Demi Cuan, Naluri Ibu Tergadaikan

Oleh. Aisah Farah Awaliyya

Miris, kasus perdagangan anak di Indonesia baru saja terkuak oleh aparat negara. Namun, masih banyak kasus serupa yang belum terungkap lantaran tidak tercium aparat berwenang. Karena masih banyaknya kelalaian dan ketidakpedulian negara terhadap rakyatnya.

Dilansir dari republika.co.id (24/02/2024), Seto Mulyadi menerangkan bahwa kasus perdagangan anak terungkap oleh polres metro Jakarta Barat. Menurut Seto, walaupun terdapat lima bayi yang diamankan dalam perdagangan tersebut, namun masih banyak kasus yang sama tetapi belum terungkap. Begitu juga dikutip dari Jakarta, antaranews.com (23/02/2024) Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak(PPPA) menjelaskan, para pelaku yang menjual anak atau bayinya merupakan ibu-ibu berlatar belakang dari kelompok rentan secara ekonomi.

Asisten Deputi(Asdep) Perlindungan Khusus Anak dan Kekerasan Kementrian PPPA, Ciput Eka Purwanti menyebutkan bahwa jika melihat profil para ibu dari anak yang diperjualbelikan, profil mereka adalah kelompok-kelompok rentan (secara ekonomi).

Menelusuri Akar Masalah

Jika kita melihat dari lingkup terkecil yaitu keluarga pada masa ini saja, tidak dapat menjalankan fungsinya sebagai tempat yang aman bagi anak. Kemiskinan juga membuat para ibu menghilangkan naluri keibuan mereka, sehingga mengabaikan peran seorang ibu yang seharusnya sebagai pengasuh dan pendidik anak. Bahkan lingkungan dan negara telah abai memberikan jaminan keamanan kepada anak. Keluarga maupun negara saat ini tidak memenuhi hak-hak anak. Oleh karena itu, menunjukan betapa lemahnya jaminan kemanan bagi anak.

Di sisi lain, hukuman bagi para pelaku kejahatan terhadap anak yang diberikan negara hanya berupa hukuman yang ringan. Sehingga tak dapat menjamin bahwa kasus serupa dapat terulang kembali. Hal itu membuktikan bahwa lemahnya jaminan negara atas keamanan anak.

Permasalahan ini, menimbulkan kesadaran kepada kita bahwa persoalan anak di negeri kita tercinta sangat memprihatinkan. Ini semua menjadi peringatan bagi semua pihak, baik keluarga terdekat hingga negara yang seharusnya menjadi tempat aman untuk anak.

Semua itu adalah hasil dari sistem sekuler kapitalisme yang dianut oleh negara ini. Sistem ini hanya membawa kerusakan pada masyarakat. Kondisi ini menjadikan manusia tak lagi berperilaku mulia, malah berperilaku layaknya hewan. Yang mana tega melakukan jual beli anak. Sistem ini juga hanya memperhatikan aspek individualisme saja, yang akhirnya menjadikan negara abai terhadap tugas dan perannya sebagai pelindung rakyatnya.

Islam Menjaga Fitrah Ibu

Berbeda dengan Islam, Islam berupaya mewujudkan keluarga yang tenteram dan bahagia, serta mewujudkan perlindungan bagi anak. Islam mampu menjaga masyarakatnya agar tetap dalam keimanan dan tatanan yang sesuai dengan aturan Islam, supaya masyarakat terjauh dari perilaku yang tidak mulia.

Islam menjaga fitrah ibu. Tugas pertama di dalam rumah akan dilaksanakan karena dorongan keimanan. Hal ini dilakukan dengan penerapan aturan Islam secara kaffah lewat negara.

Demikianlah, hanya dengan Khilafah seluruh aturan Islam akan bisa tegak dimuka bumi ini. Saatnya seluruh umat Islam diseluruh penjuru dunia bersatu padu untuk mewujudkan Khilafah ala minhajin nubuwwah.

Dibaca

Loading

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Konsultasi