KEDATANGAN PAUS DAN KERINDUAN UMAT ISLAM AKAN SOSOK KHALIFAH

Muhammad Ayyubi ( Direktur Mufakkirun Siyasiyyun Community )

Gegap gempita umat Islam menyambut kedatangan Paus seolah mengubur seluruh problematika bangsa ini. Sekelas mentri agama rela ‘bercapek-capek ria’ menjemputnya di Bandara padahal note bene dia adalah muslim. Imam besar masjid Istiqlal Jakarta pun rela mencium kening Paus demi menghormatinya, Ketua PP Muhamadiyyah menyanjung kesederhanaannya, bahkan Jokowi pun rela mendengarkan khutbahnya.

Semakin heroik kedatangan Paus disambut riuh teriakan histeris sepanjang jalan bukan hanya oleh umat katolik tetapi juga umat Islam.

Pertemuan scholas occurentes yang sebagian anggotanya muslim juga menampilkan puja puji setinggi langit dari seorang muslimah dari Buton kepada Paus.

Ada apa dengan umat Islam ini ? Tokoh yang nota bene tidak seaqidah dengan mereka dipuji setinggi langit, padahal Paus bukanlah tokoh yang layak diidolakan, karena dia tidak sesuci yang mereka bayangkan.

Umat ini tidak seharusnya condong dan simpati kepada orang orang zalim apalagi kepada orang kafir, sebagaimana firman Allah

﴿وَلَا تَرْكَنُوا إِلَى الَّذِينَ ظَلَمُوا فَتَمَسَّكُمُ النَّارُ وَمَا لَكُم مِّن دُونِ اللَّهِ مِنْ أَوْلِيَاءَ ثُمَّ لَا تُنصَرُونَ﴾
[ هود: 113]

Dan janganlah kamu cenderung kepada orang-orang yang zalim yang menyebabkan kamu disentuh api neraka, dan sekali-kali kamu tiada mempunyai seorang penolongpun selain daripada Allah, kemudian kamu tidak akan diberi pertolongan. [Hud: 113]

Paus Fransiscus termasuk tokoh yang melegalkan LGBT dan kawin sejenis, diam atas pembantaian rakyat Palestina dan acuh terhadap islamophobia yang menjangkiti Eropa. Layakkah seperti ini kita puji?

Kerinduan Umat Kepada Tokoh Pemersatu Hakiki

Dibalik sambutan umat kepada Paus, sejatinya umat ini rindu kepada sosok yang bisa menyatukan dunia yang pengaruhnya melintasi batas negara, sosok yang mengayomi seluruh umat manusia tanpa pamrih, sederhana dan bersahaja.

Sosok hakiki yang semestinya dirindukan oleh kaum muslimin adalah Khalifah. Sebagaimana sosok Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali radhiyallahu anhum

Bukan rindu sebatas pribadi yang mengagumkan tetapi juga rindu kepada sistem yang diterapkan oleh mereka yakni sistem khilafah.

Pribadi bertaqwa yang sederhana, kekuasaanya melintasi negara yang akan menggetarkan singgasana Amerika, perintahnya di taati umat Islam seluruh dunia dan wilayahnya membentang dari Spanyol hingga Papua.

Hati nurani kaum muslimin tidak bisa berbohong bahwa mereka rindu persatuan, rindu kekuatan dan rindu figur pemersatu seluruh dunia.

Tapi sayangnya umat ditakut-takuti dengan khilafah, dikampanyekan negatif, digambarkan sebagai penebar teror dan pemecah belah bangsa dan agama.

Dan umat tertipu dengan figur Paus yang sejatinya bukan golongan mereka, padahal kebencian yang tersembunyi di hati Nasrani Yahudi jauh lebih dari apa yang mereka ucapkan.

قد بدت البغضاء من أفواههم وما تخفي صدورهم أكبر

Sungguh telah nampak kebencian dari mulut-mulut mereka ( ahlul kitab ) dan apa yang tersembumyi di dalam dada mereka jauh lebih besar. ( Ali Imran : 118 ).

Tapi media memutarbaikkan fakta, umat ini akhirnya salah meletakkan harapan mereka. Ibarat berlindung di kandang singa untuk lari dari kejaran harimau.

Saatnya umat ini menyadari posisi mereka dan berjuang sekuat tenaga untuk mewujudkan kembali Khalifah yang benar-benar menjadi perisai umat dari seluruh ancaman dan bahaya

إنما الإمام جنة يقاتل من ورائه ويتقى به

Imam adalah perisai di mana orang berperang bersamanya dan berlindung di belakangnya. ( HR. Muslim )

Umat islam harus meletakkan kerinduanya dan cintanya yakni hanya kepada khalifah. []

Dibaca

Loading

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Konsultasi