Islam Menjaga Fitrah Keibuan


Oleh : Ummu Fatimah, S. Pd

Rohwana (38 tahun), seorang ibu di Kabupaten Belitung, Bangka Belitung, ditangkap polisi karena membunuh bayinya sendiri. Perempuan yang kesehariannya bekerja sebagai buruh itu membunuh bayinya dengan cara menenggelamkan ke ember berisi air setelah dilahirkan. Kemudian dibuang ke semak-semak dalam kebun milik warga sekitar.

Kepada polisi, Rohwana mengaku tega membunuh bayinya itu karena tidak menginginkan kelahirannya. Alasannya, karena tidak cukup biaya untuk membesarkan. Rohana dan suami hanya bekerja sebagai buruh.(kumparan.com, 24 Januari 2024)

Ini bukan kali pertama, kasus ibu tega membunuh anaknya. Telah banyak terjadi kasus serupa. Publik juga pernah digegerkan dengan kisah Kanti Utami (35), seorang ibu yang tega menggorok 3 anak kandungnya. Kanti Utami yang tinggal di Pedukuhan Sokawera, Desa Tonjong, Kecamatan Tonjong, Brebes, Jawa Tengah, menganiaya 3 buah hatinya, yakni S (10), ARK (7), dan A (4). Akibat perbuatannya, ARK meninggal dunia.(tvonenews.com, 21 Maret 2022)

Masih dengan alasan yang hampir senada, Kanti membunuh anaknya dengan alasan ingin menyelamatkan anak-anaknya dari penderitaan.

Pribahasa Kasih Ibu Sepanjang Jalan, Kasih Anak Sepanjang Galah, sebuah peribahasa yang menunjukkan begitu besarnya kasih sayang ibu dan cinta kasihnya yang tidak terputus kepada anaknya, dengan adanya kasus Rohmana, Kanti atau yang lainnya menjadi hilang makna. Karena ternyata, dalam kenyataan tidaklah selalu demikian. Kasih ibu, malah menjelma menjadi sosok monster kejam yang tak pernah terbayangkan sadisnya. Nauzubillah

Pemicu, Hanya Masalah Ekonomi?

Miris bukan, hak hidup dan kasih sayang yang harusnya didapatkan anak setelah ia dilahirkan harus hilang ditangan Ibu kandung merek:a sendiri. Alasan yang disampaikan hampir sebagian besarnya adalah karena himpitan ekonomi. Beban hidup yang berat tenyata mampu mematikan fitrah seorang ibu.

Selain beban ekonomi masih ada faktor lain yang ikut berpengaruh. Lemahnya iman, timpangnya fungsi keluarga, hilangnya kepedulian sosial, dan tidak adanya jaminan kesejahteraan yang diberikan negara kepada rakyatnya juga, ikut membawa andil dalam mempengaruhi kesehatan mental seorang ibu.

Para ibu yang imanya lemah sangat mudah mengalami depresi. Hidup di sistem sekuler yang serba bebas seperti sekarang ini, pendidikan agama merupakan hal yang sangat penting dan tidak bisa diabaikan oleh siapapun, pun oleh para ibu. Karena agama akan menjadi pondasi dalam mengarungi kehidupan. Keimanan yang kuat akan menghasilkan individu yang taat dan siap menerima semua kondisi dan ujian yang dihadapi. Serta siap menjalankan peran dalam keluarga dan lingkungan.

Masyarakat yang materialis dan individualis menjadikan sistem kontrol sosial menjadi lemah. Banyak yang tidak peduli dan peka terhadap tetangga dan orang sekitar. Ironis bukan, jika banyak dari mereka yang bisa pamer kekayaan, makan kenyang tetapi tidak tahu kalau ada tetangga atau orang di sekitar yang tidak bisa makan. Kepekaan sosial dan kontrol sosial yang baik harus kembali ditumbuhkan.

Negara yang diharapkan mampu membantu kesulitan rakyatpun kurang bisa diandalkan. Bantuan sosial yang diberikan rakyat masih banyak dikeluhkan dan belum menjadi solusi fundamental. Masih banyak masalah turunan yang bermunculan. Tidak tepat sasaran, tidak merata, membuat rakyat jadi malas bekerja dan mulai ada juga yang mempolitisasi bansos untuk mencari nama.

Sebenarnya, bukan hanya bansos yang dibutuhkan rakyat. Rakyat juga membutuhkan jaminan pendidikan, jaminan kesehatan, dan tersedianya lapangan kerja yang seluas-luasnya. Sehingga para ibu tidak perlu berlama-lama diluar rumah membantu suami mencari rupiah. Suami mereka saja yang bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Para ibu dirumah, mendidik anak-anak mereka, memberikan kasih sayang dan menjadikan buah hati mereka generasi terbaik.

Sungguh, semua masalah yang terjadi masih terlalu sulit untuk di atasi jika kita masih berharap pada sistem kapitalis liberal yang yang tumbuh subur di negeri ini. Karena terbukti lemah, banyak kekurangan, tidak berpihak pada wong cilik, dan peraturannya melahirkan banyak masalah. Harus ada alternatif sistem yang mampu menyelesaikan masalah tanpa masalah yaitu sistem yang lahir dari aturan Sang Pencipta.

Alternatif Yang Tak Perlu Diragukan

Sistem Islam adalah sistem yang mempunyai aturan yang sempurna karena lahir dari wahyu Sang Pencipta yaitu, Allah Swt. yang mampu menyelesaikan semua problematika kehidupan manusia dengan paripurna.

Islam mempunyai konsep lengkap dalam mengurusi seluruh urusan rakyatnya, menyelesaikan persoalan yang dihadapi dan mewujudkan kesejahteraan bagi mereka. Termasuk penjagaan dan penghormatan Islam terhadap wanita.

Allah Swt. berfirman, “Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu.” (QS Luqman: 14).

Islam menjamin kesejahteraan ibu dan anak melalui berbagai macam mekanisme. Melalui jalur nafkah, dukungan keluarga dan masyarakat dan peran negara. Melalui jalur nafkah, Islam mewajibkan para laki-laki untuk bekerja dalam mencukupi kebutuhan keluarga. Sehingga para istri tidak menanggung beban ekonomi. Bisa mempunyai waktu yang cukup untuk mengasuh dan mendidik anak-anak mereka.

Dukungan keluarga dan masyarakat juga sangat dibutuhkan dalam menjamin kesejahteraan seorang ibu. Sifat peka dan peduli harus selalu ada ditenggah keluarga dan masyarakat. Keluarga saling membantu dalam pekerjaan rumah dan merawat anak, akan menjadikan beban ibu lebih ringan. Sehingga para ibu bisa menjalankan tugas mereka dengan ikhlas dan tanpa beban.

Masyarakat disekitar juga harus peka dan peduli terhadap orang di sekitar mereka, utamanya yang mempunyai kekurangan baik secara fisik atau secara ekonomi. Dengan sedekah, bantuan tenaga, tawaran pekerjaan atau apapun yang bisa mereka lakukan. Bisa memahami keadaan orang lain. Tidak suka mencela, menghibbah atau bahkan memfitnah. Saling menginggatkan dalam ketaatan dan kesabaran. Sehingga lingkungan masyarakat yang kondusif mampu menciptakan suasana aman dan nyaman dalam pengasuhan.

Negara juga harus hadir dalam setiap permasalahan yang dihadapi oleh seluruh warganya. Dan menyelesaikannya dengan konsep Islam. Sistem kebijakan ekonominya berpihak pada rakyat. Sumber daya alam (SDA) dikelola negara dan mengembalikan manfaatnya untuk kesejahteraan rakyat. Menyediakan lapangan kerja seluas-luasnya, juga memberikan santunan kepada warga yang terkategori fakir atau miskin.

Negara juga memberikan jaminan kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan kepada seluruh warganya. Setiap persoalan yang muncul, bisa diselesaikan dengan tuntas. Rakyat hidup dalam suasana keimanan yang kental dan kesejahteraan dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat, baik muslim maupun non muslim. Karena itu, Islam adalah solusi alternatif yang layak dipilih untuk menjaga fitrah kaum ibu, pun juga seluruh makhluk.

Wallahu a’lam bis ash-shawab.

Dibaca

Loading

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Konsultasi