Kekeringan Melanda, Sejauh Mana Peran Negara?

Oleh. Nikmatul Choeriyah (Aktivis Muslimah Purwakarta)

Lagi, kemarau panjang melanda. Hal ini mengakibatkan kekeringan di berbagai daerah di Indonesia. Dampak dari fenomena El Nino, yakni fenomena pemanasan Suhu Muka Laut (SML) di atas kondisi normal yang terjadi di Samudra Pasifik tengah yang meningkatkan potensi pertumbuhan awan di Samudra Pasifik sehingga mengurangi curah hujan di Indonesia.

Dilansir dari radarkarawang.id, 110 hektare sawah yang ada di Kabupaten Purwakarta mengalami kekeringan akibat kemarau panjang dampak dari fenomena El Nino.

Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Purwakarta, Sri Jaya Midan mengatakan, sawah yang kekeringan merupakan dampak musim kemarau. 110 hektare sawah yang kekeringan tersebut tersebar di delapan kecamatan. Kekeringan terparah hingga mengalami puso terjadi di Kecamatan Darangdan. Meski terdapat ratusan hektare sawah yang kekeringan, jika dilihat dari persentasenya, jumlah luasannya masih sedikit. “Sebab 110 hektare sawah yang kekeringan itu merujuk pada standing crop atau luasan pertanaman saat ini,” ujar Midan.

Midan menjelaskan, total luas lahan baku sawah di Purwakarta mencapai 17.970 hektare. Dari luasan tersebut, 6.586 hektare merupakan sawah tadah hujan, sisanya area sawah semi irigasi teknis.
Midan meyakinkan, meski ada sawah yang kekeringan atau puso, angkanya sedikit. “Sehingga tidak akan mengganggu hasil produksi untuk pencatatan data di 2024 mendatang,” ujarnya (11/10/2023).

Miris dan ironisnya, kejadian yang berulang-ulang ini masih sangat minim langkah- langkah antisipasi ataupun mitigasi dari pemerintah sehingga masyarakat setiap terjadi bencana kekeringan selalu menghadapi kesulitan yang sama. Saat ini, negara sudah melakukan beberapa langkah untuk menanggulangi dampak kekeringan seperti pengiriman atau droping air kepada masyarakat. Namun, langkah ini hanya bersifat kuratif dan tidak menyelesaikan akar masalah.

Saat ini, kita bisa melihat tingginya intensitas kekeringan salah satunya adalah laju deforestasi (Penggundulan hutan) yang juga besar. Oleh karena itu, harusnya ada kebijakan yang tegas untuk menghentikan deforestasi yang saat ini semakin intens yang salah satunya digunakan untuk pembangunan infrastruktur.

Dari fakta di atas, dapat kita simpulkan bahwa kekeringan yang terjadi saat ini bukan hanya ketiadaan sumber daya air atau disebabkan langkah- langkah kebijakan teknis saja, akan tetapi ada konsep pengelolaan lingkungan dan Sumber Daya Alam (SDA) yang semakin memperparah dampak yang ditimbulkan oleh kondisi iklim, yaitu konsep kapitalisme liberal, di mana juga tidak ada tindakan yang tegas dari pemerintah terhadap persoalan yang dihadapi masyarakat. Bahkan yang terjadi malah sebaliknya, negara membiarkan masalah ini.

Saat ini, negara yang bersifat sebagai regulator atau fasilitator malah memberikan aturan- aturan yang memudahkan para kapitalis korporat untuk mengeksploitasi alam dan lingkungan. Jika berkaitan dengan pemenuhan hajat publik, negara justru lamban dan bahkan abai di dalam mengurusnya.

Di dalam Islam, negara bertanggung jawab atas kebutuhan pokok rakyat dan menyelesaikan seluruh problematika yang dihadapi rakyat. Negara akan mengambil peran dalam mengatur tata kelola milik umum seperti air, hutan, laut, gas, minyak bumi dan sebagainya. Negara berfungsi sebagai pengelola agar harta tadi dapat digunakan sebaik baiknya dan tidak diberikan kepada swasta.

Negara juga memiliki tugas dan fungsi sebagai pelindung dan pelayan bagi rakyatnya. Sehingga SDA yang ada, akan dikelola sebaik baiknya demi kepentingan rakyat. Misalnya, hutan akan dijaga karena fungsinya sebagai paru- paru dunia, sebagai daerah tangkapan dan cadangan air tanah serta mencegah bencana banjir dan longsor. Jika ada hutan yang rusak, negara akan melakukan reforestasi (reboisasi atau penanaman hutan kembali) dan akan melakukan tindakan yang tegas jika ada yang melakukan deforestasi.

Demikianlah peran negara yang menerapkan Islam dalam menangani problem kekeringan. Sungguh, hanya dengan penerapan sistem Islam sebagai solusi dan akan mendatangkan keberkahan karena berasal dari Pencipta alam. Wallahu a’lam bhi ashowab.

Dibaca

Loading

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Konsultasi