ANTARA MILISI HOUTHI DAN HARAPAN DUNIA ISLAM

Muhammad Ayyubi ( Direktur Mufakkirun Siyasiyyun Community )

Serangan Huothi Ke Laut Merah terhadap kapal-kapal dagang dari Negara-negara yang berafiliasi kepada Israel membuat kalang kabut dunia. Sejumlah barang komoditas ekspor mengalami kenaikan harga, karena naiknya biaya transportasi dari eropa ke timur tengah atau sebaliknya. Termasuk dari Asia ke timur tengah.

Hal ini mengakibatkan kapal-kapal tersebut wait and see dan memarkirnya di pelabuhan internasional di Singapura atau melintasi tanjung harapan di Afrika selatan yang lebih lama 7-20 hari dari waktu biasanya.

Pergerakan Houti mampu menekan perdagangan Eropa dan membuat mereka kelimpungan dengan melonjaknya harga-harga pangan mereka. Kondisi ini membuat mereka mulai berfikir untuk menghentikan dan menarik dukungan kepada Israel.

Kelompok Houthi juga melancarkan serangan kepada kapal Rusia yang berlayar menuju China, yang menyebabkan sejumlah bagian kapal rusak dan akhirnya mengubah arah ke utara. Serangan ke kapal MT Bentley yang berbendera Panama milik Israel juga mengakibatkan kerusakan di lambung kapal dan memaksa mereka mengalihkan perjalanannya ke arah Turki. Sejak serangan pertama kali pada bulan Oktober 2023 hingga saat ini, tercatat sudah 34 kapal rusak.

Sejumlah serangan Huouthi direspon AS dengan mengirimkan sejumlah rudal balasan ke Yaman. Meski dilaporkan tidak memakan korban jiwa. Oleh karena itu, AS dan Inggris berencana membentuk koalisi Internasional untuk melindungi jalur pelayaran penting melalui Teluk Aden dan Laut Merah.

Siapa Houthi ini? Houthi adalah kelompok pemberontak dari Yaman yang didukung oleh Iran berafiliasi dalam kelompok keagamaan syiah zaidiyah. Mereka menamakan dirinya sebagai poros perlawanan yang dipimpin Iran.

Gerakan ini berdiri tahun 1990 an yang didirikan oleh Husein Houthi , gerakan bersenjata ini menguasai Yaman wilayah San’a dan wilayah barat laut Yaman. Kelompok ini juga mentahbiskan dirinya sebagai Anshar Allah atau penolong Allah, saat ini pimpinan Houthi dijabat oleh Abdul Malik Al Houthi.

Keberanian Houthi tidak lepas dari dukungan penuh Iran berupa senjata dan pelatihan militer. Houthi tidak lain adalah proxy Iran di Timur tengah untuk menggoyang posisi Israel.

Selain Houti di Yaman, Iran juga memilki Proxy di Lebanon Selatan yakni kelompok Hizbullah di Lebanon Selatan yang mengagetkan dunia dengan kemenganan mereka pada 2006 melawan Israel.

Kocar-kacirnya dunia internasional oleh serangan milisi pemberontak Huothi paling tidak membuktikan tiga hal pada dunia.

1. Untuk membebaskan Palestina dari penjajahan Isreal tidak ada jalan lain selain jalan peperangan. Jika sekelas milisi saja sanggup membuat kewalahan AS dan Negara-negara besar lainnya apalagi jika itu dilakukan oleh Negara, yang tentu kekuatan dan jumlah tentaranya jauh lebih banyak. Akan tetapi sayangnya, belum ada satu pun Negara yang secara frontal melakukan peperangan dengan Israel, baik negeri-negri muslim di Timur Tengah atau di Asia.

2. Negeri-negeri Islam memilki posisi strategis di dalam perdagangan dunia. Houthi yang hanya membuat rusuh di laut merah, – sebagai jalur perdagangan dunia dari Eropa ke Timur tengah – mampu membuat kerugian besar di sector ekonomi dan perdagangan dunia. Semantara secara de facto negeri muslim memiliki banyak selat-selat perdagangan strategis yang mampu membuntu jalur pengiriman barang ke Eropa.

Andaikan semua potensi itu digunakan untuk kepentingan Islam dan kaum muslimin tentunya AS dan Eropa tidak akan berdaya menghadapi negeri-negeri Islam. Dan akan lebih dahsyat lagi jika seluruh potensi tersebut disatukan dalam kesatuan politik dan ekonomi dalam Khilafah,

3. Israel dan negera-negara pendukungnya ternyata tidak sekuat yang dibayangkan oleh kaum muslimin selama ini. Mitos-mitos yang sengaja dikembangkan oleh para pemimpin-pemimpin boneka AS yang menjadikan Israel jumawa.

Pada 2006 ketika Hizbullah di Lebanon berhasil memukul mundur Israel, padahal IDF saat itu jauh lebih banyak tentara, dan peralatan tempurnya. Satu banding tiga, dengan kekuatan 10.000 tentara dipihak IDF dan 3.000 tentara di pihak Hizbullah.

Belajar dari kasus serangan Houthi ke kapal-kapal dagang Eropa dan AS kita bisa mengambil pelajaran berharga, bahwa kelompok pemberontak sekecil Huothi cukup merepotkan, apalagi jika seluruh negeri-negeri muslim berkumpul menyatukan kekuatan dalam satu Negara yakni Khilafah pastilah Islam tidak akan terkalahkan, sebagaimana pernah terjadi selama 1300 tahun, ketika umat Islam bersatu dalam Khilafah Islamiyyah.[]

Dibaca

Loading

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Konsultasi