Oleh : Ismawati
Bumi Palestina semakin membara. Penyerangan zionis Yahudi atas Palestina makin massif. Serangan demi serangan dilancarkan zionis Yahudi. Hingga kini, dikutip dari CNNIndonesia.com (28/10) secara total, 7.028 warga Palestina telah terbunuh sejak dimulainya konflik terbaru, di mana 66% di antaranya adalah perempuan dan anak-anak.
Meningkatnya serangan Israel di Jalur Gaza pada Jumat (27/10/2023) malam juga berdampak pada putusnya jaringan internet dan komunikasi di wilayah tersebut. Hal ini memutus kontak sekitar 2,3 juta penduduk di area tersebut dengan dunia luar. Ledakan demi ledakan, dan pembakaran pemukiman akibat serangan udara terus menerus menerangi langit malam kota Gaza. Jalur Gaza berada di area kegelapan pada malam hari. Warga Palestina terpaksa diisolasi, berkerumun di rumah-rumah dan tempat penampungan dengan persediaan makanan dan air yang hampir habis, (beritasatu.com, 28/10).
Apa yang terjadi di Gaza, sungguh memilukan hati kita. Kekhawatiran mencekam dalam diri, merobek hati dan pikiran mereka. Tak ada lagi rasa hidup dunia di hati, karena mata mereka sudah menatap surga yang dijanjikan Allah di sana. Mereka sendiri dalam keramaian, didekap duka akibat kekejian zionis Yahudi.
Nyawa di hadapan Allah Swt. amat berharga. Allah Swt. berfirman, “Barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya” (Qs. Al-Maidah : 32).
Hakikat Pemuda
Di Indonesia, setiap tanggal 28 Oktober diperingati hari Sumpah Pemuda. Sebagai wujud persatuan pergerakan pemuda yang berperan penting dalam mencapai kemerdekaan Republik Indonesia. Ikrar semangat terpatri dalam diri pemuda. Tercatat dalam sejarah bahwa, kemerdekaan Indonesia tak lepas dari jihad melawan penjajahan.
Hari ini, bumi Palestina memanggil para pemuda. Menyuarakan seruan jihad di jalan Allah atas tanah yang diberkahi oleh Allah tersebut. Apa yang dilakukan zionis Yahudi sangat biadap. Merebut pemukiman, mengusir, membunuh orang yang tak berdosa, dan menghancurkan fasilitas umum. Mereka bukan melakukan perang, tapi penjajahan. Maka, tepatlah melakukan seruan jihad, sebagaimana firman Allah Swt.
“Siapa saja yang menyerang kalian, maka seranglah ia seimbang dengan serangannya terhadap kalian” (Qs. Al-Baqarah : 194).
Pemuda adalah Tonggak Utama
Keberadaan pemuda amat penting bagi kehidupan bangsa. Ia adalah tonggak peradaban. Wajar saja jika Ir. Soekarno menyebut bahwa 10 pemuda bisa mengguncang dunia. Terbukti bahwa semangat jihad para pemuda mampu membebaskan negeri dari segala jenis penjajahan.
Bangkitlah para pemuda untuk membebaskan Palestina. Selayaknya Shalahuddin Al Ayyubi yang sukses merebut Kota al-Quds dan membebaskan Baitul Maqdis. Kala itu, Kota al-Quds (Yerusalem) jatuh ke tangan Pasukan Salib pada tahun 1099 (492 H). Perjuangan panjang untuk membebaskan tempat suci ini sudah dimulai sejak Immaduddin, Nuruddin, dan baru berhasil di masa Shalahuddin. Masya Allah.
Kegigihan jihad fi sabilillah juga tercatat dalam sejarah penaklukan Konstantinopel oleh Muhammad al Fatih pada tahun 1453. Seruan takbir menggema, dari sosok seorang pemuda yang berwibawa dan disegani. Kedekatan
Muhammad Al Fatih dan pasukan terbaiknya kepada Allah, menjadi sumbu kekuatan dalam dada mereka. Janji Allah, menghadiahi surga bagi pejuang yang syahid. MasyaAllah.
Sayang, pemuda hari ini makin terkontaminasi sekularisme. Yakni menihilkan aturan agama dalam kehidupan. Tak sedikit yang menganggap sepele ibadah, ‘jargon mereka, “Nikmati hidup mumpung masih muda”, katanya. Terlena dengan kata muda, hingga tak benar visi hidupnya.
Bangkitlah para pemuda! Tegaklah di garda terdepan perjuangan dakwah, utamanya membebaskan kaum muslim dari penjajahan. Bumi Palestina adalah tanah yang diberkahi para Nabi. Kencangkan do’a dan perjuangan, menyeru para pemimpin muslim untuk menolong mereka. Sebab, sakit yang mereka rasakan, sejatinya sakit juga bagi seluruh kaum Muslim.
Rasulullah Saw. bersabda, “Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal saling mencintai, menyayangi, dan mengasihi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga (tidak bisa tidur) dan panas (turut merasakan sakitnya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Wallahu a’lam bis shawab.