Oleh. Puji
(Kontributor MazayaPost.com)
Imigran ilegal etnis Rohingya asal Myanmar berjumlah 146 orang ditemukan berlabuh di muara Pantai Dewi Indah, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deliserdang, Sumatra Utara (Sumut) pada Kamis (24/10). Para imigran ini terdiri dari 64 orang pria dewasa, 62 orang wanita dewasa, dan 20 anak-anak (cnnindonesia.com, 24/10/2024).
Ada ratusan pengungsi Rohingya yang terdampar di Deliserdang. Akhirnya, mereka boleh mendarat meski sempat ditolak dengan berbagai alasan. Itulah sedikit gambaran kondisi muslim Rohingya yang seperti terusir dari negerinya karena minoritas jumlahnya. Kondisinya penuh derita.
Kondisi kaum muslim Rohingya sungguh memprihatinkan. Mereka mengalami ketidaknyamanan dan ketidakpastian dalam menjalani kehidupan. Di mana mereka kesulitan dalam menjalani kehidupan karena tidak jelas tempat hidupnya maupun pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari. Mereka terpaksa terkatung-katung dan seperti terusir dari negerinya sendiri yaitu Myanmar karena mereka kaum muslim yang minoritas.
Apalagi kondisi kaum muslim Rohingya tenggelam oleh pemberitaan Gaza Palestina maupun pemberitaan terkait pemerintahan baru yang ada di dunia termasuk di negeri ini. Sungguh kasihan kalau kita melihat derita muslim Rohingya. Selain itu, adanya kapitalisme sekuler yang memisahkan agama dari kehidupan turut mempengaruhi kaum muslimin untuk bersikap individualis dan kurang kepedulian terkait kondisi muslim Rohingya.
Sistem kapitalisme sekuler yang diterapkan saat ini kurang memberikan solusi penanggulangan yang komprehensif terkait derita muslim Rohingya. Apalagi kaum muslimin terpengaruh pada gaya hidup individualis dan materialistik, sehingga mereka kurang begitu peduli terkait nasib dan derita muslim Rohingya. Seharusnya sebagai saudara sesama muslim itu memberikan pertolongan dan kepedulian terhadap derita muslim Rohingya.
Islam mengajarkan adanya ukhuwah islamiyah bagi semua kaum muslim. Dalam Islam, kaum muslim itu laksana satu tubuh dan jika ada satu bagian tubuh yang sakit maka seluruh tubuh itu akan merasakan sakit. Oleh karena itu, perlu adanya persaudaraan kaum muslimin berdasarkan akidah Islam maupun persatuan umat Islam untuk membantu derita muslim Rohingya. Terlebih yang paling penting itu adanya peran negara yang menjadikan Islam kaffah berdasarkan Al-Qur’an sebagai rujukan dalam solusi derita muslim Rohingya.