Euforia K-Pop Mengikis Jati Diri Muslimah

Oleh. Ummu Zahro
(Pegiat Dakwah Media)

Zaman sekarang jika tak punya idola seolah-olah kurang gaul. Begitulah ungkapan remaja-remaja yang saat ini lagi diserang demam K-Pop. Apa pun akan dilakukan demi bisa mengikuti konser sang idola.

Seperti yang diberitakan oleh media online Kompas.com pada 12 Maret 2023 lalu, sejumlah penonton konser grup asal Korea Selatan Blackpink “Born Pink” menyewa jasa tata rias dan rambut dengan alasan totalitas dan praktis.

Salah satu penonton tersebut bernama Rere (21). Rambutnya panjang dengan bantuan hair extension berwarna pink keabuan. Ia mengatakan bahwa telah menyiapkan budget sebesar Rp500 ribu hanya untuk tata rias dan rambut. Demi memuaskan diri bertemu sang idola.

Sebelumnya, penonton konser tentunya telah membeli dulu tiket agar bisa masuk dan menonton konser idolanya. Bisa dipastikan harganya tentu tidak murah bagi musisi kelas dunia.

Tiket konser dijual mulai dari Rp1.385.000,00 hingga Rp3.835.000,00 di Tiket.com. Sungguh bukan harga yang murah. Fantastisnya, justru penjualan tiketnya mencapai 70.000 -140.000 penonton.

Hedonisme

Antusiasme remaja dalam menyambut konser K-Pop itu menunjukkan bahwa remaja saat ini sedang terjangkit oleh budaya hedonis akut. Tak terkecuali remaja muslimah.

Aksi bergoyang dan larut dalam lantunan musik, serta membuka aurat yang dipertontonkan sangatlah kontras dengan budaya muslimah. Muslimah yang menutup auratnya juga ikut serta mengelu-elukan wanita-wanita nonmuslim yang memamerkan aurat. Miris!

Hedonisme sekuler merupakan budaya Barat yang telah merasuki pemikiran remaja muslimah saat ini. Budaya barat yang identik dengan kebebasan membuat para remaja muslimah menanggalkan kehormatan, kemuliaannya dan membuang rasa malu dengan ikut berlenggak-lenggok mengikuti idolanya.

Remaja-remaja itu rela mengeluarkan harta yang banyak demi kesenangan saja. Padahal, kondisi perekonomian Indonesia saat ini sedang tidak baik-baik saja. Banyaknya PHK, dan kemiskinan tak membuat mereka berpikir ke sana. Inilah potret remaja dalam rengkuhan sekuler kapitalis.

Inilah akibat penerapan sistem sekuler yang menjunjung tinggi kebebasan. Sekularisme menjadikan para remaja menjadi orang yang hedonis, liberal, dan memuja kebebasan perilaku. Jelaslah bahwa ini semua bisa mengikis jati diri remaja muslimah.

Remaja dalam Rengkuhan Islam

Umat Islam adalah umat terbaik yang telah Allah kabarkan melalui firmanNya. Ini merupakan keyakinan bagi setiap individu yang hidup di masa Islam. Maka, umat akan sibuk melakukan berbagai amal demi mewujudkan diri agar benar-benar bisa menjadi yang terbaik di hadapan Allah.

Kondisi saat ini sungguh kontras sekali dengan remaja di era keemasan Islam. Remaja Islam memiliki kepribadian Islam yang kokoh serta kuat akidahnya. Yang tidak akan menyia-nyiakan hidupnya hanya untuk hal kesenangan dan duniawi.

Para remaja muslim dan muslimah saat itu sibuk dengan mengejar kemuliaan. Remaja Islam sibuk menuntut berbagai ilmu, beribadah, menghafal Al-Qur’an, hadis, dan berbagai kitab para ulama. Mereka juga melakukan berbagai riset untuk mencapai kemaslahatan umat.

Selain menuntut ilmu, remaja Islam juga menyibukkan diri mengembangkan wilayah Daulah melalui aktivitas futuhat ke berbagai negeri. Dengan berbagai amal-amal itu maka Islam menjadi berkembang dan membawa kebaikan bagi seluruh alam.

Semua itu tentunya harus ada peran negara yang mendukungnya. Negara yang menerapkan Islam otomatis akan membentuk kepribadian rakyat dengan menerapkan hukum Islam di semua segi kehidupan. Hukum Islam akan diterapkan sebagai sebuah sistem, baik dalam pendidikan, ekonomi, sosial, pemerintahan, dan juga sebagai sangsi dan lain-lain.

Tanpa penerapan hukum Islam yang menyeluruh, maka mustahil akan terbentuk generasi yang memiliki pemikiran cemerlang seperti Shalahuddin Al Ayyubi, Muhammad Al Fatih, Ibnu Sina, Al Khawarizmi, dan lain-lain. Sudah saatnya, remaja Islam saat ini memiliki kesadaran untuk bisa keluar dari kungkungan sekularisme. Sadar bahwa hidup itu hanya untuk sebuah visi misi akhirat yang kekal. Dengan itu, maka akan melahirkan berbagai aktivitas-aktivitas yang dapat merubah diri dan masyarakat agar terwujud khoiru ummah.

Wallahu a’lam

Dibaca

Loading

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Konsultasi