Ironis, Sekolah Negeri Tidak Punya Gedung

Oleh. Bunda Hanif
(Pendidik)

Puluhan siswa SMPN 60 Bandung belajar beralaskan terpal di bawah pohon rindang dikarenakan tidak memiliki bangunan sekolah. Miris, kondisi ini terjadi sejak 2018, padahal sekolah tersebut berlokasi di lingkungan perkotaan yang padat penduduk. Humas SMPN 60 Bandung Rita Nurbaini menjelaskan, ruang kelas yang ada hanya 7 kelas padahal jumlah siswa ada 270 anak, sehingga 2 rombel lainnya harus mengikuti KBM di luar kelas (Muslimahnews.com, 3/10/2024).

Sejauh ini, tidak ada penolakan dari siswa dan orang tua dengan kondisi tersebut, meskipun seringkali mereka menanyakan kapan mereka akan memiliki gedung sendiri. Pihak sekolah sebenarnya sudah mengajukan permohonan gedung kepada Dinas Pendidikan Kota Bandung, namun hingga saat ini belum mendapatkan hasil. Kompleksnya pemasalahan pendidikan saat ini, salah satunya adalah masalah sarana prasarana. Masih banyak sekolah yang tidak memiliki gedung sendiri dan minim fasilitas.

Berdasarkan data Kemendikbudristek, pada 2022 terdapat 21.983 sekolah yang kondisinya rusak dan butuh perbaikan. Alokasi anggaran pendidikan yang selalu mengalami kenaikan setiap tahunnya masih belum mampu menjawab permasalahan di bidang pendidikan seperti ketersediaan sarana dan prasarana, mahalnya biaya pendidikan, literasi baca dan kemampuan sains siswa menurun, dan gaji guru honorer yang jauh dari kelayakan.

Pendidikan di Sistem Kapitalisme

Paradigma kapitalisme memandang pendidikan sebagai barang dagangan. Inilah yang mengakibatkan biaya pendidikan semakin mahal. Ada harga, ada rupa. Sudah bukan rahasia lagi, jika ingin mendapatkan pendidikan yang berkualitas dengan sarana dan prasarana yang memadai harus siap dengan mahalnya biaya yang harus dikeluarkan.

Tujuan pendidikan hari ini tidak memiliki visi membentuk manusia unggul dan beradab. Pendidikan kini diarahkan untuk memenuhi kebutuhan pasar. Bersekolah sebatas didasari pada kebutuhan mendapat ijazah agar bisa bekerja. Visi pendidikan seharusnya berorientasi untuk membentuk generasi mulia, bukan sebatas nilai materi dan duniawi semata. Selain itu, sistem kapitalistik yang diterapkan saat ini telah memalingkan perhatian pemerintah terhadap pendidikan terbaik bagi generasi. Penyediaan gedung, sarana dan prasarana sekolah semestinya menjadi tanggung jawab negara. Negara harus memastikan setiap sekolah terpenuhi sarana dan prasarananya termasuk gedung.

Sekolah merupakan tempat menimba ilmu, karenanya sarana dan prasarananya harus terpenuhi dengan baik. Jika sarana dan prasarana tidak terpenuhi dengan baik, bagaimana mungkin bisa menghasilkan generasi unggul? Untuk memenuhi semua kebutuhan di bidang pendidikan baik dari sisi sarana dan prasarana, kesejahteraan guru, tenaga guru professional dan kurikulum yang hebat tentunya membutuhkan anggaran yang sangat besar. Islam sangat memperhatikan dan memprioritaskan pendidikan, karena dengan pendidikanlah kita bisa membangun peradaban yang maju dan unggul.

Sistem Pendidikan Islam

Dalam Islam, segala aspek yang berkaitan dengan pendidikan seperti kurikulum, bahan ajar, metode pengajaran, sarana dan prasarana semua disediakan oleh negara dan rakyat diberikan kemudahan mengaksesnya. Negara wajib menjamin terpenuhinya kebutuhan pendidikan rakyatnya. Rasulullah saw bersabda, “Seorang imam (khalifah/kepala negara) adalah pemelihara dan pengatur urusan rakyat dan ia akan dimintai pertanggungjawaban atas urusan rakyatnya.” (HR Bukhari dan Muslim)

Jika kita tengok sejarah kejayaan Islam, sistem pendidikan pada masa itu berlangsung gemilang. Ilmu pengetahuan berkembang sangat pesat. Negara membangun perpustakaan besar, pusat pembelajaran dan universitas di beberapa tempat seperti Baghdad, Cordoba dan Kairo. Masyarakat dari berbagai belahan dunia banyak berdatangan untuk menimba ilmu. Pada masa itu, Islam berkembang pesat dan menjadi mercusuar dunia.

Untuk menghasilkan generasi unggul, tidak terlepas dari campur tangan negara Khilafah. Negara akan melakukan beberapa upaya di antaranya:

Pertama, negara memberikan fasilitas yang sama untuk semua jenjang pendidikan agar semua peserta didik di setiap wilayah dapat menikmatinya.

Kedua, membangun sarana dan prasarana lain di luar sekolah seperti perpustakaan umum, laboratorium dan sarana umum lainnya agar peserta didik dapat melakukan kegiatan penelitian dalam berbagai disiplin ilmu.

Ketiga, mendorong pendirian toko buku dan perpustakaan pribadi.

Keempat, menyediakan sarana pendidikan lain, seperti televisi, surat kabar, majalah dan penerbitan yang bermanfaat untuk siapa saja.

Kelima, masyarakat diizinkan untuk menerbitkan buku, surat kabar, majalah dan melakukan penyiaran dengan konten yang mendidik dan sesuai dengan syariat Islam.

Keenam, memberikan sanksi kepada orang yang mengarang suatu tulisan yang bertentangan dengan Islam.

Ketujuh, pembiayaan pendidikan menjadi tanggung jawab negara dan diambilkan dari baitulmal.

Kedelapan, sistem pendidikan Islam bebas biaya untuk semua peserta didik karena pendidikan merupakan kebutuhan pokok dan negara wajib memenuhinya.

Kesembilan, negara menyediakan tenaga guru dan pengajar yang profesional dan diberikan gaji yang cukup tinggi sehingga mereka fokus dalam menjalankan tugasnya.

Demikianlah Khilafah menjamin pendidikan rakyatnya, karena pendidikan merupakan kebutuhan pokok yang harus terpenuhi bagi setiap orang. Dengan menerapkan Islam secara kaffah, persoalan pendidikan dapat diselesaikan dengan baik sehingga menghasilkan pendidikan berkualitas yang mampu mencetak generasi unggul dan cemerlang. Wallahualam bisawab.

Dibaca

Loading

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Konsultasi