Hijrah Bukan Sekadar Lintasan Sejarah


Oleh: Cahya Lailatul Fitriyah (Pegiat literasi peduli generasi).

Terlihat baris berbaris bak lautan, manusia dan hewan-hewan nampaknya sedang bergembira menyambut datangnya Rasulullah Saw. di kota Yatsrib, kemudian menjadi Madinah setelah Rasulullah hijrah. tak lupa warga kota Yatsrib yang ahli di bidang sastra meluapkan rasa senangnya lewat syair “Thala’al badru ‘alaina”.

Tahun pertama Hijriyah nampaknya menjadi kebahagiaan bagi para penduduk Madinah terutama sahabat shahabiyah. Namun, tahun baru Hijriyah saat ini sepertinya menjadi hal yang biasa, alih-alih ingin merayakan, kaum muslim saja banyak yang tak mengekspresikan kebahagiaan.

Menginjak tahun baru Islam, 1445 Hijriyah, mengingatkan kaum muslim dengan momentum hijrah Rasulullah Saw. dari Mekah menuju Madinah. Dimana ketika ingin menentukan tahun pertama Hijriyah para sahabat mengusulkan pendapatnya: ada yang mengusulkan bahwa,

Tahun pertama Hijriyah ditandai oleh kelahiran nabi Muhammad, ada yang mengusulkan wafatnya Rasulullah Saw, ada yang mengusulkan malam Nuzulul Qur’an dan sampai ketika Ali bin Abi Thalib mengusulkan hari dimana Rasulullah Saw. hijrah dari Mekah menuju Madinah. usulan inilah yang kemudian diterima dan menjadi peristiwa penting dibulan mulia Muharram. Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa hijrah adalah:

الخروج من دارالكفرالى دارالاسلام

Hal ini dikarenakan Rasulullah Saw. tinggal di Mekkah yang pada saat itu menjadi Daarul kufur, kemudian ketika turun perintah untuk berhijrah, Rasulullah keluar dari tempat kelahirannya menuju Yatsrib (Madinah), dengan lapang dada dan sukacita masyarakatya menerima risalah Rasulullah Saw. Kemudian Rasulullah membangun Daarul Islam dengan beliau sebagai kepala negaranya.

Ngomong-ngomong soal hijrah, tak pernah lepas dari kata berubah, dan terdapat dua kemungkinan: Berubah ke arah yang ahsan atau berubah ke arah yang aqbah.

Perubahan adalah suatu kepastian, mengapa? Karena masing-masing manusia memiliki titik kejenuhan, tak mau monoton, merasa bosan jika harus berada di posisi yang sama, dan ini lah alasan dangkal manusia untuk berubah.

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad dijalan Allah, mereka itulah yang mengharapkan rahmat Allah. Dan Allah maha pengampun lagi maha penyayang.”

Hijrah bukanlah sesuatu yang cepat dan gampang.
Dalam berhijrah membutuhkan tekad dan keistiqomahan. Terlebih lagi ketika niat kita membulat, namun lingkungan tetap dalam kejahilan. Bukan suatu hal yang mudah untuk berubah.

Tapi hal tersebut bukan menjadi alasan diri ini tak segera berhijrah, apalagi hanya duduk meminta didatangkan kemudahan, berdoa agar diubah kondisinya tanpa melakukan aksi dari sebuah perubahan. Na’udzubillah. Sebagaimana firman Allah Swt. Yang artinya:

“Bahwa sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sampai mereka merubah keadaan mereka sendiri.” [QS. Ar-Ra’du:11]

Ketahuilah, bahwa perubahan besar itu bermula dari diri sendiri, kita bisa menjadi seorang yang lebih baik dari hari kehari, lalu menjadikan orang lain juga menjadi baik.

Peran kita sebagai khairu ummah seharusnya bisa mewarnai umat bukan malah sebaliknya, memang tak mudah bertahan sendiri dalam gelombang pemikiran jahil, maka dari itu Rasulullah Saw. pernah berpesan kepada kita ummat muslim, untuk bersatu menjadi masyarakat dengan satu pemikiran satu perasaan dan satu peraturan.

Kenapa harus bersatu dan berjama’ah? Ali bin Abi Thalib Ra berkata:

“Kejahatan yang terorganisir akan mengalahkan kebaikan yang tidak terorganisir.”

Dan adakalanya organisasi tidak cukup mempertahankan sebuah keyakinan, tapi juga kudu menjaga aqidah umat. Maka dibutuhkan negara juga, untuk menjaga kesatuan pemikiran dan perasaan dalam kesatuan peraturan yaitu membangun institusi negara Islam.

Maka inilah saatnya serukan perubahan terbaik, dengan lakukan hijrah Kaffah mulai dari individu hingga bernegara dan istiqomah menjalankan syariat-Nya. Wallahua’lam bis shawab.

Dibaca

Loading

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Konsultasi