Harga Ayam Terlalu Murah Peternak Bisa Bangkrut: Sekadar Menjadi Ancaman atau Sudah Menjadi Kenyataan?

Oleh: Tri Widodo (bukan) Joko & A. M. Pamboedi

Hasil pengecekan harga kebutuhan pokok di beberapa pasar oleh Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) menyebutkan kondisi harga-harganya relatif stabil. Khusus untuk harga ayam di Pasar Kertek, Wonosobo, Selasa (1/11/2022) bahkan disebut terlalu murah. Menurutnya harga daging ayam yang mestinya Rp 35.000 per kilogram hanya Rp 30.000 per kilogram. Para peternak ayam akan merasakan dampaknya jika harga daging ayam terlalu murah. Kalau harga daging ayam terlalu murah nanti peternaknya akan bangkrut.

Saat menyambangi pedagang di Pasar Besar Malang pada Jumat (28/10/2022) Zulhas juga terkejut karena harga ayam dinilai terlalu murah hingga bisa membuat peternak bangkrut. Menurutnya harga ayam disana Rp 32.000 per kilogram kemurahan. Peternak membutuhkan modal berkisar Rp 24.000 untuk satu ekor ayam ukuran gemuk. Modal itu belum termasuk ongkos pengiriman. Jadi menurut Zulhas idealnya harga ayam di pedagang adalah Rp 35.000 per kilogram.

Terkait penurunan harga ayam di level peternak, Ketua Umum Gabungan Organisasi Peternak Ayam (Gopan) Harry Dermawan meminta Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memanggil empat perusahaan besar penguasa pasar ayam broiler yaitu PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk, PT Super Unggas Jaya (SUJA), PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk, PT Malindo Feedmill Tbk. Menurutnya pemanggilan diperlukan karena mereka menguasai lebih dari 80 persen pasar ayam broiler di Indonesia sehingga bisa mengatur harga. Kalau mau pemerintah bisa memaksa empat perusahaan tadi untuk menaikkan harga ayam, ungkap Harry usai rapat di Kementerian Perdagangan (Kemendag), Kamis (1/9/2022). Misalnya, dengan memotong dan menyimpan ayam terlebih dahulu di cold storage atau panen yang diperlambat sehingga pasokan ayam broiler di pasaran akan berkurang. Dengan demikian empat perusahaan itu bisa mengatur harga ayam broiler di pasaran.

Sebagai tanggapan atas permintaan itu, Zulkifli Hasan mengatakan empat perusahaan besar yang menguasai pasar ayam broiler akan dipanggil oleh pihaknya untuk membahas harga di peternak. Empat sampai lima perusahaan akan dipanggil. Dia berujar, “Heh, ini harga mereka rugi peternak bisa bangkrut ya, kamu tolong harganya diatur bisa tidak dapatnya Rp24 ribu.” Sayangnya, kapan tepatnya empat perusahaan besar yang menguasai pasar ayam broiler itu akan dipanggil, ia tak merinci lebih lanjut.

Faktor-faktor yang Menyebabkan Harga Broiler di Tingkat Peternak Mengalami Penurunan

Peternak mengalami kerugian akibat harga ayam hidup kembali anjlok di bawah Harga Pokok Produksi (HPP), sejak Agustus 2022. Karena itu, Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Indonesia meminta Pemerintah menyeimbangkan supply demand Day Old Chick (DOC) atau bibit ayam umur sehari.

Ketua Umum Pinsar Indonesia, Singgih Januratmoko, meminta pemerintah segera turun tangan. Karena di beberapa tempat harga ayam sudah terjun bebas di bawah HPP selama 2 bulan terakhir.

Singgih melihat hukum pasar masih menjadi penentu utama harga ayam. Sehingga menurutnya perlu ada intervensi dari pemerintah agar harga yang diterima peternak lebih masuk akal. Setidaknya bisa di atas HPP.

Sebelumnya, sejumlah peternak menggelar aksi demonstrasi pada Selasa (7/9) sebagai bentuk protes terhadap buruknya harga jual ayam hidup pada akhir-akhir ini yang jatuh jauh di bawah HPP. Para peternak menginginkan adanya perbaikan harga untuk menjaga kelangsungan usaha beternak.

Sementara, ongkos produksi kian sulit ditekan, terlebih setelah harga BBM naik yang tentunya semakin membebani ongkos produksi dan biaya logistik. Ditambah harga bahan baku pakan masih cukup mahal. Karena lebih dari 70 persen nilai komponen pakan masih impor.

Harga ayam broiler di tingkat peternak itu sendiri mengalami mengalami penurunan disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain sebagai berikut:

Pertama, oversupply produksi.

Oversupply terjadi karena dipengaruhi oleh:

1. Oversupply karena kelebihan produksi DOC (Day Old Chicken)

Penurunan harga ayam broiler pada tahun 2019 menurut Pusat Kajian Pertanian Pangan dan
Advokasi (PATAKA) tidak terlepas dari peningkatan permintaan DOC. Produksi DOC sebesar 68 juta ekor sedangkan permintaan ayam broiler hidup hanya berkisar 60 juta ekor per minggu. Produksi DOC terjadi surplus namun dapat terserap habis karena kapasitas kendang yang ada mencapai 80 juta ekor. Dampaknya, panen ayam broiler berlimpah pada satu bulan kemudian sehingga harga turun.

2. Oversupply dari produksi ayam broiler

Menurut Kementerian Perdagangan dan Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (GOPAN), penurunan harga disebabkan oleh oversupply di sentra produksi ayam broiler seperti di Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat. Terjadi kelebihan jumlah produksi yang mencapai sekitar 2-3 juta ekor per minggu atau 12-13 juta ekor per bulan. Jika terjadi supply yang lebih tinggi dibandingkan permintaannya maka dengan teori ekonomi sederhana saja dapat dijelaskan mengapa harga ayam broiler bergerak turun sebagai konsekuensinya. Jadi faktor utama yang menstimulasi penurunan harga ayam broiler adalah oversupply tersebut.

3. Daya beli masyarakat yang masih rendah dan mengalami penurunan tingkat konsumsi

Tingkat konsumsi daging ayam di Indonesia relatif masih rendah yaitu 12 kg per kapita per tahun. Konsumen juga akan menyesuaikan kembali konsumsi daging ayam dengan kondisi keuangannya. Saat kondisi ekonomi mengalami penurunan maka daya beli masyarakat juga akan menurun termasuk terhadap ayam broiler. Menurut Gabungan Pengusaha Pembibitan Unggas (GPPU), yang menjadi pemicu penurunan harga daging ayam broiler adalah penurunan daya beli masyarakat.

Kedua, masih adanya mafia kartel ayam.

Menurut Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, I Ketut Diarmita mengatakan harga ayam broiler di tingkat peternak dan pasar mengalami disparitas yang diduga terjadi karena permainan mafia kartel ayam. Harga ayam broiler di tingkat peternak tidak sesuai dengan harga acuan yang dipatok oleh pemerintah melalui Permendag tentang Harga Acuan Pembelian di Tingkat Petani dan Harga Acuan Penjualan di Tingkat Konsumen. Misalnya, pernah terjadi harga acuan yang dipatok Rp 18.000 – Rp 20.000 per kilogram. Namun harga di peternak sudah menyentuh Rp 8.000 – Rp 10.000 per kilogram, sedangkan di tingkat konsumen rata-rata harga daging ayam (karkas) mencapai Rp 35.000 – Rp 40.000 per kilogram.

Dampak yang Ditimbulkan dari Harga Ayam Terlalu Murah

Di tengah kenaikan berbagai harga barang, para peternak ayam kian kelimpungan. Bagaimana tidak, peternak UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) harus bersaing dengan Perusahaan besar atau Integrator saat harga jual ayam terbilang rendah.

Peternak UMKM harus menanggung kerugian saat harga ayam hidup di atas HPP (Harga Pokok Produksi). Sementara Perusahaan Integrator yang memonopoli bisnis ayam kian diuntungkan.

Saat ini 80% dari total populasi ayam broiler di Indonesia budidayanya dikuasai oleh perusahaan integrator. Mereka diberi hak untuk memelihara GPS (Grand Parent Stock), PS (Parent Stock), dan DOC (Day Old Chicken) yang diproduksi sebagian besar dikuasai dan dipelihara sendiri sehingga menguasai pasar di Indonesia. Sebaliknya, peternak rakyat tidak bisa berkembang karena peternak pasti kalah saat terjadi benturan produk dengan perusahaan integrator di pasar tradisional. Peternak modalnya kecil sehingga mudah gulung tikar saat kalah bersaing dengan perusahaan integrator.

Masuknya perusahaan peternakan ayam integrator bermodal besar membuat peternak rakyat sulit bersaing dan akhirnya kolaps. Perusahaan peternakan integrator merujuk pada perusahaan besar yang menguasai industri perunggasan dari hulu sampai hilir seperti DOC (Day Old Chick), pakan, vaksin, peternakan budidaya, pemotongan, sampai olahan.

Peternak mandiri terus bergantung pada perusahaan Integrator dalam memenuhi sarana produksi ternak atau sapronak, yang terdiri dari bibit ayam, pakan dan obat-obatan. Mereka membeli bibit ayam dengan harga Rp6.000-Rp7.000, sementara dalam perhitunganya cukup Rp5.500 untuk memproduksi satu ekor anak ayam. Maka di sini yang untung adalah perusahaan integrator. Minimal 13% keuntungan yang didapatkan. Belum lagi keuntungan pakan dan lainnya.

Pasca anjloknya harga ayam broiler di pasaran banyak peternak rakyat belum berani kembali berternak terutama sejak harga jual ayam broiler ke pedagang turun hingga ke titik terendah sejak September 2018 yaitu Rp 8.000-10.000 per kilogram. Sebagian peternak beralih profesi lain bahkan ada yang menjadi pekerja bangunan. Peternak mandiri mengalami total kerugian dari seluruh peternak mencapai Rp 700 miliar per bulan.

Peternak melalui berbagai asosiasi peternak beberapa kali sudah melakukan demo dan pembagian ayam secara gratis di beberapa tempat sebagai aksi protes terhadap pemerintah atas anjloknya harga ayam broiler. Meski Para peternak sudah turun ke jalan, sayangnya aspirasi mereka belum juga di dengar.

Faktanya monopoli akan menjatuhkan bisnis rakyat kecil. Namun dalam sistem kapitalisme, monopoli sah-sah saja dilakukan. Bahkan didukung oleh negara. Karena asas ekonomi dan politik tegak atas kekuasaan para pemilik modal.

Dampaknya ketimpangan ekonomi kian menganga, saat perusahaan raksasa menindas perusahaan kecil. Jika kondisi seperti ini terus terjadi maka dikhawatirkan sisa peternak rakyat yang masih ada akan habis. Wajar saja jika Sri Mulyani menyebutkan kekayaan empat orang terkaya Indonesia sama dengan kekayaan 100 juta penduduk.

Ketua Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Jawa Tengah, Parjuni, mengatakan sebelum tahun 2009 perusahaan integrator dilarang melakukan budi daya namun situasi mulai berubah sejak dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009. Sejak saat itu perusahaan boleh melakukan budi daya ayam broiler yang pada praktiknya tidak memperhatikan besar kecilnya populasi. Kondisi ini menjadi asal mula perusahaan integrator memonopoli produksi ayam broiler.

Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 yang di dalamnya mengatur tentang budi daya diubah oleh Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2014. Kemudian melalui Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja beberapa pasalnya diubah lagi namun tidak mampu menjadi solusi terhadap monopoli dan oversupply.

Strategi Islam Menyelesaikan Masalah Harga Ayam Terlalu Murah yang Pada Kenyataannya Sudah Membuat Banyak Peternak Bangkrut

Faktor-faktor yang menyebabkan penurunan harga ayam broiler di tingkat peternak hingga membuat banyak peternak bangkrut akan sulit mendapatkan solusinya dalam sistem Kapitalisme yang diterapkan di Indonesia saat ini. Sistem ekonomi Kapitalis memiliki indikator karakteristik mendasar yang salah satunya adalah dalam hal produksi dimaknai menghasilkan atau meningkatkan manfaat ekonomi yang dapat dijual untuk menghasilkan uang saja.

Para pemilik modal melihat Indonesia khususnya Pulau Jawa memiliki potensi yang besar untuk menghasilkan uang dari sektor peternakan. Banyaknya populasi manusia di Pulau Jawa menjadi peluang untuk menghasilkan uang dari produksi ayam broiler. Java Sentrisme akhirnya terjadi juga dalam produksi ayam broiler karena pemilik modal melihat peluang produksi dan pasar untuk mendapat keuntungan sebesar-besarnya. Mereka melakukan penambahan produksi untuk meningkatkan populasi ayam broiler di Pulau Jawa hingga melampau batas kebutuhan sehingga terjadi oversupply.

Oversupply menimbulkan dampak berupa anjloknya harga karena ketersediaan ayam broiler yang terlalu tinggi tapi tidak diimbangi dengan permintaan pasar. Sebaliknya peternak dan konsumen di luar Pulau Jawa merasakan kesulitan untuk produksi karena terbatasnya sarana produksi ternak disana sehingga permintaan ayam broiler tidak diimbangi dengan tingkat produksi yang mampu mengimbangi sehingga harga ayam di luar Pulau Jawa cenderung tinggi. Namun harga yang lebih tinggi tersebut tidak berarti membuat pihak peternak otomatis mendapatkan keuntungan karena kelangkaan sarana produksi disana dan biaya operasionalnya yang juga lebih tinggi.

Kondisi seperti ini akan terus terjadi karena para Kapitalis akan berdiri semakin kokoh dengan ditopang oleh monopoli, keserakahan dan keegoisan. Adanya kartel beberapa perusahaan untuk mengatur harga juga mudah terjadi. Padahal mekanisme harga menjadi pilar utama dalam sistem ekonomi Kapitalisme karena memiliki peran utama dalam menentukan kegiatan produksi, konsumsi dan distribusi. Mekanisme harga juga akan menyeleksi produsen mana yang mampu untuk bersaing dalam produksi dan mana yang tidak sekaligus menentukan konsumen yang dapat memenuhi kebutuhan mereka dan yang tidak. Adanya harga broiler yang terlalu murah membuat peternak rakyat yang bermodal kecil tidak mampu bersaing sehingga banyak yang terseleksi sebagai produsen karena tidak mampu bersaing dalam produksi. Rakyat sebagai konsumen juga terseleksi meskipun harga ayam broiler murah namun hanya konsumen dengan tingkat ekonomi baik yang mampu memenuhi kebutuhan mereka terhadap ayam broiler. Tingkat konsumsi daging ayam per kapita per tahun yang masih rendah menunjukkan murahnya harga ayam broiler belum mampu dijangkau oleh mayoritas rakyat Indonesia.

Akhirnya pelaku pasar hanya dikuasai oleh satu produsen (monopoli) atau beberapa produsen (oligopoli) yang bisa melakukan kartel sehingga mekanisme pasar tidak dapat berfungsi normal. Perusahaan integrator yang menguasai budi daya ayam broiler dari hulu hingga hilir menjadi penjual yang dapat mempengaruhi harga dengan penawaran sesuai dengan keinginan mereka. Akhirnya perusahaan intergrator tetap bisa mendapatkan keuntungan meskipun harga ayam broiler murah, sementara peternak rakyat mengalami kerugian bahkan banyak yang bangkrut dan sebagian besar rakyat tetap tidak mampu mengkonsumsi ayam broiler meskipun harganya murah karena kondisi ekonomi mereka tetap tidak mampu untuk mengakses harga tersebut. PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) misalnya masih bisa membagikan dividen laba tahun buku 2021 senilai total Rp 1,77 triliun kepada pemegang sahamnya. Laba bersih yang dibukukan CPIN pada tahun 2021 sebesar Rp 3,62 triliun. PT Japfa Comfeed Tbk (JPFA) juga membagikan dividen tahun buku 2021 sekitar Rp 697,22 miliar yang merupakan 35% dari laba bersih tahun buku 2021.

Sistem Kapitalisme juga membuat negara hanya mampu menjadi regulator. Muncullah para penguasa yang hanya tahu fakta namun minim solusinya. Akhirnya sering menyerahkan urusan rakyat kepada pihak swasta atau menyuruh rakyat mencari solusi sendiri. Muncullah kekuasaan yang berkarakter bodoh dan malas.

Solusi terhadap masalah harga ayam terlalu murah yang pada kenyataannya sudah membuat banyak peternak bangkrut hanya akan terjadi secara komprehensif jika sistem Islam yang digunakan dalam kehidupan. Berbagai persoalan yang dialami peternak ayam broiler adalah disebabkan buruknya pengaturan produksi dan distribusi oleh negara. Dalam sistem Islam, negara akan berperan mengatur produksi dan distribusi.

Pengaturan produksi akan dilakukan dengan menyeimbangkan supplydan demand sehingga oversupply bisa dihindari. Negara akan mengumpulkan data kebutuhan rakyat terhadap daging ayam broiler secara akurat. Kemudian negara akan berusaha menjaga keberlangsungan peternakan ayam broiler, khususnya peternakan rakyat mandiri, dengan mendorong dan memfasilitasi peternak untuk memproduksi sesuai kebutuhan sehingga terjadi keseimbangan antara supply dan demand yang pada akhirnya akan membentuk harga yang normal. Dengan demikian usaha peternakan rakyat akan tumbuh secara signifikan mengikuti pertumbuhan tingkat konsumsi daging ayam broiler rakyat yang semakin sejahtera.

Produksi akan diatur supaya tidak menumpuk hanya di wilayah tertentu saja, namun produksi dilakukan secara merata sesuai kebutuhan masing-masing wilayah. Negara dapat mengatur perusahaan swasta dengan memberikan izin mendirikan pabrik pakan dan pembibitan di wilayah tertentu supaya tidak terjadi penumpukan produksi. Mereka juga diizinkan untuk melakukan budi daya hanya di wilayah yang produksi peternak rakyatnya masih kurang dari kebutuhan.

Jika terjadi oversupply di suatu wilayah, maka negara akan turun tangan mengatur distribusinya.
Negara melalui Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bisa melakukan mekanisme pembelian hasil produksi peternak rakyat yang harus dilakukan dengan cepat dan massif agar peternak tidak mengalami kerugian akibat ternaknya tidak segera dipanen dan harus menambah biaya produksinya. Pemerintah harus memilliki kreativitas dalam menyerap dan mendistribusikan oversupply tersebut misalnya melakukan pengiriman daging ayam broiler dalam bentuk karkas beku dengan menyerap produksi dari daerah yang over produksi lalu mengirimkannya ke daerah yang kurang produksi. Pemerintah juga bisa membuka atau memberikan izin kepada perusahaan swasta membangun pabrik pengolahan ayam broiler menjadi produk olahan hasil ternak di daerah yang mengalami over produksi untuk meningkatkan nilai jualnya sekaligus juga mampu menyerap tenaga kerja tambahan.

Ketika masa Umar bin Khattab menjadi khalifah perluasan wilayah Islam dilakukan sampai ke Syam, Mesir, dan Iraq. Umar mengusahakan distribusi agar terjadi pemerataan barang-barang kebutuhan pokok dari daerah yang makmur ke daerah yang kekurangan. Umar menulis surat kepada semua gubernur di wilayah provinsi-provinsi lainnya saat kondisi krisis menerpa Madinah untuk mengirimkan bahan makanan sebagai bentuk pengaturan distribusi. Umar mendatangkan bahan makanan pokok dari Syam dan Mesir. Cara ini dilakukan Umar selain untuk memenuhi kebutuhan bahan makanan penduduk Madinah, juga menjadi cara agar harga makanan tetap stabil. Abu Ubaidah bin Jarrah adalah gubernur pertama yang mengirimkan bantuan dengan membawa empat ribu unta yang penuh muatan makanan. Bantuan dari gubernur lainnya kemudian datang secara berurutan sehingga bisa mencukupi kebutuhan penduduk Madinah. Jalur laut Qulzum juga diperbaiki oleh Gubernur Amr bin Ash untuk memudahkan pengiriman makanan melalui jalur laut ke Madinah sehingga harga makanan di Madinah sama dengan harganya di Mesir.

Selain memberikan solusi terhadap masalah oversupply, negara juga akan melarang praktik monopoli dan kartel. Situasi budi daya ayam broiler yang 80% dari total populasi ayam broiler di Indonesia dikuasai oleh perusahaan intergrator menyebabkan produksi hanya dikuasai oleh satu kelompok sehingga harganya dapat dikendalikan menyebabkan terjadinya monopoli. Persekongkolan tidak sehat dalam bentuk kartel yang dilakukan oleh pelaku usaha produsen barang sejenis untuk mengontrol produksi, persaingan usaha, hingga harga barang juga terjadi. Ketua Paguyuban Peternak Rakyat Nusantara (PPRN) Alvino Antonio saat menyampaikan laporan dugaan praktik kartel harga DOC (Day Old Chicken) dan harga Sapronak (Sarana Produksi Ternak) di Kantor Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) pada 22/03/21 mengatakan kartel akan menciptakan pasar terkendali oleh beberapa korporasi oligopoli dan dalam jangka panjang pada akhirnya konsumen pasti akan dirugikan. Peternak rakyat tidak akan ada lagi apabila praktik ini terus terjadi sebab dugaan praktik kartel yang dimaksud tidak lagi bersepakat pada harga jual ayam (live bird) yang tinggi tetapi bersepakat di harga yang lebih rendah dengan target untuk membunuh persaingan di pasar becek dan terjadinya kanibalisme peternakan.

Negara bisa mencegah terjadinya monopoli dan kartel dalam budi daya ayam broiler dengan cara melakukan pengawasan dan memberikan sanksi terhadap perusahaan yang terbukti merugikan kepentingan masyarakat. Dalam Islam ada yang disebut dengan Hisbah, Muhtasib atau anggota pengawas yang merupakan tim khusus yang bertugas mengontrol harga barang yang beredar di pasar. Al-Muhtasib (qadhi hisbah) adalah hakim yang berwenang menyelesaikan berbagai pelanggaran yang merugikan hak-hak masyarakat secara umum. Rasulullah saw. ketika menemukan tumpukan makanan yang basah di bagian bawah, beliau lalu memerintahkan agar makanan yang basah tersebut diletakkan di bagian atas sehingga bisa dilihat oleh orang. Rasulullah saw. dalam perkara tersebut telah memberikan keputusan agar meletakkan makanan yang basah berada di permukaan tumpukan makanan tersebut untuk menghindari terjadinya penipuan.

Maka untuk mencegah terjadinya persoalan monopoli dan kartel di hulu pemerintah bisa meminta perusahaan yang menjadi produsen pakan dan DOC untuk melakukan produksi yang seimbang dengan kebutuhan dan transparan dalam hal kualitas produksi serta kebijakan harga jualnya sehingga menghindari terjadinya penipuan yang merugikan peternak. Sedangkan di sektor hilir pemerintah ikut mengatur budi daya yang dilakukan oleh perusahaan intergrator dengan membatasi jumlah dan pasarnya. Budi daya yang dilakukan oleh perusahaan integrator hanya untuk mencukupi kekurangan produksi peternak rakyat di daerah yang masih kurang produksinya. Mereka juga dilarang menjual hasil budi dayanya ke pasar becek jika produksi peternak rakyat sudah mencukupi. Produksi mereka harus diolah menjadi karkas beku atau produk olahan sehingga pasarnya akan berbeda dengan peternak rakyat untuk menghidari terjadinya kanibalisme peternakan dan memudahkan distribusi ke daerah lain yang membutuhkan.

Sayangnya semua solusi itu akan sulit dipraktikan jika sistem yang diterapkan di negeri ini masih menggunakan Kapitalisme. Meskipun penguasa mengetahui permasalahan yang dihadapi oleh peternak rakyat, namun akan minim solusi karena berbenturan dengan sistem yang ada. Justru yang sering terjadi penguasa malah tunduk terhadap kepentingan penguasa. Hanya penguasa yang menerapkan sistem Islam dalam negara Khilafah yang akan memberikan solusi tuntas terhadap permasalahan harga ayam terlalu murah yang terus berulang sehingga bukan sekadar menjadi ancaman yang bisa membuat peternak bangkrut namun sudah menjadi kenyataan banyak peternak rakyat yang gulung tikar.

Referensi:

Wirabrata, Achmad. “Anjloknya Harga Ayam Beoiler.” Dalam Info Singkat, 11, 13 (2019).

“Alasan Mengapa Praktik Monopoli Kartel Dilarang Islam.” Dalam www.mui.or.id, diakses 3 November 2022.

“Bulan Berkah, Siap-Siap Dapat THR Dividen Dari 22 Emiten Ini.” Dalam www.poultryindonesia.com, diakses 3 November 2022.

“Cek Harga Pasar di Wonosobo, Mendag Zulhas Sebut Daging Ayam Terlalu Murah.” Dalam www.detik.com, diakses 2 November 2022.

“Charoen Pokphand Bagi Dividen Tunai Rp 1,77 Triliun.” Dalam www.beritasatu.com, diakses 3 November 2022.

“Di Saat Harga Ayam Murah, Peternak ‘Rugi’ dan ‘Kalah Saing’ Dengan Perusahaan Besar.” Dalam www.bbc.com, diakses 3 November 2022.

“Harga Ayam di Malang Terlalu Murah, Mendag Zulhas: Peternak Bisa Bangkrut.” Dalam www.detik.com, diakses 2 November 2022.

Akibat Monopoli Perusahaan Integrator, Peternak Ayam Makin Tekor

“Peternak Desak Mendag Panggil 4 Perusahaan Terkait Jatuh Harga Ayam.” Dalam www.cnnindonesia.com, diakses 2 November 2022.

“Strategi Cerdas Khalifah Umar bin Khattab Bagikan Subsidi dan Bansos Saat Krisis Melanda.” Dalam www.liputan6.com, diakses 3 November 2022.

“Tiga Langkah Penuntasan “Oversupply” Ayam Pedaging.” Dalam www.poultryindonesia.com, diakses 3 November 2022.

“Tugas Qadhi Hisbah.” Dalam www.mediaumat.id, diakses 3 November 2022.

Dibaca

Loading

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Konsultasi