakhir, yakni era utsmaniyah, berhasil dihancurkan pada tahun 1924 oleh kaum kafir penjajah, yakni Inggris, melalui anteknya, Mustafa Kemal Ataturk.

Sejak itulah, dunia Islam makin melemah sampai sekarang. Saking lemah dan tak berdayanya, melawan zionis yahudi pun tak sanggup. Padahal Zionis Yahudi sebetulnya kawasan kecil dan terbukti lemah.

Karena itu, agar suatu negara memiliki kekuatan menjadi negara yang adidaya, maka haruslah kembali kepada ideologi Islam serta menegakkan kembali Khilafah Islamiyah. Khilafah inilah yang kelak akan menjadikan kekuatan adidaya global, dengan menyebarkan rahmat Islam ke seluruh penjuru dunia, sebagaimana dahulu. Wallahu a’lam.

Dibaca

Loading

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Konsultasi