Oleh: Ummu Ahmad ( Aktivis Muslimah )
“Mencari kerja sekarang susah, loker sekarang sepertinya memang banyak dikhususkan untuk wanita.” Begitulah kutipan percakapan di grup Loker Probolinggo. Kutipan itu juga menjadi ungkapan perasaan mayoritas masyarakat saat ini.
Seperti yang juga diberitakan oleh media online Radar Bromo pada tanggal 9 Maret 2023. Jumlah pengangguran di Kabupaten Probolinggo ternyata cukup tinggi. Mencapai 288.731 orang. Jumlah ini merupakan bagian dari 938.467 warga yang memiliki usia kerja.
Data dari Disnaker menyebutkan bahwa jumlah usia kerja, yang telah bekerja 649.736 orang. Data ini merupakan data hasil koordinasi Disnaker dengan Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Probolinggo.
Sepanjang tahun ini, para pencari kerja (pencaker) yang mendatangi Disnaker berjumlah 614 orang. Jumlahnya tak seimbang dengan lowongan pekerjaan yang tercatat di Disnaker yang hanya 399 lowongan. Dari jumlah tersebut, pencaker yang berhasil diterima perusahaan-perusahaan 178 orang. Radarbromojawapos.com 9/3/2023
Dengan data tersebut, masalah pengangguran di negeri ini bukanlah masalah yang individual, tetapi ini adalah maslah yang sistemik. Dan ini menjadi persoalan yang tidak bisa dianggap sepele.
Kaum Pria Penanggung Nafkah
Sejatinya bekerja dan memberi nafkah merupakan kewajiban bagi kaum lelaki. Namun fakta yang terjadi malah terbalik. Saat ini, dari banyaknya lowongan kerja mayoritas diperuntukkan bagi pekerja wanita.
Sulitnya lapangan kerja bukan hanya dirasakan oleh segelintir orang saja. Bahkan hampir seluruh masyarakat mengeluhkan kesulitan mendapatkan pekerjaan. Kalaupun ada, gaji atau tunjangannya tidak seberapa. Karena itu, ada yang rela pergi merantau ke luar negeri demi meraih kesejahteraan.
Kewajiban yang seharusnya dipikul oleh kaum lelaki, kini malah beralih ke pundak wanita. Beban ekonomi yang semakin tinggi juga memaksa kaum wanita untuk ikut bekerja demi dapur yang harus terus mengepul. Ditunjang pula oleh tawaran kerja dari perusahaan atau pabrik yang memang mengintai kaum wanita.
Kaum wanita terpaksa keluar meninggalkan kewajibannya sebagai ibu dan pendidik generasi. Perannya tidak lagi maksimal dalam mendidik putra-putrinya. Walhasil, tugas ayah sebagai penanggung nafkah telah tergantikan oleh ibu.
Jika sudah begitu, bisa dipastikan bahwa inilah awal dari kerusakan keluarga dan generasi. Inilah bukti bahwa penerapan sistem kapitalis sekuler telah gagal dalam menjamin lapangan kerja bagi penanggung nafkah. Bahkan ini juga adalah bukti bahwa sistem saat ini membuat kerusakan dari dalam keluarga.
Islam Menjamin Lapangan Kerja
Penguasa atau negara dalam sistem Islam mempunyai peran yang besar dalam mengurus dan melayani rakyatnya. Akidah Islam yang menjadi landasan dalam mengurusi rakyat akan menjadikan penguasa sadar bahwa setiap perbuatannya pasti akan dimintai pertanggung jawaban. Maka penguasa akan benar-benar maksimal dalam melayani rakyatnya.
Negara akan membuka lapangan kerja seluas-luasnya agar tidak ada lagi laki-laki dewasa atau kepala keluarga yang pengangguran. Sistem pendidikan Islam akan membentuk rakyatnya agar memiliki kepribadian Islam yang baik dan juga memiliki skill yang mumpuni.
Akses yang luas dan sumber-sumber ekonomi akan dibuka lebar agar bisa menciptakan banyak lapangan kerja. Negara akan mencegah penguasaan kekayaan oleh segelintir orang maupun asing. Sehingga akan tercipta pemerataan ekonomi yang berkeadilan dan sejahtera.
Negara juga akan memberikan bantuan sebagai modal bagi rakyatnya yang memang terkendala dengan modal. Hal ini menjadi sarana untuk mengurangi pengangguran. Modal ini bisa untuk berwiraswasta ataupun membuka usaha industri.
Dengan begitu para wanita bisa fokus dalam mendidik anak-anaknya. Dan para suami dapat menjalankan perannya sebagai kepala keluarga dan penanggung nafkah. Sehingga akan terbentuk generasi-generasi terbaik yang menjadi penerus perjuangan Islam.
Begitulah paradigma Islam dalam menangani masalah pengangguran. Tentu hal ini hanya bisa diterapkan dalam sebuah institusi negara yang menerapkan Islam secara menyeluruh, bukan dalam negara yang berideologi kapitalisme sekuler seperti saat ini. Maka sudah saatnya kita ganti sistem kapitalisme sekuler ini, dengan ideologi Islam yang akan membawa rahmatan lil ‘aalamiin.
Wallahu a’lam.