Baby Blues Point of View on Islam

Oleh. Silmiatikah
(Pelajar Aspirasi Pemuda Leces)

Kasus baby blues mencuat akhir-akhir ini, bahkan Indonesia masuk ranking 3 terbanyak se-Asia. Seperti yang dikutip dari DetikHealth “Dalam penelitian nasional 50-70 persen ibu di Indonesia mengalami gejala minimal dan gejala sedang baby blues. Ini tertinggi ketiga di Asia,” papar Ketua komunitas Wanita Indonesia Keren dan psikolog Dra Maria Ekowati ketika ditemui detikcom di kawasan Jakarta Selatan, Jumat (26/5/2023).

Tentunya ini bukan kasus yang biasa-biasa saja, bukannya membanggakan, namun malah mengkhawatirkan. Apalagi prediksi beberapa tahun ke depan Indonesia akan mengalami bonus demografi. Menjadikan Indonesia dalam Kondisi Genting darurat baby blues.

Fakta miris ini Tentunya membutuhkan perhatian khusus karena baby blues sendiri adalah salah satu syndrome gangguan mental. Seperti yang dilansir dari SiloamHospital
“Baby blues syndrome adalah gangguan kesehatan mental yang dialami wanita pasca melahirkan. Gangguan ini ditandai dengan munculnya perubahan suasana hati, seperti gundah dan sedih secara berlebihan.”

Bisa dibayangkan ketika kasus ini tidak segera ditangani dan terus merebak dan menjadikan grafik kasus baby blues naik. Bahkan kasus baby blues yang lebih tragis yakni kasus Ibu di Rembang yang bunuh bayi lalu gantung diri. Seperti yang dilansir dari laman Kompas.com NA, seorang ibu di Kecamatan/Kabupaten Rembang, Jawa Tengah gantung diri setelah menjalani pemeriksaan kejiwaan di rumah sakit usai membunuh bayinnya yang berumur satu bulan. NA diketahui telah membunuh bayinya pada Selasa (9/5/2023) pagi. Kapolres Rembang, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Suryadi membenarkan peristiwa tersebut.

Salah satu faktor yang menyebabkan Baby blues ini adalah Ketidaksiapan menjadi ibu karena kurangnya ilmu. Dari sini memberikan makna bahwa ilmu parenting adalah suatu yang urgent, sebagai basic menyiapkan mental yang kuat dan tangguh. Maka dari itu pendidikan hendaknya menjadi prioritas utama sebagai modal untuk menyiapkan generasi menjadi orang tua yang terjamin untuk menumbuhkan dan mendidik bangsa.

Dari beberapa faktor internal maupun eksternal dari sindrom baby blues. Bagaimana cara menyiapkan ibu dalam menjalani proses pasca melahirkan Hingga dalam tataran mendidik anak. Atau bagaimana cara menstabilkan emosi dan perasaan menjadi Ibu baru.

Tentunya hal keilmuan inilah yang harus dikuasai seorang ibu maka dari itu Islam nyatanya telah jauh-jauh hari memberikan solusi bahkan pencegahan atas kasus ini. Yakni tentang sudut pandang menjadi seorang ibu, dan memahami urgensitas peran mereka. Sehingga terbentuklah pencegahan pertama untuk menanganinya.

Namun, tak berhenti sampai di sini, kasus baby blues adalah kasus sistemis yang tidak hanya melibatkan faktor internal tapi juga eksternal. Maka dari itu, cara untuk menyelesaikan masalah eksternalnya adalah dengan merubah sistem yang ada yakni dengan sistem Islam. Mengapa harus dengan sistem Islam?

Karena dalam sistem Islam, wanita dituntut dengan pekerjaan mulia yakni menjadi ummu warabatul bayt. Yang tidak hanya mengurus pekerjaan rumah tangga, namun juga mengurus anak dan mengelola rumah tangga suami. Kemudian dalam pendidikan Islam menyajikan pendidikan kerumah-tanggaan bagi wanita dalam kurikulum negeri.

Berbeda dengan saat ini yang hanya menjadikan pendidikan akademik sebagai yang utama sedangkan minim bahkan kurangnya pendidikan tentang ke rumah tanggaan di dalam kurikulum negeri. Kurangnya negara dalam mempersiapkan potensi perempuan menjadi ibu

Sistem Islam juga menyiapkan lingkungan masyarakat yang kondusif dengan Amar ma’ruf nahi mungkar. Yang tentunya berbeda dengan kenyataan lingkungan masyarakat hari ini yang serba individualis. Maka dari itu, menjadi wajib bagi kita umat Islam untuk menerapkan sistem Islam di tengah kehidupan kita.

Karena hanya dengan sistem Islam, satu-satunya sistem yang dapat mewujudkan kesuksesan dalam memecahkan permasalahan baby blues ini. Tak hanya dari kasus ini, namun juga kasus-kasus yang lain dapat disolusikan secara menyeluruh dan tentunya sesuai dengan syariat Islam.

Wallahu a’lam.

Dibaca

Loading

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Konsultasi