Bantuan Modal, Solusi Mengatasi Kemiskinan?

Oleh: Ummu Fatimah, S. Pd.

Pemerintah menargetkan menghapus kemiskinan ekstrem di tahun 2024 menjadi 0%. Hal ini disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani setelah mengikuti rapat tertutup dengan presiden Jokowi 20 Februari 2023.

Sinergi antara Program PKH Kemensos dengan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) merupakan salah satu contoh program implementasi keterpaduan yang digagas untuk membantu menggentaskan kemiskinan ekstrem ini. Hal ini mendapat dukungan dari Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia (Menko PMK) Muhajir Efendi agar terus dilanjutkan. PNM lewat program unggulannya Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekar) dianggap telah memberikan manfaat yang besar bagi pesertanya. Muhadjir pun meminta Direktur Utama PT PNM Arief Mulyadi membuat skema permodalan ringan dan pendampingan bagi usaha produktif kelompok masyarakat miskin ekstrem, miskin dan rentan (pnm.co.id).

Masih dilansir dalam laman yang sama, PT Permodalan Nasional Madani atau PNM, hadir sebagai solusi peningkatan kesejahteraan melalui akses permodalan, pendampingan dan program peningkatan kapasitas para pelaku usaha. Seiring perkembangan usaha, PNM meluncurkan layanan pinjaman modal untuk perempuan prasejahtera pelaku usaha Ultra mikro melalui program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (PNM Mekaar). PNM Mekaar dikuatkan dengan aktivitas pendampingan usaha dan dilakukan secara berkelompok. Dengan sistem tanggung renteng.

Direktur Utama PT Permodalan Nasional Madani (PNM) Arief Mulyadi mengatakan, pihaknya optimis dapat membantu pemerintah dalam menurunkan angka kemiskinan ekstrem. Sebab sebesar 47 persen masyarakat miskin di Indonesia yang telah keluar dari status tersebut kebanyakan mendapatkan bantuan modal dari PNM untuk membangun usaha (kompas.com, 27/5/2023).

Dalam periode Januari-April 2023 PNM telah menyalurkan pembiayaan hingga 23,05 T. Nominal yang cukup besar bukan? Namun, apakah dana yang telah disalurkan ini benar-benar mampu diserap dengan baik oleh masyarakat dan mampu menghapus kemiskinan ekstrem sebagaimana yang diharapkan?

Bantuan atau Pinjaman?

Siapa yang tidak suka jikalau ada orang baik menawarkan bantuan kepada kita. Apalagi saat kondisi sedang sangat membutuhkan. Namun di zaman sekarang, jika ada orang yang menawarkan bantuan kepada kita, justru kita yang bertanya-tanya, ini orang ada niat apa. Jangan-jangan ada udang yang disembunyikan? Berdalih bantuan tapi justru pinjaman alias hutang.

Hadirnya badan usaha yang menyalurkan pinjaman dana bagi orang miskin dan para pelaku usaha kecil, mungkin sedikit membantu tapi hanya menjadi solusi parsial yang belum menyentuh akar. Coba kita menenggok profil masyarakat kita yang mengajukan dan menerima pinjaman. Ada salah satu peribahasa yang cocok menggambarkan salah satu kondisi mereka “gali lubang tutup lubang” mendapat utang yang baru untuk menutup utang yang lama. Banyak yang seperti itu. Ada juga mereka yang mendapat pinjaman dana, tapi uang pinjaman habis untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari mereka. Bahkan ada yang salah kaprah, mengajukan pinjaman dana hanya untuk renovasi rumah, membeli kendaraan, perhiasan dan barang tersier lainnya.

Jikalau ada yang benar-benar untuk membuka usaha, ternyata masih banyak kendala yang dirasa. Hegemoni ekonomi yang masih dikuasai oleh para konglomerasi menjadikan usaha terasa sulit. Harga barang yang fluktuatif, bahan baku yang sulit dicari, dan rendahnya daya beli masyarakat adalah imbas dari permainan pasar para pemodal besar.

Banyak dikeluhkan para petani dan peternak. Mereka mendapat pinjaman modal, tapi di lapangan harga benih mahal, pupuk langka, ketika adapun harganya mahal, dan ternyata ketika panen harga komoditi anjlok. Bukannya untung malah buntung.

Tidak hanya dirasakan petani dan peternak saja, para pengusaha garmenpun Ada yang gulung tikar karena banjirnya produk impor dan produsen besar yang menjual dengan kualitas lebih bagus dengan harga lebih murah. Banyak juga toko kelontong yang mengeluh sepi bahkan tutup karena menjamurnya ritel perbelanjaan modern yang sudah masuk desa.

Islam Solusi Kemiskinan
Sebenernya permasalahan kemiskinan adalah masalah sistemis karena penerapan sistem kapitalis yang condong kepada pemilik modal. Masalah kemiskinan tidak bisa diselesaikan dengan solusi parsial seperti bantuan modal. Solusi yang diambil harus juga yang sistemik dengan mencari sistem alternatif yang mampu menyelesaikan sampai akar.

Islam, mempunyai solusi tersendiri untuk menyelesaikan setiap masalah yang terjadi termasuk juga masalah kemiskinan. Dalam pandangan Islam, negara dalam hal ini pemimpin adalah pelayan umat. Negara wajib memenuhi kebutuhan asasi setiap warga negaranya. Dalam pemenuhan kebutuhan sandang, pangan dan papan terdapat beberapa mekanisme yang bisa dilakukan. Yaitu mewajibkan laki-laki menafkahi diri dan keluarganya. Mewajibkan kerabat dekat membantu keluarganya yang kepala keluarganya tidak mampu dan kekurangan. Jika tidak mempunyai kerabat, negara wajib membantu rakyat miskin melalui baitul mal. Jika kas negara kosong, maka kaum Muslim secara kolektif membantu.

Negara juga harus menyediakan dan membuka lapangan kerja yang banyak. Memberikan jaminan kesehatan, pendidikan, dan pelayanan publik dengan pelayanan terbaik tanpa memandang untung rugi. Negara menggelola sumber daya alam sebagi sumber kas negara, tanpa swastanisasi dan privatisasi. Dari kekayaan inilah, Islam memberikan kesejahteraan kepada umatnya.

Dibaca

Loading

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Konsultasi