Harga Beras Kian Meroket, Salah Siapa?

Akhir-akhir ini, masyarakat diramaikan dengan harga beras yang makin hari harganya naik terus. Kenaikan harga eceran beras sudah terjadi sepekan terakhir terhadap semua jenis beras. Penjual beras di pasar tradisional Konta Bandar Lampung, mengaku pasokan di setra beras lancar, namun terjadi kenaikan harga berkisar Rp1000,00 sampai Rp1.500,00 per kilogram atau Rp10.000,00  sampai Rp15.000,00 per karung (6/9/2023).

Badan pusat stastistik mencatat 147 kabupaten dan kota di Indonesia harus mengalami kenaikan. Harga beras naik terus beberapa hari terakhir dibandingkan harga normal, harga beras saat ini mengalami kenaikan 5-6 persen. Kenaikan harga beras membuat presiden Joko Widodo meminta jajarannya untuk mengatasinya. Ia juga mengatakan naiknya harga beras beras harus tetap terkendali (31/8/2023).

Harga beras yang melambung tinggi membuat para pedagang dan konsumen, khususnya ibu-ibu menjerit. Bahkan kenaikan harga beras saat ini sudah mencapai rekor paling tinggi. Terkait hal ini pemerintah akan segera mendistribusikan bantuan pangan beras mulai dari awal September 2023. Berbagai macam spekulasi  mengenai penyebab kenaikan beras pun muncul. Pertama, terjadinya kekeringan di berbagai daerah. Kedua, adanya peralihan fungsi lahan pertanian menjadi pemukiman.

Beras merupakan salah satu makanan pokok. Islam sangat memperhatikan masalah pangan karena kebutuhan pokok masyarakat. Islam mewajibakan seorang pemimpin (khalifah) dan jajaranya untuk memenuhi kebutuhan rakyatnya. Dengan dorongan iman, mereka akan melaksanakan tugasnya dengan baik. Mereka paham pemimpin adalah amanah yang akan diminta pertangungjawaban di akhirat kelak.

Dalam Islam, penguasa tidak diperkenankan untuk mematok harga. Islam punya solusi untuk menjaga harga tetap terjaga. Islam mengatur distribusi sehingga dapat meminimalkan biaya dan supaya harga bahan pokok tidak akan naik meroket. Akan ada sanksi bagi pelaku dalam kecurangan, hal tersebut akan membuat para pedagang tidak akan berani curang dalam memainkan harga.

Pemimpin dalam Islam pun bagaikan seorang pengembala yang harus benar-benar meriayah (mengurusi) urusan rakyatnya dengan penuh tangung jawab. Semua dilakukan karena adanya keimanan dan ketakwaan kepada Al-Khalik (Sang Pencipta) Allah Swt. Hanya negara yang berlandaskan Islamlah yang dapat mewujudkanya.
Wallahu a’lam bishshowwab.
 

Dibaca

Loading

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Konsultasi