Ironis, Kemiskinan Terjadi di Tengah Kekayaan Sumber Daya Alam


Oleh: Ainun Afifah

Kemiskinan di negeri ini masih menjadi PR besar. Bagaimana tidak, alih-alih menurun justru kian tahun kian bertambah. Pemerintah mengaku bahwa angka kemiskinan tidak mungkin dikurangi hingga nol.

Di Sulawesi Selatan (Sulsel) misalnya, prosentase penduduk miskin meningkat dibandingkan tahun lalu. Dikutip dari IDN Times (1/2/2023), Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat prosentase penduduk miskin di Sulsel per September 2022 sebesar 8,66 persen atau 782.320 jiwa. Angka tersebut naik 0,03 persen poin atau naik 4.900 orang per Maret 2022. Dan naik 0,13 persen poin atau 16.860 orang per September 2021.

Sejalan dengan itu, Wali Kota Palopo, HM Judas Amir meminta perhatian dan keseriusan jajarannya dalam menangani inflasi, stunting, dan kemiskinan ekstrem. Hal tersebut disampaikan saat memimpin rapat koordinasi bersama Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Palopo di Ruang Pertemuan Ratona Kantor Wali Kota Palopo, Jl Andi Djemma, Tompotikka, Wara, Kamis (2/2/2023). Tribunnews (2/2/2023).

Ironi di Tengah Kekayaan

Bagai ayam yang mati di atas lumbung padi. Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alamnya. Sumber daya alam Indonesia memiliki potensi yang sangat besar. Menjadi pertanyaan besar, mengapa di tengah kekayaan yang melimpah ruah justru angka kemiskinan di negeri ini grafiknya makin tinggi.

Indonesia dikatakan sebagai paru-paru dunia. Hutan Indonesia berada pada urutan ke-3 hutan terluas di dunia, dengan luas sekitar 99 juta hektar yang membentang dari Indonesia bagian barat sampai bagian timur.

Juga, memiliki wilayah lautan yang luas, hingga masyhur disebut sebagai negara maritim, karena sebagian besar wilayahnya adalah lautan. Bahkan ikan laut Indonesia mencapai 6 juta ton per tahun, belum lagi biota-biota laut, tambang minyak lepas pantai, dan pasir besi.

Tidak hanya itu, Indonesia adalah penghasil batu bara terbesar kelima di dunia. Indonesia juga memiliki cadangan gas yang sangat banyak mencapai 2,8 triliun meter kubik. Begitu juga dengan minyak bumi yang dimiliki Indonesia.

Persoalan Sistem

Kekayaan berlimpah itu tidak serta merta membuat rajyatnya sejahtera. Jika kita telisik, benang merahnya ada pada sistem yang diterapkan hari ini yaitu sistem kapitalisme liberal. Sistem kapitalisme memberi keleluasaan kepada para pemilik modal untuk menguasai sumber daya alam (SDA). Sehingga SDA Indonesia hanya dikuasai dan dikelola oleh para korporat. Baik lokal, asing dan aseng bukan negara.

Pengelolaan SDA oleh korporat inilah yang kemudian menyebabkan kemiskinan dan tidak terdistribusinya hasil pengelolaan itu kepada masyarakat. Mereka dengan kerakusan dan keserakahannya merampok besar-besaran kekayaan alam. Masyarakat hanya mendapat dampak kerusakan lingkungan yang ditimbulkan.
Dengan menggunakan undang-jndang sebagai tamengnya, untuk melanggengkan kepentingannya.
Padahal sejatinya, merekalah sumber semua masalah termasuk kemiskinan.

Islam Satu-Satunya Solusi

Jika akar masalahnya ada pada kegagalan sistem kapitalisme yang terterapkan ini hari, maka solusinya adalah menggantinya dengan sistem Islam. Karena Islam adalah agama yang memiliki akidah ruhiyah dan politik. Dengannya mampu menyelesaikan setiap problematika umat.

Berbeda dengan sistem kapitalisme, Islam mewajibkan pengelolaan SDA oleh negara. Islampun memiliki konsep kepemilikan yang jelas dan benar. Dalam ekonomi Islam ada 3 pembagian kepemilikan yaitu kepemilikan individu, umum, dan negara. Sehingga tidak terjadi privatisasi oleh individu atas kepemilikan umum, tidak ada hegemoni pihak yang kuat atas pihak yang lemah.

Negara secara konsisten menerapkan seluruh hukum Islam, terutama sistem politik ekonomi Islam, serta sistem-sistem lainnya yang mencegah kezaliman.

Islam juga memiliki paradigma yang lurus soal kepemimpinan. Negara atau penguasa dalam sistem Islam benar-benar akan memfungsikan dirinya sebagai pengurus umat sekaligus pelindung mereka secara orang per orang. Ini karena mereka paham bahwa kepemimpinan adalah amanah berat yang harus siap dipertanggungjawabkan di hadapan Allah Swt.

Negara Islam (Khilafah) juga pantang tunduk pada tekanan asing dan menolak segala bentuk penjajahan, karena menjadi negara adidaya, yang memimpin peradaban dalam skala global.

Begitulah gambaran sistem Islam, yang mampu memberikan kesejahteraan bagi seluruh masyarakatnya. Sistem Islam ini hanya bisa terterapkan oleh negara yang berhukum pada Allah Swt. yaitu Khilafah.

WalLâhu a’lam bi ash-shawâb

Dibaca

Loading

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Konsultasi