Oleh. Aisyah Qonita
(Kontributor MazayaPost.com)
Setelah tagar #KawalPutusanMK dalam trending topik Twitter, lagi-lagi massa dihebohkan dengan narasi “Indonesia Baik-Baik Saja” yang berlatar serupa, yaitu gambar berlambang Garuda Pancasila dengan background warna biru. Postingan tersebut diduga merupakan gerakan buzzer oleh akun X @siimpersons dalam unggahannya pada Kamis (22/8/20244). Pemilik akun menampilkan gambar tangkapan layar berisi pesan WhatsApp yang mengindikasikan bahwa seruan tersebut bagian dari kampanye. Disertai rincian harga yang akan didapat jika postingan tersebut diunggah di Instagram maupun TikTok.
Meski kebenaran tangkapan layar tersebut belum terdeteksi hingga saat ini, faktanya postingan itu sendiri telah dibagikan sebanyak lebih dari 22.000 kali dengan 2,9 juta penayangan di media massa. Hal ini makin memicu kritik netizen disamping fakta Indonesia yang sebenarnya bertolak belakang dengan narasi tersebut. “Dibayar berapa sampai bisa bilang Indonesia baik-baik saja? Yakin baik-baik saja? Semurah itukah harga dirimu sampai bilang begini?” tulis akun @jus*** dalam medsosnya.
Dari sini muncul kekontrasan antara fakta yang terjadi dengan narasi yang mereka propagandakan di linimasa. Seruan “Indonesia Baik-Baik Saja” nyatanya tak mampu mendamaikan opini umum, apalagi untuk menyolusikan segala masalah yang telah terjadi di tengah tengah masyarakat. Kenyataan buzzer sebagai pencitraan belaka, membuktikan bahwa negara tak mampu menyelesaikan masalah negri sendiri, justru menggerakan para buzzer untuk menutup-nutupi dan mempercantik kebobrokan kebobrokan yang telah mereka lakukan.
Akan lebih miris jika narasi tersebut dikonsumsi oleh masyarakat yang memiliki minim kesadaran politik dan tidak memahami permasalahan secara mendasar. Alhasil, mereka terima saja segala jenis narasi yang dipropagandakan tanpa memahami realita yang sebenarnya tengah terjadi di negri sendiri. Kebijakan negara yang lberasaskan sekuler kapitalisme terbukti tak mampu menyelesaikan berbagai masalah yang terjadi, justru menambah masalah lain jika disolusikan dengan sistem yang tidak berkiblat pada syariah Islam. Sebuah kepengaturan negara yang berdasar aqidah Islam sehingga mampu mengatur negara dengan sebaik-baiknya tanpa menimbulkan permasalahan yang berkelanjutan.
Islam pun memiliki kepengaturan pendidikan yang akan membangun kesadaran politik umat dan ketaatan syariah dalam melaksanakan amar makruf nahi munkar kepada sesama maupun pengoreksian negara. Bentuk-bentuk pencitraan terhadap negara pun tak akan terjadi karena semua aparat taat syariah serta profesional dalam menjalankan amanah, terlebih karena minimnya masalah sehingga tak perlu adanya buzzer untuk menutup nutupi kebenaran yang terjadi.
Walhasil, hanya sistem Islamlah yang mampu menjamin seluruh keamanan dan kedamaian masyarakat dan negara. Maka, tak ada solusi yang lebih baik selain menerapkan syariah-Nya di atas muka bumi ini secara kaffah. Wallahualam bisawab.