BBM Naik, Harga Kebutuhan Ikut Naik. Masyarakat Panik?


Oleh: Ummu Ghozi (Komunitas Menulis Setajam Pena)

Sudah jatuh tertimpa tangga. Itulah ungkapan yang bisa mengambarkan kondisi masyarakat Indonesia saat ini. Dimana masalah datang silih berganti. Mulai dari kenaikan bahan bakar minyak (BBM), kenaikan tarif dasar listrik, kenaikan tarif tol, serta dicabutnya berbagai subsidi untuk masyarakat. Hal ini makin menambah berat beban rakyat.

Dilansir bisnis.com (9/10/2022), harga pangan bawang dan daging ayam pun kompak naik. Dilihat dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPSN) pada Minggu (9/10/2022) pukul 10.30 WIB, harga bawang merah naik 0,43 persen dibanding kemarin jadi Rp35.300 per kilogram (kg), bawang putih naik 0,18 persen jadi Rp28.400 per kg, dan daging ayam ras naik 0,29 persen jadi Rp34.050 per kg. Selain itu, harga beras kualitas medium II juga naik 0,42 persen jadi Rp12.000 per kg. Kemudian, harga daging sapi kualitas 2 naik 0,27 persen jadi Rp128.150 per kg, sedangkan harga cabai merah keriting naik 0,59 persen jadi Rp51.550 per kg.

Fenomena ini terjadi diseluruh pelosok tanah air. Tidak hanya di kota-kota besar tetapi juga hampir dipelosok desa. BBM merupakan salah satu pilar yang menunjang kelancaran aktivitas manusia. Dalam ekonomi aktivitasnya selalu berhubungan dengan BBM. Mulai produksi hingga distribusi ke masyarakat, semua butuh BBM. Mulai berproses dari pengadaan berbagai sembako tersebut semua diangkut pakai BBM.

Belum lagi pengangkutan penyebarannya ke masyarakat luas, juga mengunakan BBM. Bila ini mengalami kenaikan maka akan mempengaruhi yang lainnya. Ini berbanding lurus dalam interaksinya.

Kemendag juga menyoroti cabai dan bawang mengingat fenomena La Niña masih berlangsung, dan diperkirakan akan berlanjut walaupun dengan kondisi yang lebih lemah hingga akhir tahun. Sebagian besar wilayah di Indonesia diperkirakan akan mengalami peningkatan curah hujan di atas rata-rata jangka panjang, hingga tiga puluh tahun terakhir.

Sebenarnya kenaikan BBM bukan kejadian kali pertama di Indonesia, sering dan berulang-ulang. Sebab BBM di negeri kita dikuasai oleh swasta. British Petroleum (BP) Raksasa migas asal Inggris ini masih menunjukkan ketertarikan yang besar terhadap sektor hulu migas di Indonesia. Selain itu, ada Chevron Corporation salah satu perusahaan energi terbesar dunia asal Amerika, Exxon Mobil, Petronas, dan Premier Oil.

Mereka menaikkan tarif BBM dengan berdalih harga minyak dunia naik. Sedangkan pemerintah tidak bisa berbuat banyak karena tidak memegang kendali utama dalam tata kelola migas ini.

Begitulah ketika sistem pemerintah dikendalikan oleh para kapital, mereka bebas menjadi investor. Sehingga mereka bisa bebas berkuasa mengendalikan harga-harga, sedangkan negara hanya sebagai regulator saja.

Sungguh, hal ini berbeda dalam sistem Islam. Tentang kenaikan harga sembako seperti saat ini misalnya, dulu juga pernah dialami pada masa sahabat Nabi yaitu masa Khalifah Umar Bin Khattab.

Saat itu, penduduk ditimpa paceklik, barang-barang langka. Rakyat sulit mencari sembako. Kemudian Beliau membuat kebijakan dengan mendatangkan sembako-sembako dari negeri tetangga dengan dana pembiayaan negara atau Baitul Mal. Akhirnya, masyarakat kembali mendapatkan kemudahan membeli sembako dengan mudah dan murah.

Dalam pengaturan migas atau barang tambang, negara lah (Khilafah) yang menjadi sentral pengelolanya. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadis, bahwa muslim itu berserikat dalam tiga hal, yaitu air, padang rumput dan api.

Barang tambang dikategorikan dalam api karena, sebagai sumber energi yang digunakan terus menerus. Maka tidak boleh dikuasai oleh perseorangan, individu, golongan ataupun swasta.

Tetapi sepenuhnya dikelola oleh negara dan dikembalikan untuk sebesar-besarnya kemanfaatan bagi masyarakat. Jikapun membeli, dengan harga murah bahkan gratis. Dengan demikian, insyaallah tidak akan ada lagi kenaikan-kenaikan BBM dan efek dominonya yang memberatkan masyarakat.
Allahu ‘alam bi showab.

Dibaca

Loading

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Konsultasi