Islam Solusi, Bukan Basa-Basi


Oleh : Ratna Dewi Putika Sari, S.Pd, M.Pd
(Aktivis Muslimah, Ibu Peduli Keluarga dan Generasi)

Dunia sedang di ambang krisis. Perang Rusia-Ukraina yang berkepanjangan memperburuk keadaan ekonomi dunia dan menyebabkan potensi terjadinya resesi makin besar. Tak hanya di Rusia-Ukraina, konflik sebenarnya terjadi di berbagai belahan dunia manapun.

Salah satu penyebabnya adalah konflik. Konflik adalah sentimen antar kelompok agama. Kondisi inilah yang membuat para pemimpin agama dunia mengadakan pertemuan di Yogyakarta pada Jumat (4/11) dan mengadakan diskusi dengan tema “Komunike R20: Upaya Pastikan Agama Berfungsi Sebagai Sumber Solusi Global.

Mereka hendak menjadikan agama agar muncul sebagai sumber solusi global demi kehidupan yang harmonis pada semua warga negara di seluruh dunia. (merdeka.com/05/11/2022)

Seruan menjadikan agama sebagai solusi bertentangan dengan realita yang ada. Sebab, Islam sebagai agama terbesar di negeri ini kerap diidentikkan dengan paham radikalisme terorisme. Kelompok Islam kerap dilabeli sebagai intoleran, radikal, bahkan teroris.

Menurut Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI Komjen Pol Boy Rafli Amar, kelompok teroris tidak suka dengan keberagaman, memiliki sifat yang eksklusif, dan intoleran. (nasional.kompas.com/05/11/2022)

Boy mengungkapkan, BNPT saat ini melakukan empat hal untuk mencegah dan meminimalisasi virus intoleran, terorisme, dan radikalisme, yakni transformasi wawasan kebangsaan yang berpatokan pada UUD 1945, Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI; revitalisasi nilai-nilai Pancasila dalam seluruh aspek kehidupan; moderasi ajaran-ajaran agama; dan penguatan budaya Nusantara. (beritasatu.com/06/11/2022)

Seruan R20 ini nyatanya menunjukkan bahwa agama yang dimaksud hanya dipahami sebagai aturan ibadah semata dan bukan sebagai ideologi. Sebab, nyatanya umat Islam yang berjuang menegakkan Islam Kaffah dengan penegakan khilafah yang merupakan ajaran agamanya dituduh sebagai teroris dan dianggap radikal.

Serangan terhadap Islam sebagai ideologi semakin massif. Ada upaya nyata untuk melemahkan pemahaman umat terhadap Islam dengan adanya seruan menguatkan wawasan kebangsaan, budaya nusantara, dan moderasi ajaran agama.

Padahal, jika diurai secara objektif, adanya permasalahan dunia khususnya krisis di dunia Islam itu berakar dari penjajahan Barat yang berlangsung sejak runtuhnya Khilafah Islamiah hingga saat ini.

Penjajah memaksakan ideologi kapitalisme untuk diterapkan di negeri-negeri Islam terutama dalam aspek hukum, ekonomi, dan politik melalui tangan penguasa boneka dan agen-agennya.

Islam, agama yang sempurna diturunkan Allah untuk mengatur seluruh aspek kehidupan manusia. Islam harus dikembalikan pada posisinya sebagai ideologi agar kecemerlangan dan kegemilangan sistemnya dapat terwujud nyata.

Oleh karena itu, hal yang mendesak bagi umat Islam saat ini adalah menegakkan kembali Khilafah Islamiah untuk menerapkan hukum syariah secara kafah.

Hanya dengan itulah umat Islam akan mampu melakukan perubahan hakiki, yakni melepaskan diri dari jeratan ideologi kapitalisme yang menyengsarakan itu. Tanpa Khilafah terbukti saat ini kondisi umat Islam di seluruh dunia terjajah, terzalimi, terpuruk dan tertindas.

Sebaliknya, dengan Khilafah, umat Islam akan bisa dipersatukan dan memperoleh kemuliaannya kembali, sekaligus akan menghapus segala bentuk kezaliman dan ketertindasan di bawah hegemoni negara penjajah.

Dunia tidak akan keluar dari krisis, ketika ideologi Islam tidak diterapkan. Ideologi kapitalisme hanya mengatur masalah muamalah saja, untuk masalah ibadah dan akhlak diserahkan kepada masing-masing individu rakyat, sedangkan komunisme melarang adanya hubungan dengan Tuhan, karena memang tidak meyakini adanya sang Pencipta.

Adapun Islam, selain mengatur masalah muamalah, mengatur pula masalah hubungan manusia dengan Tuhannya (keimanan dan ibadah mahdah), hubungan manusia dengan dirinya sendiri (akhlak, makanan-minuman dan pakaian).

Islam juga menjamin setiap nonmuslim yang menjadi warga negara Khilafah (Negara Islam) untuk beribadah sesuai dengan agamanya masing-masing serta mengharamkan setiap
muslim memaksa mereka memeluk Islam.

Sepanjang sejarah penerapan Islam selama hampir 14 abad, Islam memberikan perlindungan bagi umat dengan latar belakang agama, ras, dan bangsa yan berbeda. Khilafah hanya menerapkan aturan yang bersumber dari Al-Quran, Sunah, Ijmak Sahabat dan Qiyas syar’i.

Asas sistem Islam adalah iman bahwa semua itu berasal dari sisi Allah, Zat Yang Maha Tahu atas apa yang Dia ciptakan. Bukan berasal dari manusia yang lemah, kurang, terbatas dan membutuhkan yang lain.

Dalam surah Al Maidah ayat 3, Allah berfirman,

“…Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Kuridai Islam itu jadi agama bagimu.”.

Juga dalam surah An-Nahl: 89, Allah berfirman,

“…Dan Kami turunkan kepadamu al-Kitab (Al-Qur’an) untuk menjelaskan segala sesuatu.”

Saatnya kembali kepada Islam Kaffah dalam bingkai Khilafah Islam. Sistem Islam jelas memberikan solusi, bukan basa-basi. Wallahu a’lam bish shawab

Dibaca

Loading

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Konsultasi