Ambisi 0% Kemiskinan Ekstrem di Tahun 2024, Bisakah?

Oleh. Dita Serly Nur Cahyanti

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mematok target kemiskinan ekstrem di Indonesia 0% pada tahun 2024. Target yang cukup ambisius itu dipicu oleh momentum perekonomian saat ini yang cukup kuat dan akan dimanfaatkan untuk terus menjaga pertumbuhan ekonomi RI di tahun 2023 dan 2024. Sekaligus, tahun 2024 adalah akhir masa pemerintahan Jokowi-Ma’ruf.

Kemiskinan adalah masalah utama dalam negeri ini. Proyek yang besar dengan pengerjaan yang singkat, ketika ditelisik lebih dalam, akar masalahnya pun begitu pelik. Bantuan yang selama ini diberikan kepada masyarakat tidak merata. Ketimpangan ekonomi terlihat jelas di negeri ini. Lantas, apa penyebab yang melatarbelakangi masalah kemiskinan di negeri ini?

Penyebab Kemiskinan Ekstrem

Indonesia adalah negara yang memiliki sumber daya alam yang berlimpah, baik perairan ataupun daratan. Tanah yang subur dan iklim tropis menjadikan Indonesia sebagai negeri yang kaya akan rempah-rempah. Tanahnya dapat ditanami berbagai jenis tanaman di sepanjang tahun. Melihat melimpahnya sumber daya alam ini, harusnya Indonesia menjadi negeri yang makmur dan sejahtera.

Namun, faktanya berbanding terbalik. Bukannya sejahtera, banyak rakyat yang menderita karena kemiskinan. Penyebabnya sangat jelas, yakni pada sistem kepemilikan yang diterapkan. Di sistem saat ini, setiap individu bisa memiliki apa pun ketika ia mampu untuk membelinya. Bahkan, negara pun menjamin kebebasannya.

Sistem yang rusak akan melahirkan aturan yang rusak. Seperti sistem kapitalisme yang diterapkan saat ini, sumber daya alam (SDA) yang harusnya digunakan untuk kemakmuran rakyat, justru dijual dengan bebasnya kepada swasta. Hasilnya, hanya segelintir orang yang dapat merasakan manfaat dari SDA tersebut. Sedangkan, yang lain hanya mendapatkan dampaknya.

Harga yang diterima pemerintah tidak sebanding dengan banyaknya Sumber SDA yang telah mereka ambil. Hutan-hutan banyak yang ditebangi, hewan-hewan pun kehilangan habitatnya. Jadi, bukan hanya manusia saja, tetapi hewan dan tumbuhan pun ikut merasakan dampak dari keserakahan para kapitalis saat ini.

Begitu miris melihat fakta yang terjadi. Banyak masyarakat kehilangan pekerjaan bersamaan dengan naiknya harga bahan pokok. Biaya kesehatan dan pendidikan pun tinggi. Kriminalitas banyak terjadi karena terdesak ekonomi. Bantuan yang disalurkan kepada masyarakat pun tidak merata dan banyak dikorupsi oleh pejabat-pejabat yang tidak bertanggung jawab.

Kondisi ini berbeda dengan sistem Islam. Aturan Islam begitu komplit sehingga rakyat bisa merasakan keadilan dan kesejahteraan. Bagaimana Islam mengatasi masalah ini?

Solusi Islam

Dalam Islam, sistem kepemilikan dibagi menjadi tiga, yaitu kepemilikan umum, kepemilikan individu dan kepemilikan negara. Harta kepemilikan umum dan kepemilikan negara tidak boleh dikuasai oleh individu. Harta kepemilikan umum seperti tambang, hasil laut dan sebagainya tidak boleh dimiliki individu ataupun negara. Negara hanya diberikan amanah untuk mengelola dan hasilnya untuk kesejahteraan masyarakat.

Sangat wajar jika dalam negara Islam, pendidikan dan kesehatan itu gratis, bahkan kebutuhan primer masyarakat pun terpenuhi, karena SDA benar-benar dikelola untuk kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Hewan dan tumbuhan pun bisa merasakan keberkahannya.

Berbeda dengan sistem kapitalisme. Dalam kapitalisme, individu bisa memiliki tambang dan lainnya dengan begitu bebas, sehingga mereka bisa meraup kekayaan di dalamnya dengan besar-besaran. Akibatnya, yang terjadi adalah ketimpangan ekonomi seperti saat ini.

Kriminalitas pun akan sangat minim terjadi ketika sistem Islam diterapkan. Kebutuhan primer masyarakat terpenuhi. Pendidikan, kesehatan, dan keamanan masyarakat terjamin. Lapangan pekerjaan disediakan oleh negara, sehingga setiap kepala keluarga laki-laki bisa memenuhi kebutuhan keluarganya.

Ketika kepala keluarga tersebut tidak mampu untuk bekerja, maka saudara laki-laki atau ahli warisnya yang menggantikan. Ketika tidak memiliki saudara laki-laki dan ia hidup sebatang kara, maka negara menjamin semua kebutuhannya.

Perempuan pun bisa fokus pada tugas utamanya, yakni mendidik generasi, sehingga mereka dapat melahirkan generasi yang hebat, berprestasi dan ahli dalam bidangnya untuk kemajuan dakwah Islam.

Tidak seperti saat ini, banyak perempuan dieksploitasi sehingga teralihkan dari tugas utamanya. Peran pemuda pun dibajak dengan begitu besarnya demi keuntungan kapitalis. Sangat memprihatinkan melihat kondisi pemuda saat ini.

Semua proyek menghapuskan kemiskinan ekstrem 0% itu hanya fatamorgana dalam sistem kapitalisme karena asasnya adalah kebebasan. Sistem kepemilikan pun dibebaskan hingga setiap individu bisa memiliki apa pun. Oleh karena itu, semua program ini hanya ilusi dalam sistem saat ini.

Namun, tidak dengan sistem Islam. Semua masalah akan teratasi dengan mudah dengan Islam. Karena, aturan yang diterapkan berasal dari Yang Maha Sempurna, Allah Swt.

Dengan sistem Islam, banyak pemuda yang hebat dan mumpuni dalam bidangnya. Kesejahteraan begitu merata dan keberkahan senantiasa hadir di dalamnya. Begitupun dengan masalah kemiskinan ekstrem saat ini, semua akan teratasi dengan penerapan syariat Islam secara kafah dalam naungan khilafah.

Dibaca

Loading

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Konsultasi