Bunuh Diri Bukan Solusi Tapi Justru Merugi

Oleh. Ilma Kurnia P
(Pemerhati Generasi)

Baru-baru ini, khalayak dikejutkan kisah tragis seorang anak usia 10 tahun nekat mengakhiri hidupnya dengan jalan bunuh diri dikarenakan telepon genggam miliknya disita oleh orang tuanya. Dikutip dari antaranews.com (23/11/23) menyebutkan, Polisi Resort Pekalongan, Jawa Tengah, telah menerima laporan seorang anak sekolah dasar berinisial K (10) di Kecamatan Doro yang telah meninggal diduga bunuh diri.

Kasus bunuh diri saat ini sepertinya sering terjadi di kalangan muda-mudi. Dengan alasan mental health, mereka mengakhiri hidup dengan bunuh diri. Padahal itu bukanlah solusi dari masalah yang dihadapi, justru malah merugikan diri sendiri dan juga orang lain.

Bunuh diri juga bukanlah hal baik, bahkan dalam agama Islam, bunuh diri jelas dilarang. Namun sayangnya, banyak orang yang merasa tak mampu ditempa masalah dan justru beranggapan akan selesai beban masalahnya jika mengakhiri hidup dengan paksa. Pemikiran seperti ini bisa jadi dimiliki oleh orang yang tidak mengetahui kehidupan sesudah kematian. Padahal masih ada perjalanan kehidupan di akhirat setelah hidup didunia berakhir. Yakni penghisaban berupa pertanggungjawaban atas segala yang telah diperbuat selama di dunia, termasuk ketika memutuskan untuk bunuh diri. Dalam Islam larangan bunuh diri tertuang dalam surah An-Nisa ayat 29, yang artinya:

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.”

Rasulullah juga bersabda yang artinya, “Barangsiapa yang membunuh dirinya dengan sesuatu, ia akan diazab dengan itu di hari kiamat.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dari hadis di atas, dapat kita ketahui bahwa bunuh diri bukanlah solusi. Nekat bunuh diri memiliki potensi masalah yang lebih besar di kemudian nanti. Sehingga jikalau penuh masalah, maka jangan langsung menyelesaikan dengan ide bunuh diri. Yang harus dilakukan adalah mencari penyebab masalah tersebut, menghadapi, dan menyelesaikannya dengan standar Islam.

Tidak dapat dimungkiri, memang di tengah sistem kehidupan kapitalisme saat ini, banyak sekali problematika yang muncul. Pemikiran yang dipahami dalam sistem kapitalisme bahwa kesenangan materi itu adalah kesenangan yang harus dicapai dan dimiliki sebesar-besarnya. Akibatnya, tujuan hidup tak jauh berputar pada urusan materi dan memperbanyak harta agar bisa hidup bahagia.

Sistem kapitalisme juga menyisipkan paham sekuler, di mana pemahaman ini memisahkan kehidupan dunia dengan agama. Menjadikan Islam bukan lagi standar kebenaran dalam menjalani kehidupan dan dalam menakar standar kebahagiaan Islam juga diabaikan. Kebahagiaan bukan lagi berdasarkan keridaan Allah, melainkan hanya dihitung dari seberapa banyak capaian materi dan terpenuhi keinginannya.

Seandainya materi tidak digenggam dan keinginan tidak sesuai ekspektasi, maka stres akan mudah datang. Merasa gagal, frustasi, dan akhirnya bunuh diri sebagai solusi singkat untuk menyelesaikan masalah. Apalagi kondisi ini diperparah dengan minimnya kepedulian masyarakat sekitar pada orang yang sedang bermasala. Ditambah langkanya peran negara untuk hadir mendampingi di tengah problematika individu yang ada. Tak heran jika individu dalam sistem sekuler makin tidak paham harus menyelesaikan masalahnya dengan jalan yang benar. Hingga pelampiasan stres di jalan salah pun dilakukan banyak orang.

Seorang muslim penting untuk mengkaji Islam dengan benar, agar diajari bagaimana cara menjalani hidup yang benar dan sesuai hukum syarak. Muslim harus meluruskan konsep hidup bahwa tidak ada tujuan lain dalam dunia ini kecuali untuk beribadah kepada Allah dan mengharap rida-Nya. Tujuan hidup ini juga akan membuat sadar bahwa apa pun masalah yang menimpa, sejatinya adalah salah satu bentuk ujian kepada kita.

Dengan demikian, serumit apa pun masalah dan kenyataan yang tidak sesuai ekspektasi kita sudah seharusnya individu tersebut tetap bersabar dan mencari solusi sesuai kaidah hukum syarak agar hidup tetap mendapatkan ridho Allah. Semua ini akan berjalan lebih efektif apabila Negara juga ikut andil dengan penerapan sistem islam secara kaffah. Dengan demikian kasus bunuh diri akan bisa dicegah sejak awal. Karena sama-sama menjadikan kehidupan berbasis aturan Islam, individu mantap akidah Islamnya, dan masyarakat yang berkepribadian Islam. Sehingga kehidupan sejahtera dan damai akan terwujud. Wallahu a’lam bishawab.

Dibaca

Loading

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Konsultasi