Eksploitasi Perempuan di Balik Kontes Kecantikan


Oleh. Bunda Hanif

Kapitalis selalu memiliki cara untuk memperalat muslimah dengan cara-cara baru. Kontes kecantikan yang dikemas secara islami telah berhasil membuat para muslimah tertarik dan ikut menjadi bagiannya. Jika selama ini yang sering diselenggarakan adalah kontes kecantikan dengan pakaian terbuka, seperti Miss Universe dan Miss World. Berbeda dengan saat ini, ajang kontes kecantikan yang digelar adalah dengan menampilkan muslimah yang berpakaian syar’i. Sekilas hal ini tampak baik dan tidak melanggar syariat, namun tahukah muslimah bahwa perbuatan tersebut tidak dibenarkan dalam hukum Islam.

Ajang kontes kecantikan dengan menampilkan para muslimah yang berpakaian syar’i pertama kali digelar di Solo dengan nama Solo Beauty Muslimah pada akhir 2016. Lalu berganti nama menjadi Beauty Muslimah Indonesia (BMI) dengan jangkauan peserta yang lebih luas dan berskala nasional sejak 2021 (Muslimahnews.com, 28/01/2023).

Ajang kontes kecantikan BMI menampilkan muslimah yang berbusana menutup aurat, diselenggarakan dalam rangka mencari muslimah berbakat. Kontes ini diikuti 50 finalis terpilih dari 34 provinsi di Indonesia dan akan ditampilkan pada tanggal 12 Desember 2023 mendatang di Surakarta, Jawa Tengah.

Tidak jauh berbeda dengan kontes kecantikan lainnya. Parameter penilaian yang dilakukan oleh BMI meliputi 3 B, yakni Brain, Beauty, Behaviour. Penilaian tersebut menekankan pada kecerdasan, kecantikan serta perilaku.

Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh peserta BMI, diantaranya adalah (1) Muslimah usia 17-30 tahun, (2) berpenampilan menarik, cerdas, berpengetahuan dan berkepribadian baik (3) tinggi badan minimal 156 cm, (4) mampu menggunakan heels minimal 7 cm.

Kontes yang terkesan islami ini sebenarnya tanpa kita sadari adalah bentuk eksploitasi terhadap perempuan. Mereka tidak sadar bahwa mereka telah dimanfaatkan oleh para kapitalis. Kapitalis memandang bahwa perempuan merupakan target yang bisa dijadikan ladang bisnis demi meraup keuntungan sebanyak-banyaknya. Walaupun dikemas secara islami, namun penilaian yang dilakukan hanya seputar bentuk fisik, kecerdasan, dan prilaku perempuan sesuai kacamata kapitalisme sekuler.

Di sistem sekuler kapitalisme, perempuan merupakan sasaran empuk eksploitasi. Perempuan tak lebih hanyalah sebagai komoditas yang dapat mendatangkan keuntungan. Untuk menjerat para Muslimah tersebut, para kapitalis membalutnya dengan narasi pemberdayaan perempuan atau kontes-kontes kecantikan.

Muslimah tidak menyadari bahwa di balik semua itu, mereka diperalat oleh para kapitalis. Perempuan yang secara naluri selalu ingin dipandang cantik dan menarik, akhirnya tergiur untuk mengikuti apa yang ditawarkan oleh para kapitalis, meski mereka harus memamerkan kecantikan dan bentuk fisiknya. Apalagi jika reward atau kompensasi yang mereka terima berupa materi dengan jumlah yang tidak sedikit.

Walaupun tidak sekadar menilai penampilan fisik, namun untuk menjadi pemenang, tetap saja syarat-syarat fisik harus dipenuhi. Padahal Islam sangat memuliakan perempuan. Di dalam Islam tidak dibenarkan seorang muslimah menampilkan daya tarik fisiknya selain kepada suaminya. Jika sudah begini, di manakah muruah mereka? Demi untuk menjadi terkenal dan mendapatkan materi yang cukup banyak, mereka kehilangan rasa malu yang seharusnya dimiliki seorang muslimah dan orang yang beriman.

Selama ini, muslimah telah terjebak dalam gaya hidup hedonis. Cinta dunia telah membuat mereka tidak lagi memperdulikan standar halal dan haram, Bahkan mereka sudah kehilangan rasa malu. Penghargaan terhadap mereka pada akhirnya hanyalah sebatas materi.

Bagaimana Islam Memuliakan Muslimah?
Hanya Islamlah satu-satunya agama yang memuliakan perempuan. Allah menurunkan seperangkat aturan yang sangat terperinci. Hal itu bukanlah untuk mengekang perempuan, melainkan karna perempuan adalah makhluk yang sangat berharga dan mulia. Di dalam Islam, kecerdasan, kepribadian dan kecantikan bukan untuk berkompetisi dengan tujuan eksploitasi. Setiap kelebihan yang Allah berikan harus bisa digunakan untuk kemaslahatan umat.

Kecantikan seorang muslimah, tidak boleh diumbar, dipamerkan di ruang publik. Islam melarang perempuan berhias berlebihan (tabarruj) selain kepada suaminya. Semuanya ini demi untuk menjaga muslimah agar tetap mulia.

Segala bentuk eksploitasi pada perempuan adalah haram. Mengutip laman Muslimah News (29-9-2022), Ustadz M. Shiddiq Al-Jawi menjelaskan bahwa para ulama kontemporer sepakat bahwa kontes kencantikan haram hukumnya atas kaum muslim.

Rasulullah saw bahkan dalam sebuah hadist, telah melarang kita dari pekerjaan budak perempuan , kecuali apa yang ia kerjakan dengan tangannya. Perempuan dibolehkan bekerja dari jerih payahnya seperti membuat roti, memintal, menenun, bukan pekerjaan dari mengeksploitasi tubuhnya.

Selain itu, muslimah dilarang tabarruj atau berhias berlebihan dan menampakkan perhiasan dan keindahan tubuh kepada laki-laki non mahram. Dan Islam melarang menyerupai kaum kafir (tasyabbuh bil kuffar) dalam segala hal yang menjadi ciri khas kekafiran mereka.

Demikianlah, Islam mengatur muslimah. Bukan untuk mengekang atau membatasi aktivitas mereka, melainkan demi menjaga kemuliaan dan kehormatan mereka. Muslimah tercipta sebagai pencetak generasi bertakwa. Karenanya, muslimah harus bisa berkarya, berprestasi dan memberi teladan bagi umat dengan potensi dan kecerdasan yang dimiliki, bukan dengan mengikuti kontes-kontes kecantikan.

Dari rahim seorang muslimah yang terjaga, tentunya akan terlahir generasi hebat seperti generasi sebelumnya. Peran mereka sangat dibutuhkan dalam mendidik generasi. Mereka pun bisa mengambil peran di ranah publik dengan menjadi dokter, guru, perawat atau profesi lainnya dengan tetap menjaga kemuliaannya sebagai seorang muslimah. Dan yang terpenting, muslimah tidak meninggalkan kewajibannya berdakwah di tengah umat.

Wallahu a’lam bisshowab

Dibaca

Loading

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Konsultasi