Ancaman Kemarau Ekstrem Akibat Salah Kelola SDA?

Ummu Fathan
Padas-Ngawi, Jawa Timur

Seperti kita ketahui, Indonesia memiliki dua musim, yaitu musim hujan dan kemarau. Namun, makin hari musim atau kondisi cuaca di Indonesia semakin tak menentu. Untuk itu, kita perlu memantau info cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

Periode ini akan mengakibatkan beberapa wilayah di Indonesia mengalami kekeringan, terutama di daerah tropis. Kemarau yang panjang menyebabkan berkurangnya pasokan bahan makanan. Dampaknya, tumbuhan dan hewan pun mati akibat kekeringan.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan, ancaman kekeringan ini akan terjadi pada semester dua tahun ini. Hal itu disebabkan dua fenomena, yaitu El Nino dan Indian Ocean Dipole atau naik turunnya suhu permukaan laut di Samudra Hindia yang makin menguat.

Dwikorita juga menambahka bahwa hal ini dapat berdampak pada makin berkurangnya curah hujan di sebagian wilayah Indonesia selama periode musim kemarau ini. Bahkan sebagian wilayah Indonesia diprediksi akan mengalami curah hujan dengan kategori di bawah normal, atau lebih kering dari kondisi normalnya (6/6).

Sungguh miris, liberalisasi masih mendominasi di negeri ini. Liberalisasi memberikan kebebasan penuh kepada tiap individu dalam hal kepemilikan baik itu berupa hutan, laut, bahkan pulau. Penebangan hutan untuk alih fungsi pun semakin marak, sehingga hutan mengalami kerusakan. Maka hal tersebut bisa berakibat terjadinya peningkatan suhu bumi serta perubahan iklim yang ekstrem.

Parahnya kebijakan rezim seolah pro kepada pemilik modal. Sebab, penguasaan sumber daya alam oleh individu atau korporasi terkesan dibiarkan. Penguasa terlihat hanya sebagai regulator saja.

Dengan adanya peringatan dari BMKG, seharusnya penguasa mengkaji ulang liberalisasi penguasaan SDA oleh individu atau korporasi agar dampak buruk dari salah tata kelola tidak semakin memperparah keadaan. Selain itu, penguasa juga harus beralih untuk mencari solusi dari cara pandang Islam.

Islam telah melarang segala bentuk perusakan alam sekitar, baik langsung maupun tidak langsung. Manusia harus jadi yang terdepan dalam menjaga dan melestarikan alam sekitar. Sebab, menjaga lingkungan berarti menjaga harta. Allah Swt. menjadikan alam semesta sebagai harta bekal kehidupan manusia di atas muka bumi. Seluruh isi bumi, pohon, binatang, air, sumber energi, dll. adalah harta. Pengerusakan lingkungan berarti merusak modal kehidupan manusia yang telah diberikan Allah Swt.

 

 

Dibaca

Loading

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Konsultasi