Fenomena Kasus Gagal Ginjal pada Anak

Oleh. T. Enny Sri Adilla
(Kontributor MazayaPost.com, Dramaga Cantik, Bogor)

Ginjal adalah salah satu organ yang sangat penting dalam tubuh. Ginjal berperan untuk menyaring dan membuang racun yang tidak diperlukan oleh tubuh. Jika fungsi ginjal menurun maka bukan tak mungkin racun yang ada di dalam tubuh menyerang berbagai organ penting lainnya. Bayangkan, jika ginjal penuh dengan racun dan tidak dapat berjalan sesuai dengan fungsinya maka  cuci darah adalah salah satu solusi yang paling mungkin dilakukan.

Fenomena yang terjadi saat ini dan ramai menjadi obrolan di media sosial, banyak anak berbondong-bondong menjalani terapi cuci darah di Rumah Sakit CiptoMangun Kusumo (RSCM). Pihak Rumah Sakit pun buka suara soal ramainya fenomena tersebut. dr. Spesialis anak di RSCM, Eka Laksmi Hidayati mengatakan memang benar RSCM membuka layanan cuci darah untuk anak. Saat ini total yang diangani  untuk pasien anak yang melalukan cuci darah itu ada sekitar 60 persen rata-rata usia 12 tahun ke atas, masuk kategori remaja dan pasien bukan hanya berasal dari Jakarta, tetapi ada juga dari Pulau Jawa (25/7/2024).

Cuci darah adalah salah satu terapi kesehatan yang biasanya dilakukan orang yang mendetita sakit ginjal. Prosedur cuci darah dilakukan untuk membuang cairan dan kotoran dari darah yang harusnya dilakukan ginjal yang sehat namun karena kondisi ginjal yang bermasalah tidak dapat berfungsi dengan baik sehingga tak dapat membuang kotoran tersebut. dr. spesialis anak RSCM, Eka laksmi Hidayati mengatakan memang tidak semua pasien gagal ginjal harus melakukan prosedur cuci darah ketika ginjalnya semakin melemah dan ukuran fungsi ginjal hanya 15 persen ini berarti dia sudah kesulitan menyaring racun dan limbah di tubuh mau tidak mau harus melakukan cuci darah rutin (25/7/2024).

Tingginya gagal ginjal pada anak sangat dipengaruhi oleh pola makan yang buruk dan jenis makanan yang dikonsumsi bisa juga memengaruhi atau akan berdampak pada obesitas dan berisiko menurunkan fungsi ginjal. Jenis makanan dan minuman yang beredar saat ini banyak kandungan gula zat pewarna makanan yang melebihi batas aturan kesehatan. Banyaknya jenis makanan dan minuman yang dijual bebas saat bisa memicu munculnya berbagai penyakit berbahaya bagi anak usia dini.

Hal ini akibat pola hidup anak yang selalu mengkonsumsi minuman yang memakai bahan pengawet dan pemanis buatan. Belum lagi makanan ringan berbahan mie kemasan yang membahayakan tubuh bila dikonsumsi secara terus meneru. Seharusnya, badan POM sebagai gerbang keluar masuk produk pangan di Indonesia lebih teliti terhadap produk yang akan dipasarkan. Bagaimana bisa minuman kemasan yang dapat menimbulkan efek gagal ginjal beredar luas  di pasar tanpa sepengetahuan  BPOM terutama pasarnya adalah anak anak sebagaimana anak adalah tingkat estafet generasi .

Pemerintah saat ini seakan tidak mengatur para produsen atau pabrik, juga tidak memberikan edukasi  bahayanya minuman saset, kemasan botol berwarna, dan lain-lain. Produsen hanya mencari keuntungan sebanyak-banyaknya tanpa memikirkan efeknya. Dalam aturan pengelolaan pangan, terutama makanan dan minuman di negeri ini masih menganut asas kapitalisme dimana yang punya modal yang berkuasa yang penting mendapatkan keuntungan yang besar.

Dalam sistem kapitalisme, uang menjadi tujuan utama. Sistem ini abai terhadap kesehatan dan keamanan pangan untuk anak sehingga tidak sesuai dengan konsep makanan halal dan tayib. Negara telah abai dalam menentukan standar keamanan pangan dan lalai dalam memberikan jaminan keberadaan makanan halal dan tayib. Adapun Islam mewajibkan negara untuk menjamin pemenuhan bahan pangan yang halal dan tayib sesuai dengan perintah syariat Islam.

Dibaca

Loading

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Konsultasi