Kebijakan Kapitalisme Datangkan Bencana

Oleh. Rahma

Seperti sudah menjadi tradisi di setiap tahun, saat musim hujan datang, bencana banjir selalu terjadi di beberapa penjuru negeri ini. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau mencatat sedikitnya 6.000 orang dari sejumlah daerah di provinsi tersebut harus mengungsi akibat rumah, lahan dan tempat usaha mereka terdampak banjir sejak beberapa pekan terakhir seperti dikutip dari Antara, Sabtu (13/1/2024).
Hal serupa pun terjadi di Bandung. Pada Minggu (14/1/2024) ribuan rumah terendam banjir karena luapan air dari Sungai Citarum dan akibat jebolnya tanggul di anak Sungai Cikapundung. Sebelumnya, hujan deras yang turun pada Kamis (11/1/2024) juga membuat beberapa RT dan ruas jalan di DKI Jakarta pun terendam banjir.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) juga mencatat telah terjadi 4.940 bencana sepanjang tahun 2023. Jumlah ini mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2022. Indonesia merupakan satu negara dari 35 negara di dunia yang berpotensi risiko bencananya paling tinggi.
Saat banjir melanda maka banyak fasilitas umum seperti jalan, masjid, sekolah, rumah sakit, dan beberapa fasilitas umum lainnya rusak. Selain menyebabkan beberapa aktivitas menjadi lumpuh, hal lain yang sangat menyedihkan adalah beberapa warga harus kehilangan nyawa karena tidak bisa selamat akibat bencana banjir.

Mengapa Banjir selalu Terjadi di Indonesia?

Hujan yang diturunkan oleh Allah seharusnya sebagai berkah dan anugerah bagi kehidupan manusia, bukan sebagai bencana. Jika saat musim hujan bencana banjir terus terjadi maka ada kesalahan tata kelola lingkungan dan alam yang telah dilakukan oleh manusia. Sebagaimana Allah berfirman:

“Musibah apa saja yang menimpa kalian itu adalah akibat perbuatan kalian sendiri. Allah memaafkan sebagian besar dosa-dosa kalian.” (QS. Asy-Syura: 30)

Banjir yang terus terjadi tentu semuanya erat kaitannya dengan pembangunan wilayah yang tidak direncanakan secara komprehensif dan mendalam. Inilah model pembangunan yang dibangun atas asas kapitalisme yang hanya mengutamakaan keuntungan segelintir orang dan abai atas dampak buruk terhadap lingkungan masyarakat. Di sini, pemerintah hanya sebagai regulator yang hanya memihak pada kepetingan oligarki. Pemerintah belum bisa menjalankan fungsinya sebagai pengurus dan pelindung rakyat. Adanya kesalahan dalam menata kota secara keseluruhan dalam berbagai bentuk, seperti alih fungsi lahan, pembangunan wilayah perkotaan, daerah tujuan pariwisata, dan sebagainya juga jadi pemicu penyebab banjir.

Solusi Bencana Banjir dalam Islam?

Meskipun berbagai upaya penanggulangan banjir telah dilakukan oleh pemerintah, tetapi sayangnya bencana banjir terus terjadi di setiap tahun di berbagai penjuru negeri yang menyebabkan berbagai kerusakan bahkan korban jiwa. Maka seharusnya, umat sadar dan segera meninggalkan sistem sekularisme kapitalisme yang sudah terbukti tidak bisa menyejahterakan rakyat.
Umat harusnya segera memilih dan menerapkan sistem yang diridai Allah Swt., yakni sistem Islam.

Penerapan sistem Islam dalam setiap aspek kehidupan hanya bisa terwujud dalam institusi Khilafah Islamiyah. Khilafah akan melakukan kebijakan pembangunan dalam Islam dengan mempertimbangkan kemaslahatan masyarakat dan menjaga lingkungan agar tetap dalam keharmonisannya. Pembangunan akan dilaksanakan hanya untuk kepentingan umat dan memudahkaan kehidupan umat.

Khilafah akan memprioritaskan pembangunan infrastuktur dalam mencegah bencana banjir dengan sebelumnya memetakan wilayah berdasarkan penyebab banjirnya. Setelah itu, akan dilakukan pembangunan bendungan, kanal, pemecah ombak, membuat sumur resapan, melakukan reboisasi atau penanaman kembali, membuat kawasan cagar alam, menghidupkan tanah mati serta memelihara kebersihan lingkungan dimana negara akan memberikan sanksi tegas bagi yg merusak lingkungan. Semua itu adalah upaya yang bisa mencegah terjadinya banjir.

Hal ini akan didukung dengan pengelolaan sumber daya alam oleh pemerintah sendiri, bukan diserahkan kepada pihak lain. Dengan sistem keuangan negara Islam yang berbasis Baitul Mal, menjadikan negara memiliki penopang keuangan yang kuat dan stabil sehingga akan siap dan mudah menangani jika terjadi bencana.

Terbukti hanya dalam sistem pemerintahan Islam-lah penguasa akan menjalankan kebijakan berdasarkan aturan Allah dan Rasul-Nya. Sehingga akan terwujud kesejahteraan bagi umat di seluruh penjuru negeri.

Dibaca

Loading

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Konsultasi