Oleh. Shofiyah Hilyah
(Kontributor MazayaPost.com)
Program pemerintah terkait penyelenggaraan penguatan moderasi beragama dengan menyosisalisasikan ke dalam madrasah, sama sekali tidak memiliki urgensi apa pun. Dikutip dari Kompas.com, Ibu Negara Iriana Joko Widodo (Jokowi) akan menyosialisasikan moderasi sejak dini di madrasah, Kota Balikpapan. Sosialisasi ini bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai moderasi beragama pada anak-anak (11/9/2024).
Pemerintah beranggapan sosialisasi moderasi merupakan solusi atas dekadensi moral remaja masa kini. Padahal solusi ini sama sekali tidak berhubungan dengan akar permasalahan yang ada. Moderasi beragama di institusi pendidikan pada dasarnya ditujukan untuk menangkal radikalisme di kalangan pelajar. Karena pelajar dipandang sebagai musuh ideologi Kapitalisme. Sehingga remaja harus dicetak menjadi generasi yang berprofil moderat dalam beragama.
Selain itu, moderasi beragama juga merupakan proyek yang diciptakan oleh Barat. Moderasi ini bermakna menerima pemikiran liberal seperti HAM, pluralisme, atau yang lainnya. Alhasil, remaja dengan profil moderat ini akan menjadi remaja yang jauh dari kepribadian Islam. Adapun alasan pemerintah menjalankan sosialisasi ini bukanlah untuk mengatasi kerusakan moral remaja melainkan karena kekhawatiran pemerintah terhadap kebangkitan Islam. Pasalnya, pemerintah sedang menjalankan peran sebagai penjaga sistem kapitalisme sesuai dengan arahan Barat. Sehingga regulasi yang diterapkan sangatlah menguatkan apa yang Barat gaungkan.
Berbeda dengan Islam, Islam menjadikan pelajar atau generasi sebagai duta Islam. Yaitu generasi yang mengambil syariat secara murni dan tidak bercampur sama sekali dengan pemikiran Barat. Tak hanya mengambil namun juga menjadikannya pedoman dan menerapkannya di dalam kehidupan. Karena itulah terlahir remaja bersyakhsiyah Islam.
Selanjutnya Islam juga mendidik para remaja agar memiliki profil yang baik. Profil remaja yang produktif,tangguh, dll. Oleh sebab itu dalam bertoleransi generasi akan melakukan toleransi sesuai dengan apa yang syariat ajarkan. Toleransi yang menghargai perbedaan namun tak melewati batasan.
Maka dari itu, profil generasi bersyakhsiyah Islam hanyalah mampu diciptakan oleh daulah Islam. Karena negara memiliki andil didalamnya dengan menjaga dan mengupgrade kualitas remaja dengan ideologi Islam melalui sistem pendidikan dan edukasi. Hingga pada akhirnya terciptalah generasi harisan aminan lil Islam wad daulah. Wallahualam.