Boneka Arwah, Akibat Jauh dari Islam Kaffah

Oleh. Isty Da’iyah

Fenomena yang terjadi saat ini semakin membuat miris ummat Islam. Bagaimana tidak, berbagai penyimpangan tiap hari dipertontonkan. Penyimpangan seolah menjadi hal biasa dalam kehidupan manusia.
Padahal sejatinya, hal ini akan berdampak buruk bagi kelangsungan ummat manusia itu sendiri.

Di tengah maraknya perilaku menyimpang kaum Luth yang mendapat angin segar di masyarakat, hingga berkembangnya childfree, kini masyarakat disuguhi fenomena boneka arwah atau spirit doll yang diadopsi oleh selebriti tanah air. Sontak hal ini menjadi pemberitaan di berbagai media masa tanah air.

Sejumlah publik figur tanah air diketahui memiliki spirit doll dan mereka rawat layaknya seorang bayi bernyawa. Selain kalangan artis, adapula masyarakat biasa yang mengadopsi boneka tersebut (Kompas.com 3/1/21).

Sementara itu, dilansir dari Republika.co.id (1/1/21), mewartakan boneka arwah ini bisa di dapatkan melalui sejumlah online marketplace di Indonesia. Menurut komentar dari beberapa akun media sosial, mereka mendapatkan boneka arwah tersebut dari kolektor boneka arwah dari berbagai negara.

Menurut beberapa sumber, spirit doll atau boneka arwah ini dianggap sebagai arwah atau roh orang yang sudah meninggal. Sehingga, mereka mengadopsinya sebagai anak mereka. Mereka memperlakukannya sebagaimana anak-anak dan bayi hidup. Bahkan, mereka beranggapan bahwa boneka tersebut bisa tumbuh dewasa, berkembang, dan bisa mati.

Harga dari boneka arwah ini juga sangat fantastis. Mulai dari ratusan ribu, jutaan, hingga ratusan juta rupiah. Selain itu, para penjual juga mencantumkan manfaat dan keuntungan dari mengadopsi boneka tersebut.

Sebagai ummat Muslim, hal ini jelas telah dilarang dalam agama Islam. Sehingga, sudah seharusnya orang yang beragama Islam tidak melakukan hal ini. Namun, hal ini justru seakan menjadi fenomena yang merebak di kalangan masyarakat.

Akibat Jauh dari Islam Kafah

Hal ini terjadi karena ummat Islam sudah sangat jauh dari ajaran Islam kaffah. Ditambah dengan paham budaya liberal yang sedang digaungkan saat ini. Kebebasan yang membuat manusia melakukan hal yang sesuai dengan keinginan hawa nafsunya. Atas nama kebebasan, selama tidak merugikan orang lain, maka itu akan tetap mendapat tempat dan perlindungan. Akidah urusan masing-masing, itulah pandangan kebebasan yang digaungkan.

Belum lagi paham ideologi kapitalis sekuler yang memisahkan agama dari kehidupan, semakin menjauhkan pemahaman umat akan ajaran Islam yang sesungguhnya. Hidup hanya digunakan untuk mengejar kepuasan materi. Agama hanya menjadi urusan di ranah pribadi.

Sekularisme membuat umat terbius dengan kehidupan dunia belaka, melupakan tujuannya dihidupkan di dunia untuk apa. Sekularisme memberi ruang kepada ummat manusia untuk beriman kepada Allah hanya menyesap sampai kerongkongan saja. Iman yang menguap, iman yang tidak sampai ke hati. Waktu di dunia yang dilaluinya sangat berpotensi menggoyahkan keimanan kepada Allah SWT. Tersebab tidak adanya pengaturan yang menyeluruh terhadap keimanan umat Islam di dunia.

Islam Menjaga Akidah Umat

Hal ini akan berbeda jika Islam dijadikan landasan ummat dalam menjalani segala aspek kehidupannya. Karena sejatinya, Islam adalah aturan yang komprehensif yang diturunkan oleh Allah SWT. agar manusia bisa terselamatkan di dunia dan akhiratnya kelak. Maka, diperlukan sebuah tatanan pemerintahan yang berasaskan ideologi Islam.

Dalam Islam, akidah atau keimanan merupakan hal yang sangat penting. Dengan akidahlah surga dan nerakanya seseorang ditentukan. Sungguh, Islam memiliki mekanisme penjagaan akidah berlapis untuk melindungi akidah ummat Islam secara keseluruhan.

Dalam sistem Islam, penjagaan yang pertama dan utama terhadap akidah ummat akan diberikan oleh negara. Hal ini dipandang sebagai wujud cinta kasih dan tanggung jawab agar jangan sampai satu ummatnya terjerumus kepada suatu kemusyrikan atau kesyirikan yang akan mengantarkannya kepada siksa neraka.

Sistem Islam menjaga agar jangan sampai ada keimanan ummat yang merosot dan mengarah kada kemusyrikan dan keluar dari Islam. Jika manusia mati dalam keadaan musyrik, maka bisa masuk ke dalam neraka. Sebagaimana firman Allah SWT. yang artinya:

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) karena mempersekutukan-Nya (syirik) dan Dia mengampuni apa (dosa) yang selain (syirik) itu bagi siapa yang dikehendaki. Barang siapa mempersekutukan Allah, maka sungguh, dia telah berbuat dosa yang besar”. (QS An-Nisa: 48)

Di antara langkah-langkah yang dilakukan oleh negara dalam sistem Islam di antaranya:

Pertama, pemahaman dan pembinaan Islam yang diajarkan terus menerus di seluruh jenjang pendidikan. Selain melalui pendidikan formal, pemahaman dan pembinaan juga dilakukan melalui berbagai media, tempat ibadah, majlis ta’lim dan lain sebagainya.

Kedua, Negara Islam akan mendorong seluruh kaum Muslim untuk berperan aktif melakukan amar makruf nahi mungkar agar akidah dan pemahaman Islam di tengah-tengah umat terus terjaga.

Ketiga, dengan penerapan Islam dalam kehidupan sehari-hari oleh sebuah institusi pemerintah, maka InsyaAllah akidah dan pemahaman ummat akan terjaga.

Oleh karena itu, sudah saatnya ummat menyadari bahwa hanya dengan sistem Islam kaffah manusia bisa terselamatkan dari keburukan di dunia dan akhirat kelak. Dengan penerapan Islam secara kaffah dalam segala aspek kehidupan, ridha Allah SWT. akan turun kepada ummat Islam di seluruh alam.

Wallahu a’lam bi shawab.

Dibaca

Loading

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Konsultasi