Harga Beras Kian Terbang Tinggi, Rakyat Menderita Lagi

Oleh. Afiyah Rasyad

Syahdan, beras merupakan salah satu makanan pokok. Bahkan, beras merupakan makanan pokok utama negeri berjuluk Zamrud Khatulistiwa ini. Siapa yang belum makan nasi, maka rakyat telanhur menganggap belum makan. Meski sudah makan bakso, roti jumbo, tahu campur, selama tidak ada nasi di dalamnya, banyak yang masih menganggap belum makan.

Balada Harga Beras

Sungguh, kini harga beras terbang tinggi. Ia tak tahu cara turun kembali. Banyak polemik yang dihasilkan dari naiknya harga pokok utama masyarakat negeri ini. Apalagi negara seakan tak memegang kendali. Kenaikan harga beras yang langsung melejit tentu membuat rakyat menjerit. Sudah sebulan lebih harga beras terbang dan terus berpetualang. Hal itu membuat rakyat meradang dan sudah bukan alang kepalang.

Disebut-sebut, inflasi kenaikan harga beras kali ini adalah inflasi tertinggi dalam kurun lima tahun terakhir. Meski sejak awal tahun hingga Agustus 2023, negeri ini mengimpor beras, bahkan akan mencapai 1,5 juta ton hingga Desember mendatang, grafik harga beras terus menukik tajam. Menyikapi kenaikan dan terbangnya harga beras, beragam solusi yang disarankan oleh tokoh dan pejabat negara.

Ketahanan pangan kembali tinggal angan menghadapi realitas yang begitu menyakitkan. Beras yang menjadi makanan pokok sejuta umat kini sedang terbang tinggi dan belum hendak turin kembali. Fenomena ini menjadi kado pahit yang ke sekian kali di tahun ini.

Penyebab Harga Beras Kian Terbang

“Tak ada asap jika tak ada api,” pepatah ini jelas berlaku untuk berbagai problematika yang menimpa negeri ini. Ada beberapa faktor yang memengaruhi harga beras dewasa ini, antara lain:

1. Faktor cuaca
Cuaca ekstrem pada tahun ini memberikan efek luar biasa, termasuk pengaruh pada areal pertanian. Apalagi ada fenomena iklim El Nino yang bisa saja membuat beberapa areal pertanian gagal panen. Presiden juga menyatakan ada faktor El Nino yang menyebabkan panen menurun di Subang saat ia memantau langsung panen di Subang (tempo.co, 8/10/2023).

2. Faktor demografi
Bagaimana pun, pertumbuhan penduduk di negeri ini semakin bertambah banyak. Otomatis kebutuhan akan beras sebagai makanan pokok juga bertambah banyak. Saat panen sedikit, maka wajar jika harga melejit karena banyaknya permintaan tak sebanding banyaknya stok beras.

3. Faktor produksi
Tak dimungkiri, kian hari areal pertanian semakin berkurang. Menjamurnya pembangunan properti, industri, dan jalan tol di areal pertanian mengurangi produksi beras. Meski ada areal pertanian yang secara hukum tak boleh dibangun gedung, tetap saja produksi berkurang drastis karena regenerasi petani juga berkurang. Banyak milenial yang enggan menjadi petani.

4. Faktor mafia
Sudah jamak diketahui, ada sejumlah oknum yang menjadi mafia beras. Naiknya harga beras kali ini diduga karena mafia. Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso alias Buwas mengatakan mafia beras tak melakukan oplos beras Bulog, tetapi mengganti kemasannya dengan karung beras merek lokal premium (tempo.co, 8/10/2023).

5. Faktor ideologis

Sudah menjadi rahasia umum bahwa negeri ini menganut sistem kapitalisme. Hal itu menjadikan negara tidak mengefektifkan dan memproduktifkan areal pertanian. Perhatian khusus pada pertanian sepertinya setengah hati. Ketahanan pangan yang digaungkan seakan ditelan bumi karena negara tidak berani mengambil risiko kerugian saat mewujudkannya. Belum lagi mitigasi krisis pangan juga seakan tidak terpikirkan. Sampai saat ini, impor beras jangka panjang justru direncanakan. Tentu hal ini akan membuat harga beras tidak stabil dan bahkan cenderung naik.

Itulah beberapa faktor yang bisa membuat harga beras tak keruan. Faktor utama adalah lemahnya tanggung jawab negara dalam menjamin kebutuhan rakyat. Pernyataan menyakitkan kadang harus ditelan mentah-mentah. Pada 2016 silam, harga beras melambung, rakyat disuruh diet saat kesulitan memenuhi kebutuhan pokok berupa beras. Kini, kala harga beras terbang bebas, saran beralih pada makanan pokok lainnya pun diluncurkan. Terkesan masuk akal malah karena disampaikan bahwa mengurangi konsumsi beras akan mencegah diabetes.

Mekanisme yang Baik dalam Pemenuhan Kebutuhan Pokok

Kedaulatan atau kemandirian pangan dengan membuka keran impor hanyalah mimpi belaka. Mekanisme pangan dalam sistem kapitalisme jelas berasaskan manfaat alias keuntungan materi. Jika berharap negeri ini akan menjumpai kondisi yang baik dengan mekanisme pangan yang juga baik, maka sistem kapitalisme haruslah ditinggalkan dan beralih pada sistem yang baik yang berasal dari Zat Yang Maha Baik, sistem Islam.

Islam merupakan agama dan juga aturan hidup yang sempurna. Islam mewajibkan negara (Khilafah Islam) untuk menjamin kebutuhan pokok rakyatnya, baik kebutuhan pokok individu maupun komunal. Dalam mewujudkan ketahanan dan kemandirian pangan, Islam memiliki sejumlah mekanisme, antara lain:

1. Negara akan mewujudkan produktivitas pangan yang optimal. Intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian akan digalakkan secara berkala demi mendorong dan mendukung rakyat bisa berdaulat dalam perkara pangan. Intensifikasi pertanian akan diselenggarakan dengan menyediakan alat dan bahan pertanian yang berkualitas dan murah bahkan gratis. Adapun ekstensifikasi diselenggarakan dengan memberikan tanah pertanian dari menghidupkan tanah mati, memberikan penyuluhan atau seminar untuk produktivitas pertanian.

2. Negara akan memberdayakan rakyat yang mampu mengelola pertanian dengan menghibahkan sawah dari tanah mati yang dihidupkan ataupun tanah yang menjadi milik negara. Bahkan negara akan memberikan modal bagi petani yang miskin ataupun membutuhkan modal karena gagal panen atau terkena musibah

3. Negara akan mengontrol dengan ketat mekanisme pasar agar tidak terjadi penimbunan dan kecurangan lainnya. Negara tidak akan mematok harga karena haram. Bagi pedagang atau konsumen yang melakukan kecurangan, ada Qadhi muhtasib yang akan menyelesaikannya sesuai syariat Islam.

4. Mitigasi krisis pangan dengan pengkajian cuaca oleh para khubaro (ahli). Negara harus selalu siap menghadapi berbagai cuaca yang berdampak pada ketersediaan lumbung pangan negara. Stok pangan saat panen raya akan dikelola dengan baik dan akan didistribusikan dengan baik pula oleh negara.

Demikianlah mekanisme pangan yang bisa dijadikan acuan dalam menstabilkan harga pangan. Saat ketersediaan pangan terwujud, maka harga akan cepat stabil. Ini menjadi tanggung jawab para penguasa untuk menerapkan sistem Islam agar ketahanan pangan tak sebatas angan.

Wallahu a’lam.

Dibaca

Loading

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Konsultasi