Asyiknya Ngabubookread

Oleh. Choirin Fitri

Sambil nunggu beduk magrib alias saat ngabuburit, sukanya ngapain? Baca? Baca apa? Status? WA? Facebook? Instragram? Tiktok? Buku? Atau apa?

Heeemmm, emang ya, baca sebenarnya sudah menjadi aktivitas harian kita di era digital ini. Hanya saja konten bacaannya yang kudu dicek ‘n ricek. Beneran baca yang nambah wawasan atau hanya sekadar say hello dan haha-hihi bareng teman chatting?

Dengan perkembangan teknologi informasi yang rasanya tanpa batas. Huruf-huruf digital banyak tercetak di layar gawai. Karena itu mau enggak mau mata kita bakal melihat dan otomatis proses membaca dimulai.

Seperti yang kamu lakukan saat ini. Kamu baca tulisan ini ‘kan? Kalau enggak ya enggak mungkin sampai di kata ini. Iya, enggak?

Catet, ya! Baca bukan sembarang aktivitas, lho. Sebagai seorang muslim, tentunya kita kudu sadar bahwa baca adalah perintah Allah yang pertama.

Yuk, selami kisah Rasulullah menerima wahyu pertama di Gua Hira!

وَهُوَ فِي غَارِ حِرَاءٍ فَجَاءَهُ الْمَلَكُ فَقَالَ اقْرَأْ قَالَ مَا أَنَا بِقَارِئٍ قَالَ فَأَخَذَنِي فَغَطَّنِي حَتَّى بَلَغَ مِنِّي الْجَهْدَ ثُمَّ أَرْسَلَنِي فَقَالَ اقْرَأْ قُلْتُ مَا أَنَا بِقَارِئٍ فَأَخَذَنِي فَغَطَّنِي الثَّانِيَةَ حَتَّى بَلَغَ مِنِّي الْجَهْدَ ثُمَّ أَرْسَلَنِي فَقَالَ اقْرَأْ فَقُلْتُ مَا أَنَا بِقَارِئٍ فَأَخَذَنِي فَغَطَّنِي الثَّالِثَةَ ثُمَّ أَرْسَلَنِي فَقَالَ } اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ {

“Sampai akhirnya datang Al Haq saat Beliau di gua Hira. Malaikat Jibril datang dan berkata: “Bacalah!” Beliau menjawab: “Aku tidak bisa baca.” Nabi saw. menjelaskan: Maka Malaikat itu memegangku dan memelukku sangat kuat kemudian melepaskanku dan berkata lagi: “Bacalah!” Beliau menjawab: “Aku tidak bisa baca.” Maka, Malaikat itu memegangku dan memelukku sangat kuat kemudian melepaskanku dan berkata lagi: “Bacalah!”. Beliau menjawab: “Aku tidak bisa baca.” Malaikat itu memegangku kembali dan memelukku untuk ketiga kalinya dengan sangat kuat lalu melepaskanku, dan berkata lagi: (Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah).” (HR Bukhari no.6982, Muslim no.160)

Iqro’! Bacalah! Satu kata yang menjadi wahyu perdana Allah ini sungguh dahsyat efeknya. Why? Because dari membaca, kita bakal banyak tahu segala hal, mengerti ini baik ini buruk, memahami gimana sih cara ber-Islam yang benar, dan banyak lagi yang lainnya.

Sayang seribu sayang, membaca kini enggak lagi digandrungi. Banyak yang lebih memilih aktivitas nonton, main, atau sekadar berhaha-hihi di aplikasi chatting untuk membunuh waktu jelang magrib. Ngabuburit pun sering hanya jadi ajang ngobrol atau scroll medsos sana-sini. Padahal, ada banyak hal yang lebih bermanfaat yang bisa dilakukan untuk menghabiskan waktu jelang berbuka puasa yang penuh berkah dan waktu setan berkeliaran.

Dalam sahih Muslim, Rasulullah saw. bersabda:

إِذَا كَانَ جُنْحُ اللَّيْلِ – أَوْ أَمْسَيْتُمْ – فَكُفُّوا صِبْيَانَكُمْ ، فَإِنَّ الشَّيَاطِينَ تَنْتَشِرُ حِينَئِذٍ ، فَإِذَا ذَهَبَ سَاعَةٌ مِنَ اللَّيْلِ فَحُلُّوهُمْ ، وَأَغْلِقُوا الأَبْوَابَ ، وَاذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ ، فَإِنَّ الشَّيْطَانَ لاَ يَفْتَحُ بَابًا مُغْلَقًا

“Jika sore hari mulai gelap, maka tahanlah bayi-bayi kalian sebab iblis mulai bergentayangan pada saat itu. Jika sesaat dari malam telah berlalu maka lepaskan mereka, kunci pintu-pintu rumah dan sebutlah nama Allah sebab setan tidak membuka pintu yang tertutup.”

Nah, karena setan bergentayangan dan mencari mangsa untuk mengikutinya dalam kesesatan, maka saat ngabuburit mending digunakan untuk aktivitas ketaatan. Misalnya, saja ngabubookread. Yup, ngabuburit dengan baca buku, Al-Qur’an, plus terjemahannya. Aktivitas ini tentu sangat jauh lebih bermanfaat ketimbang hanya duduk manis di hadapan TV atau HP yang banyak godaan kemaksiatannya.

So, jangan sia-siakan waktumu! Pilih kegiatan yang menambah ketaatan! Jangan biarkan waktu terbuang sia-sia dalam kemaksiatan! Why? Karena, hidup kita terbatas. Alangkah ruginya jika nyawa tercerabut saat kita maksiat.

Wallahu a’lam.

Dibaca

Loading

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Konsultasi