Ole. Eni Yani
(Ibu Generasi)
Sejumlah pelajar sekolah menengah kejuruan (SMK) yang disinyalir hendak tawuran ditangkap polisi di Jalan Pandu Raya, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor. Dari tangan mereka, polisi mendapati dua bilah senjata tajam. Kapolsek Bogor Utara mengatakan peristiwa itu terjadi pada Kamis, 1 Desember 2022. Awalnya, polisi mendapat laporan adanya 17 pelajar yang diduga akan tawuran, tetapi telah diamankan di rumah warga.
Polisi langsung mendatangi lokasi kejadian untuk menangkap para pelajar. Didapati, barang bukti dua bilah senjata tajam jenis celurit dan pedang, 3 unit motor serta 8 buah handphone. Selanjutnya, polisi memanggil orang tua dan sekolah untuk memberikan pembinaan. Para pelajar itu sudah kembali dipulangkan dan tidak dilakukan penahanan (megapolitan.okezone.com, 2/12/2022).
Sekolah Tempat Mendidik dan Membina Para Pelajar
Kurikulum pelajaran yang diterapkan sekolah bertujuan membekali pelajar dengan berbagai ilmu, melalui bimbingan para guru yang senantiasa menuntunya agar memahami setiap pelajaran yang diajarkan. Sekolah pun memberikan tempat bagi anak yang mempunyai kemauan, kemampuan, dan kreativitasnya untuk menyalurkan bakat dan kemahiranya dalam kegiatan ekstrakurikuler sekolah. Berbagai macam kegiatan difasilitasi sekolah guna menjadikan pelajar aktif mengikuti agenda yang diselenggarakan.
Pihak guru yang digelari pahlawan tanpa tanda jasa adalah pengajar yang akan menuntun para pelajar untuk memahami berbagai ilmu yang diajarkan. Tentunya, guru adalah orang yang mumpuni dibidangnya serta berintelektualitas tinggi.
Di tangan guru pula, pelajar bukan saja dibekali ilmu, tetapi juga adab dan etika sehingga menjadi pelajar yang mempunyai ahlak terpuji. Seyogianya, sekolah melahirkan generasi penerus bangsa melalui sistem pendidikan mampu mencetak generasi terbaik. Namun, pada faktanya, dalam pendidikan yang berbasis kapitalis sekuler saat ini, fokus utama sekolah hanya mempersiapkan lulusan siap kerja dengan karakter pembelajar yang sekuleristik.
Para pelajar lebih senang menghabiskan waktu dengan berselancar di dunia maya, menjadi generasi yang malas bergerak, malas berpikir kecuali kesenangan semata, acuh dengan keadaan sekitar, menjadi pribadi yang tidak bersosialisasi, individualis, dan egois.
Berbagai fenomena yang terjadi pada generasi muda, terutama pelajar membuat kita mengelus dada. Pendidikan dalam sistem sekuler membuat aturan sesuai hawa nafsu manusia, menjadikan pelajar tidak mengenal Islam, tidak membentuk ketaqwaan, akhlak mulia, serta berkepribadian Islami.
Tawuran pelajar, menjadi problem layaknya mata rantai dendam dari masa ke masa, bagai tradisi yang mengakar. Sedangkan aktivitas pelajar yang seharusnya menuntut ilmu justru dijadikan sebagai ajang unjuk gigi dan adu jotos bahkan senjata tajam menjadi barang yang wajib dibawa.
Jatuhnya korban akibat tawuran tidak menjadikan pelajar jera dan takut, justru semakin berani dan berapi, pihak sekolah seolah tak berdaya mencegah aksi tawuran ini, lalu siapa yang harus disalahkan atas aksi yang terus terulang? Di mana keluarga tidak juga mampu menjadi madrasah yang membentuk kepribadian anak, diperparah dengan sistem pendidikan sekularistik yang diterapkan sekolah.
Sedangkan akidah Islam tidak menjiwai pendidikan yang diterapkan. Islam hanya mengurusi ibadah individu. Alhasil, mereka muslim, tetapi jauh dari ajaranya. Kepribadian mereka pun jauh dari kepribadian Islam.
Islam Solusi Tuntas Tawuran
Islam seperti yang kita pahami adalah agama yang sempurna, megurusi seluruh lini kehidupan, memiliki aturan sebagai solusi untuk memecahkan setiap problem manusia. Pendidikannya mampu melahirkan umat terbaik, melalui penerapan Islam kaffah. Pendidikan berlandaskan pada akidah Islam dengan kurikulum yang berlaku hanya satu yaitu yang ditentukan negara dengan memperhatikan tumbuh kembang peserta didik.
Negara berperan sebagai pelayan umat, mengurusi urusan umat, dan wajib menyediakan tenaga didik yang berkualitas. Pendidikan Islam akan melahirkan pribadi yang senantiasa taat pada perintah dan larangan Allah. Tsaqofah Islam bukan hanya sekadar hafalan belaka, tetapi harus dipelajari dan diterapkan dalam kehidupan yang dijadikan sebagai tolok ukur dalam menilai suatu perbuatan agar menjadi solusi dalam mengatasi seluruh ptoblem hidup.
Pendidikan bertujuan untuk melahirkan pelajar yang mempunyai pemikiran dan perilaku Islami sehingga membentuk pribadi yang selalu melakukan kebaikan berdasarkan pada ajaran Islam yang sempurna. Ini hanya bisa terjadi ketika Islam diterapkan secara sempurna dalam seluruh aspek kehidupan. Pendidikan berbasis Islam menggabungkan tiga pilar yang berpengaruh penting dalam pekembangan generasi, antara lain:
Pertama, keluarga yang merupakan lingkup terkecil, tetapi membawa dampak yang besar bagi seorang anak. Rumah sebagai madrasah pertama bagi anak-anak. Orang tualah yang menjadikanya saleh salihah, dikenalkan kepada tuhannya agar tumbuh rasa cinta kepada Allah dan Rasul, senatiasa mejaga keimanan dan ketakwaan, serta menjauhi dari maksiat.
Kedua, masyarakat. Adanya kewajiban amar ma’ruf nahi munkar menunjukkan bahwa masyarakat kondusif. Senantiasa mengajak pada ketaatan dan menjauhi kemaksiatan, sehingga bisa menghadirkan suasana keimanan terhadap anak-anak yang senantiasa mencontoh apa pun yang ada di sekitar mereka.
Ketiga adalah negara. Keberadaan negara sebagai pelindung, pelayan umat, akan menyediakan pendidikan terbaik secara gratis kepada seluruh masyarakat tanpa dibedakan. Negara juga membuat kurikulum pengajaran yang berdasar pada akidah Islam saja, memfasilitasi sekolah dengan berbagai sarana dan prasarana yang akan meningkatkan intelektual pelajar dan menunjang jalanya proses belajar mengajar.
Disediakan juga tenaga pendidik dengan gaji terbaik yang diberikan oleh negara. Tentunya, negara pun akan melakukan pengawasan dan pengontrolan atas penyelenggaran pendidikan berbasis penerapan Islam kaffah di tengah kehidupan.
Pendidikan berkembang melahirkan generasi terbaik, menjadikan pelajar memiliki pola pikir dan pola sikap Islam sehingga terbentuk kepribadian Islam. Hal ini bisa terjadi jika diterapkan aturan Islam secara menyeluruh dalam kancah kehidupan.
Wallahu a’lam.