Islamofobia di India Akankah Berakhir dengan Seruan Boikot dan Kecaman?

Oleh: Mahganipatra
(Pegiat Literasi dan Aktivis Forum Muslimah Peduli Generasi)

Seruan boikot terhadap produk India di kawasan Timur Tengah dan demonstrasi di beberapa negara terus berlangsung. Lima negara Arab telah menyampaikan protes resmi kepada India. Sedangkan di wilayah Pakistan dan Afghanistan juga muncul reaksi keras umat Islam terhadap pernyataan yang dibuat oleh dua tokoh utama Partai Bharatiya Janata yang telah menghina Islam dan Nabi Muhammad Saw. (vaoindonesia.com, 17/06/2022).

Sementara sikap pemerintah India lewat Kementerian Luar Negerinya hanya menyambut seruan umat Islam dengan mengatakan bahwa twit dan komentar ofensif juru bicara BJP tidak mencerminkan pandangan pemerintah. Tindakan Nupur Sharma dan Naveen Jindal bukan merupakan representatif dari partai. Menurut mereka, pemerintah India sangat menentang ideologi apa pun yang menghina atau merendahkan sekte atau agama apa pun.

Namun faktanya, selama pemerintahan Nerendra Modi sebagai ketua partai BJP yang berkuasa, menunjukkan maraknya kekerasan dan seruan anti-Islam. Muslim India sering menjadi sasaran tindakan diskriminasi, kriminalisasi, dan persekusi. Hal ini membuktikan bahwa Islamofobia telah melanda warga muslim di India.

Lalu bagaimanakah seharusnya sikap muslim untuk menyelesaikan problem Islamofobia yang melanda muslim di India dan seluruh Dunia? Akankah boikot dan kecaman menjadi solusi?

Islamofobia Lahir dari Rahim Sekularisme dan Kapitalisme

Islamofobia merupakan sebuah fobia atau suatu ketakutan, kebencian, atau prasangka terhadap Islam atau muslim secara umum, terutama bila dipandang dari sisi Islamisasi dan sumber terorisme. Adapun munculnya Islamofobia, beberapa pendapat menyatakan bahwa ini merupakan dampak dari serangan WTC tanggal 11 September, kebangkitan kelompok militan seperti ISIS, serangan teror di berbagai tempat, meningkatnya penduduk muslim di Eropa dan Amerika Serikat karena pemerintah mereka menerima pengungsi-pengungsi dari wilayah konflik di Timur Tengah dan Afrika, pemaksaan penerapan hukum Islam, dan lain-lain.

Akan tetapi, jika kita telusuri lebih lanjut, penyebab terjadinya peristiwa Islamofobia akan merujuk pada satu muara, yakni pertarungan peradaban Barat dan Islam yang sudah terjadi sejak ratusan abad yang lalu. Sejak Rosululloh Saw. hijrah ke Madinah Al Munawarah dan mendirikan negara Islam pertama. Kaum kafir Yahudi dan musyrik senantiasa bekerja sama untuk terus menebar kebencian dan keragu-raguan terhadap Islam. Permusuhan mereka terhadap Islam tidak akan pernah padam, hal ini telah dikabarkan Allah SWT. melalui firman-Nya;

لَتَجِدَنَّ أَشَدَّ ٱلنَّاسِ عَدَٰوَةٗ لِّلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱلۡيَهُودَ وَٱلَّذِينَ أَشۡرَكُواْۖ

“Pasti akan kamu dapati orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman, ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik.” (QS Al-Maidah: 82)

Selanjutnya, permusuhan ini terus mengalami metamorfosa seiring dengan perkembangan zaman dan perubahan konstelasi politik dunia Islam. Dari mulai serangan secara fisik berupa serangan perang salib kemudian berubah menjadi perang pemikiran (ghazwul fikri). Salah satunya dengan menyebarkan paham nasionalisme dan sekularisme kepada umat Islam.

Kaum kafir terus berupaya menyerang Islam dan menghancurkan sumber kekuatan kaum muslim. Yaitu Khilafah Islamiyyah yang telah mempersatukan mereka di bawah satu kepemimpinan umat Islam dalam sebuah institusi negara. Melalui tipu daya Inggris dan negara-negara kafir Barat sebagai sekutu, akhirnya Khilafah Utsmaniah pun hancur. Kemudian mereka membentuk negara aliansi berdasarkan sistem sekularisme, kapitalisme, dan liberalisme.

Solusi Islam Memberantas Islamofobia

Kafir Barat dan musyrik sangat memahami bahwa perkembangan populasi muslim terus meningkat. Mereka menyadari bahwa potensi kekuatan umat Islam akan sangat berpengaruh ketika terwujud persatuan umat Islam. Ditambah lagi dengan munculnya kesadaran politik umat Islam untuk membebaskan diri dari hegemoni dan imprealisme kafir Barat dan sekutunya terhadap negeri-negeri muslim. Rasa khawatir ini yang mendorong pada lahirnya tindakan Islamofobia.

Maka, untuk menghentikan Islamofobia. Sudah saatnya umat Islam mencampakkan sistem sekularisme-liberalisme yang telah memecah belah umat Islam melalui paham nasionalisme. Umat Islam harus mengambil sistem Islam sebagai sistem pengganti yang dapat menyelesaikan persoalan manusia. Karakternya sebagai dien yang universal akan mampu menyelesaikan setiap perbedaan dan permusuhan manusia, termasuk persoalan Islamofobia.

Oleh karena itu, umat Islam harus mulai membangun kesadaran politik umat berdasarkan paradigma politik Islam. Mereka harus mempersiapkan diri dengan mempelajari dan memahami Islam secara kaffah. Sehingga mampu melahirkan generasi pembebasan sekaligus penakluk yang siap menyongsong perubahan hakiki untuk meraih cita-cita besar. Yaitu siap mengemban dakwah Islam untuk membebaskan negeri dari cengkeraman penjajahan Barat sekaligus mampu berjuang untuk menaklukkan berbagai rintangan yang akan menghalangi penerapan syariah Islam secara kaffah dalam naungan Khilafah Islamiyyah.

Wallahu a’lam bish-showab.

Dibaca

Loading

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Konsultasi