Kejutan Ultah Berakhir Duka, Kok Bisa?

Oleh. Ernita S
(Pendidik)

Lemahnya peraturan hidup menjadikan seseorang bebas melakukan apa pun yang diinginkan tanpa mempertimbangkan dampaknya. Di mana hari yang seharusnya menjadi momen yang berhagia bisa saja menjadi duka. Seperti halnya yang terjadi pada ketua OSIS yang berulang tahun yang awalnya canda tawa, namun terjadi sebuah insiden.

SMAN 1 Cawas, Klaten, melakukan evaluasi dan pembenahan total setelah insiden meninggalnya ketua OSIS sekolah tersebut akibat tersetrum di kolam ikan seusai mendapat kejutan ultah dari teman-temannya dengan ditabur tepung dan diceburkan ke kolam, Senin (8/7/2024). Kepala SMAN 1 Cawas, Arik Sulistyorini, mengatakan peristiwa yang menimpa ketua OSIS itu di luar kuasa sekolah. β€œItu di luar kuasa kami. Kejadiannya semua tak terduga. Selama 20 tahun kolam itu ada di sekolah, tidak pernah terjadi apa-apa,” kata Arik saat berbincang dengan Solopos.com, Rabu (10/7/2024) (Solopos.com, 16/7/2024).

Merayakan ulang tahun dengan kejutan menjadi tren bagi remaja seperti taburan tepung, dilempar telur, dan memberikan prank menjadi kejutan yang sudah biasa. Namun, dari sinilah harus tetap ada evaluasi secara menyeluruh setelah terjadinya insiden yang memprihatinkan. Mulanya aksi jahil semata, namun bisa merenggut nyawa meskipun dari keluarga mengganggap sebagai musibah jangan sampai kejadian ini terulang kembali.

Meski pihak keluarga menganggap insiden kejutan ulang tahun yang berujung maut sebagai musibah, namun polisi tetap memeriksa beberapa teman korban yang terlibat. Dari enam orang yang diperiksa, empat orang yang merupakan teman dalam kegiatan OSIS sudah dilakukan klarifikasi. Menurut Kapolsek Cawas, sebelum kejadian, para anggota OSIS mengadakan rapat untuk membahas lomba yang akan dilaksanakan pada tanggal 25 Juli besok. Kebetulan pada hari yang sama, korban Fajar Nugroho sebagai ketua OSIS sedang berulang tahun (Kompas.com, 16/7/2024).

Peristiwa yang terjadi pada Fajar Nugroho memanglah musibah yang tidak terduga bagi siapa pun. Namun, tren memberikan kejutan ulang tahun ini bisa jadi bentuk eksistensi diri yang terkadang muncul dalam diri remaja. Di mana dalam kehidupan remaja saat ini selalu diikuti kepopuleran. Maka tidak asing lagi demi konten remaja rela untuk melakukan berbagai cara mekipun langkahnya berbahaya.

Di sisi lain, perilaku remaja saat ini seringkali spontan tanpa disertai pemikiran mendalam karena ketidakpahaman atas kaidah berpikir dan beramal. Mereka bertindak tanpa adanya pertanggungjawaban atas setiap perbuatan yang menjadikan abainya risiko yang mungkin saja terjadi. Apalagi bisa membuat kesalahan yang tidak dapat diperbaiki atapun dikembalikan, seperti hilangnya nyawa.

Insiden yang terjadi adalah buah sistem sekuler yang diterapkan di negeri ini. Sekularisme merupakan suatu paham yang memisahkan agama dari pengaturan kehidupan. Akibat dari sekularisme, mereka seringkali teperdaya oleh budaya asing yang berlawanan dengan syariat Islam. Selain itu, kuatnya arus sekulerisasi mudah membuat remaja untuk mencontoh gaya hidup yang permisif, hedonis dan bebas bertindak sesuai dengan keinginannya. Bahkan arti bahagia dalam hidup diukur dengan standar materi.

Dalam sistem sekuler, manusia tidak harus terikat dengan aturan agama namun agama hanya dijadikan sebagai ibadah ritual semata. Sehingga masyarakat termasuk remajanya menjadi liberal yang bebas untuk mengatur hidupnya sendiri. Di mana mereka lalai terhadap bahaya yang bisa saja terjadi atas perbuatannya. Bahkan seringkali perbuatan yang mereka dilakukan sekedar hanya bersenang-senang dan jauh dari produktif.

Berbeda dengan sistem Islam yang menjadikan akidah Islam menuntut manusia untuk menyadari bahwa dirinya, kehidupan, dan alam semesta hanyalah sebagai makhluk. Kesadaran sebagai makhluk ini akan menjadikan seseorang yang rela diatur oleh aturan Sang Pencipta. Oleh karena itu, ketika beramal akan memastikan semua amalnya berdasarkan hukum Islam. Serta akidah Islam yang diterapkan dalam kehidupan akan mencetak individu yang bertanggung jawab terhadap amalnya.

Selain itu, di sistem Islam, masyarakat memiliki kesadaran tinggi yang tidak membiarkan ataupun menormalisasi kebiasaan buruk yang terus menerus dilakukan. Masyarakat saling memberikan nasihat dengan amar makruf nahi munkar. Apabila ada orang yang melakukan kesalahan atau kejahatan maka saling menasihati. Sehingga tidak menyebabkan pemakluman atau dianggap sudah biasa apabila ada yang berbuat salah.

Islam memiliki sistem pendidikan yang mengajarkan kaidah berpikir benar dan mendalam. Beripkir benar artinya sesuai dengan tuntunan syariat Islam. Sedangkan mendalam artinya berpikir terleboh dahulu sebelum berbuat bertindak dan selalu berhati-hati. Berpikir yang benar dan mendalam akan menghasilkan amal produktif yang dihasilkan.

Pendidikan Islam juga berfokus kepada pengembangan keimanan yang mencetak amal saleh dan ilmu bermanfaat. Dalam Islam, orientasi pendidikan harus dapat meningkatkan kualitas pada setiap individu agar mempunyai ketaatan yang tinggi. Adapun tolok ukur perbuatannya tidak mengacu terhadap pandangan manusia namun berlandaskan syarat Islam yaitu halal dan haram.

Apabila sistem Islam menjadi landasan mendasar bagi setiap muslim dalam kehidupan maka hasilnya akan membentuk individu yang mempunyai pola pikir dan sikap Islam. Di mana sudah terbukti para ilmuwan dan cendikiawan yang lahir pada masa peradaban Islam yang menggunakan kecerdasan dan ilmunya untuk kemaslahatan umat. Dengan sistem Islam inilah yang dapat mencetak generasi yang bertakwa, cerdas, dan berakhlak mulia. Wallahualam bish shawab.

Dibaca

Loading

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Konsultasi