Ekspor Batu Bara, yang Kaya Makin Kaya

Oleh. Isty Da’iyah
(Analis Mutiara Umat Institute)

Dunia sedang dilanda krisis energi, apalagi menjelang musim dingin di Eropa yang otomatis kebutuhan energi akan semakin meningkat. Selain krisis energi, dunia juga sedang dilanda krisis ekonomi yang parah.

Hal ini diperparah dengan adanya invasi Rusia ke Ukraina. Harga komoditas energi naik tinggi karena pasokan langka, akibat konflik yang terjadi. Peperangan juga mengakibatkan kemacetan logistik dari yang sudah ada sebelumnya. Karena Rusia dan Ukraina adalah pemasok komoditas energi dan pangan terbesar di dunia.

Sehingga, jika pasokan dari kedua negera itu mengalami gangguan, dampaknya akan langsung bisa dirasakan oleh negara-negara di dunia. Krisis ini jelas akan berdampak secara sosial, ekonomi, dan politik yang dirasakan oleh negara-negara di dunia terutama Eropa.

Karena efek krisis iklim dan perang Rusia vs Ukraina ini sangat luar biasa, maka Eropa harus mengupayakan untuk meminimalisir dampak dari krisis ini, di antaranya adalah mencari pemasok sumber energi. Salah satunya adalah batu bara Indonesia yang mulai dilirik sebagai pasokan energi.

Hal ini jelas disambut baik oleh pemerintah Indonesia. Terbukti bahwa pemerintah telah merestui ekspor batu bara ke luar negeri. Apalagi akibat konflik Rusia dan Ukraina, batu bara mengalami kenaikan yang tinggi sekali.

Dilansir dari CNBC Indonesia, Indonesia melalui perusahaan batu bara telah melakukan pengiriman batu bara ke negara-negara Eropa. Karena masih dalam tahap penjajakan awal, sehingga Indonesia belum bisa mengetahui secara pasti volume produksi, yang akan digenjot untuk memenuhi negara-negara tersebut (4/7/2022).

Ekonomi Kapitalis Membuat Miris

Ada satu hal yang sebaiknya diperhatikan oleh pemerintah, ketika melakukan ekspor batu bara disaat dunia mengalami krisis energi. Yaitu memperhatikan dan memprioritaskan kebutuhan rakyat dalam negeri. Jangan sampai karena berorientasi pada harga dan keuntungan yang tinggi urusan energi rakyat justru tidak tercukupi.

Ekspor batu bara yang dilakukan pemerintah, lewat perusahaan batu bara, pasti akan meraup banyak pundi-pundi yang diterima. Terutama pundi-pundi perusahaan batu bara. Bagaimana tidak, batu bara sebagai sumber daya alam yang tinggal ambil, dikeruk dan di jual disaat harganya lagi tinggi.

Padahal ekspor batu bara seharusnya menguntungkan rakyat, bukan hanya perusahaan batu bara saja. Karena sejatinya, pemilik sah dari batu bara adalah rakyat. Rakyat seharusnya yang mendapatkan banyak keuntungan dari naiknya harga batu bara di dunia. Namun, hal ini tidak mungkin terjadi dalam sistem ekonomi kapitalis sekuler saat ini.

Justru, dengan naiknya harga batu bara, rakyat harus waspada. Karena ini bisa menjadi hal yang menakutkan bagi rakyat. Karena hal ini malah akan berpengaruh kepada naiknya tarif dasar listrik, dan energi yang dibutuhkan rakyat lainnya. Meskipun batu bara adalah sumber daya alam yang banyak terdapat di Indonesia, rakyat tetap tidak punya hak apa-apa. Rakyat tetap harus membeli apa yang dihasilkan dari kekayaan bumi Pertiwi. Padahal sejatinya batu bara adalah komoditas yang seharusnya menjadi milik umum, bukan pengusaha.

Inilah akibat dari diterapkannya sistem ekonomi kapitalis sekuler saat ini. Sistem ini mempunyai cara pandang ala kapitalis. Sebuah sistem yang memandang siapa saja boleh memiliki materi sebanyak-banyaknya. Meskipun itu adalah sumber daya alam milik umum yang harus dimanfaatkan sepenuhnya untuk kepentingan rakyat.

Ekonomi liberal yang dianut oleh sistem kapitalisme, telah menjadikan batu bara dikuasai oleh korporasi atau pemilik modal. Sebab menurut sistem ekonomi kapitalis siapa saja berhak menguasai sumber daya alam milik umum, termasuk batu bara.

Sementara itu, negara hanya bertindak sebagai regulator pemberi izin kepada para kapital untuk mengolah sumber daya alam tersebut. Inilah yang menyebabkan kehidupan rakyat semakin sulit.

Sementara pengusaha batu bara akan semakin kaya dengan kenaikan harga energi. Sedangkan rakyat harus berjuang sendiri, dalam menghadapi kenaikan harga yang terjadi.

Ketentuan dalam Syariat Islam

Berdasarkan ketentuan syariat Islam, energi termasuk batu bara dan sumbar daya lainya, yang menguasai hajat umat, hakikatnya adalah milik umat. Karena milik umat, maka haram dikuasai oleh perorangan, swasta bahkan asing. Sebagaimana hadis dari Rasulullah saw., “Kaum Muslim berserikat (memiliki hak yang sama) dalam tiga perkara: air, padang rumput dan api. Harganya adalah haram.” ( HR Ibn Majah dan Ath-Thabarani)

Statusnya sebagai milik umum di sini adalah berdasarkan sifatnya, yakni sebagai barang-barang yang dibutuhkan masyarakat secara umum. Tidak hanya air, padang rumput, dan api saja. Namun, di dalamnya ada BBM, batu bara ,energi dan lainnya.

Dengan demikian, semua sumber daya alam yang menjadi kebutuhan masyarakat secara luas (min maraafik al-jama’ah) adalah milik umum (kaffah, 9/9/2022).

Kepemilikan umum ini harus dikelola oleh negara untuk kepentingan publik. Negara sebagai pihak yang bertanggung jawab hanya mewakili umat untuk mengelolanya menjadi sesuatu yang siap pakai. Negara boleh menetapkan harga murah atau bahkan gratis. Karenanya hasil dari kepemilikan umum ini, juga harus dikembalikan untuk rakyat. Bentuknya bisa diwujudkan dalam fasilitas dan pelayanan yang dibutuhkan oleh rakyat.

Karena sesungguhnya, penguasa dalam sistem Islam harus memberikan akses atas kepemilikan umum kepada semua rakyatnya. Baik yang kaya atau yang miskin, karena semua mempunyai hak yang sama terhadap sumber daya alam yang menguasai hajat hidup orang banyak.

Dalam sistem Islam, tugas penguasa adalah mengurusi urusan umat. Islam, menempatkan kedudukan penguasa ibarat penggembala. Ia harus mengurus hewan penggembalaannya dengan baik dan benar. Rasulullah saw. pernah bersabda, “Sungguh sejelek-jelek penggembala adalah yang kasar terhadap hewan penggembalaannya.” (HR Muslim)

Sehingga, persoalan umat yang tejadi saat ini, mulai dari krisis energi dunia dan kesejahteraan rakyat di negeri ini, jelas memerlukan sebuah solusi alternatif. Sebuah solusi yang bisa memberikan jalan keluar bagi permasalahan umat. Solusi itu tidak lain adalah mencampakkan sistem kapitalis sekularisme, dan menggantinya dengan sistem Islam. Sebuah sistem yang akan mendatangkan maslahatan dan keberkahan. Karena aturan yang digunakan adalah aturan yang berasal dari dari Allah Swt.

Wallahu a’lam bishawab.

Dibaca

Loading

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Konsultasi