Awas Banjir Melanda! Mitigasi Bencana Lemah di Negeri Seribu Bencana

Oleh : Fitri Hidayati, S.Pd (Pemerhati Problema Sosial)

Mitigasi berasal dari Istilah bahasa Inggris
“mitigation” yang artinya tindakan mengurangi keparahan, keseriusan, rasa sakit dari sesuatu. Pendeknya, mitigasi bencana adalah istilah yang biasa digunakan berkaitan dengan penanggulangan bencana alam. Lebih tepatnya Mitigasi bencana mempunyai arti segenap upaya yang memiliki tujuan yakni mengenali resiko, penyadaran akan resiko bencana, perencanaan, penanggulangan, dan sebagainya.

Penderitaan dan kehancuran dalam maupun paska bencana tak bisa terelakkan. Harta, sarana-prasarana, bahkan nyawa menghilang dalam waktu tak lama. Alam yang sedang tak ramah meluluh lantahkan kehidupan manusia. Penyakit mental, kemiskinan, hingga problema sosial pun mengikutinya. Upaya manusia dalam habitatnya menjadi tidak bermakna. Problema alam yang diderita secara kluster atau komunal tentu saja akan sulit di antisipasi secara individu. Masyarakat membutuhkan perisai keamanan yang membuat hidupnya lebih nyaman. Meskipun bencana karena faktor alam yang dikendalikan sang maha pembuat hidup. Namun bukan berarti manusia pasrah tak berdaya menjadi sasaran amukan si bencana alam. Upaya pencegahan hingga penanggulangan bencana alam secara efektif untuk menghadapi bencana alam akan mengurangi dan meminimalisir hingga sekecil-kecilnya akan resiko bencana alam.

Seperti berita yang dilansir dari (cnbcindonesia.com,5/11/2023 ) bahwa atap Stasiun LRT Cawang-Halim sebagai layanan umum rakyat bocor Minggu (5/11/2023). Disampaikan oleh pihak Manajemen PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI mengatakan bahwa hal itu disebabkan oleh curah hujan tinggi pada 4 November 2023.

Selain itu, dilaporkan oleh BPPBD setidaknya ada 54 RT di Ibu Kota yang terendam banjir akibat hujan yang melanda wilayah DKI dan sekitarnya sejak Sabtu, 4 November 2023 hingga Minggu (5/11/2023). Pun dikabarkan pula bahwa hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang melanda wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya menyebabkan genangan di wilayah DKI Jakarta. Dilanjutkan bahwa menurut BPBD DKI menyebut sebelumnya wilayah yang terendam genangan air meluas hingga 54 RT. Di luar Pulau Jawa pun, hujan lebat dan sungai yang menguap membuat Kecamatan Melintang, Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat terendam banjir (tribunnews.com, 4/11/2023).

Analisa

Ketika berhadapan dengan bahaya dan bencana yang terjadi atas rakyat, tentu saja akan berkaitan dengan system tata Kelola dan Kendali penguasa dalam system tersebut. Dalam system sekuler-kapitalis saat ini banyak penguasa hanya mengedepankan kapital dan tidak akan pernah sungguh memikirkan kepentingan rakyat dengan sesungguhnya. Banyak sekali projek-projek kapitalis yang akan di menangkan diatas kepentingan hajat hidup orang banyak.
Lebih lanjut, dhoror (marabahaya) yang bersifat bencana tentu saja tidak murni 100% dari sang kuasa, melainkan juga campur tangan manusia. Lihat saja pemotongan hutan secara brutal dengan lisensi dari penguasa. Pembanguan fisik dengan minim design sehingga penggunaan laha asal-asalan untuk hunian, perkantoran, pabrik tak terkendali. Bukan berarti para ahli tak mampu mencari solusi tapi kemampuannya telah terpasung oleh banyak kepentingan materi (kapitalis) dan politik. Walhasil, lagi dan lagi rakyat menjadi korban.

Penguasa Itu Harusnya Sebagai Junnah (Perisai)

Junnah mempunyai makna perisai. Itu artinya sistem Islam memposisikan penguasa dengan sistem Islam sebagai pelindung bagi rakyatnya. Hubungan antara penguasa dan rakyat dalam Islam seperti induk dengan anaknya. Penguasa mengambil tanggung jawab, memenuhi kebutuhan dan potensi-potensinya, juga siap melindungi ketika rakyat terancam hingga menghadapi bahaya termasuk bencana alam. Perasaan tenang, nyaman, bahagia, dan sejahtera menjadi tujuan yang akan di capai seorang penguasa dalam bentuk tanggung jawabnya atas rakyatnya. Hal itu di karenakan tak lain karena panggilan keimanan atau aqidah yang kelak akan diminta tanggung jawab oleh Tuhannya. Sungguh unik dan mulia, system ini merupakan sistem yang tak pernah di jumpai diujung tempat manapun dan jaman apapun kecuali saat di terapkannya Islam secara sempurna di bumi Allah.

Nabi Muhammad SAW bersabda: “Sesungguhnya seorang imam itu([laksana) perisai”.
Dia akan dijadikan perisai, dimana orang akan berperang di belakangnya, dan digunakan sebagai tameng. Jika dia memerintahkan takwa kepada Allah ‘Azza wa Jalla, dan adil, maka dengannya, dia akan mendapatkan pahala. Tetapi, jika dia memerintahkan yang lain, maka dia juga akan mendapatkan dosa/adzab karenanya.” [HR. Bukhari dan Muslim]. MasyaAllah, buah keimanan dan ketaqwaan yang matang kepada Allah telah mampu menjadi navigasi pada arah hidup menuju kebaikan, kebenaran, dan keadilan bagi semuanya.
Baik persoalan individu maupun persoalan sosial, Islam menyandarkan pada syariat Islam. Adapun mitigasi akan di terapkan dengan sungguh-sungguh dengan cara sebagai berikut:
Pertama, menganalisa potensi bencana oleh para ahli. Kedua, mencegah terjadinya bencana baik tindakan riil maupun propaganda. Ketiga, siaga bencana sewaktu-waktu yang di elaborasi dalam bentuk program yang efektif. Keempat, meminimalisir resiko bencana dengan kewaspadaan dan antispasi berlapis untuk keselamatan dan kenyamanan Bersama.

Hal yang lebih penting tegakkan kaidah kausalitas Islam perlu di perhatikan supaya bencana tersebut tidak berulang kembali. Pertama, tidak ada kebebasan secara mutlak dalam Islam, artinya baik penguasa berbuat di batasi oleh hukum syariat tuk hindarkan kedzaliman. Kedua, Negara akan memberi edukasi kepada masyarakat bahwa menjaga alam dan ekosistem adalah kewajiban bagi seorang muslim. Keempat, Negara juga akan memberi pengontrolan dan memberikan sangksi tegas atas perusakan alam. Negara juga akan melakukan pengawasn atas pemanfaatan hutan baik individu maupun kelompok. Kelima, Negara harus memastikan bahwa kepemilikan umum seperti: sungai, hutan, tidak boleh diserahkan pada individu, swasta, atau asing. Kepemilikan umum hanya boleh dikelola negara dan digunakan untuk kemanfaatan umum. Keenam, Negara boleh memproteksi jika di waspadai ada eksploitasi hutan dan bagian alam lain.
Demikianlah Islam menjaga kepentingan, keamanan,kenyamanan dengan seksama.

Dibaca

Loading

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Konsultasi