Agresi Israel atas Palestina, Perang Ideologi?

Oleh. Ummu Fariha
(Founder Rumah Tahsin Qurrata A’yun-Demak)

Saat ini, Zionis Yahudi telah mengubah wilayah aman kemanusiaan di jalur Gaza yang dahulunya sekitar 230 kilo meter persegi, menjadi menjadi sekitar 35 kilometer bagi warga Gaza yang mengungsi dan mereka sebut sebagai “zona aman” atau sekitar 9,5 persen dari total wilayah Gaza. Berkurangnya “zona aman” yang terus berlangsung semakin memperburuk krisis kemanusiaan di Gaza, karena warga sipil memiliki tempat yang lebih sempit untuk melarikan diri dari aksi kebiadaban Zionis Yahudi (Antaranews.com, 7/5/2024).

Pada bulan lalu, kepala badan PBB untuk pengungsi Palestina UNRWA Philippe Lazzarini menyampaikan bahwa warga Gaza yang terjebak, terus saja diminta untuk berpindah ke tempat tempat pengungsian yang sangat tidak layak. Sejak peristiwa bulan Oktober lalu, serangan Zionis ke Gaza telah menewaskan lebih dari 40.200 ribu warga Palestina. Di mana sebagian besar korban adalah wanita dan anak-anak, serta lebih dari 93 ribu luka luka.

Agresi dan blokade Israel yang masih terus berlangsung menjadi penyebab kelangkaan bahkan tidak adanya pasokan bahan pangan, air bersih, obat-obatan, dan aneka kebutuhan manusia selayaknya. Bahkan akibat agresi ini, telah ditemukan sampel virus polio di dua tempat yang berbeda di Gaza. Selain polio, organisasi dokter lintas batas atau medicine Sans frontieres (MSF) melaporkan bahwa telah menyebar penyakit kulit dengan cepat di kalangan anak-anak Gaza. Penyebab penyebaran penyakit ini akibat buruknya kualitas sanitasi di tengah serangan Zionis Yahudi (BBC, 23/7/2024).

Kementerian kesehatan Gaza menyatakan bahwa pasokan obat-obatan esensial yang dibutuhkan telah habis akibat perang yang terus berlangsung. Penjajahan Zionis Yahudi terhadap Palestina yang mengakibatkan penderitaan serta kepiluan panjang yang dirasakan rakyat Palestina, sejatinya bukanlah hanya sekadar balas dendamnya Zionis Yahudi terhadap Hamas yang menyerang Zionis di awal Oktober tahun lalu, tetapi penjajahan ini lebih pada perang ideologi yang sistematis.

Kita bisa mengindra bahwa sebenarnya Zionis Yahudi tanpa ditopang oleh negara adidaya, Amerika, bukanlah sebuah negara besar. Namun, memang karena Zionis Yahudi adalah kanker yang sengaja diletakkan di jantung negeri muslim agar Amerika dapat selalu mengontrol antek-antek mereka di negeri-negeri muslim, khususnya di Timur Tengah agar tetap bisa mengambil SDA di kawasan tersebut. Amerika sebagai kampiun kapitalisme adalah penjajah yang sesungguhnya atas Palestina.

Penerapan ideologi kapitalisme telah mengahancurkan umat manusia. Ideologi ini telah membunuh jutaan nyawa manusia di seluruh dunia. Hal ini membuktikan bahwa ideologi ini tidak sesuai fitrah manusia.

Penyebab Kaum Muslim Terpecah Belah

Sebagaimana kita bisa saksikan, para penguasa negeri negeri muslim hanya mampu mengecam, mengirimkan bantuan logistik, bahkan kain kafan. Betapa hal ini sangat ironi. Bahwa seharusnya mereka mampu melakukan lebih dari sekedar bantuan kemanusiaan, tetapi tangan dan kaki mereka telah terbelenggu oleh nasionalisme yang sukses mengerat ngerat negeri negeri muslim.

Perang ini adalah perang antara ideologi kapitalisme melawan ideologi Islam, serta para pengembannya. Ideologi Islam ini sendiri masih diemban oleh individu serta sedikit jemaah, dan belum ada satu pun negara di dunia saat ini yang mengembannya. Perang melawan ideologi kapitalisme ini hanya dilakukan oleh individu muslim Palestina dan sebagian kecil jemaah atau kelompok perlawanan.

Namun demikian, sebenarnya kita bisa melihat betapa sangat tidak berbobotnya perang antara negara adidaya melawan rakyat kecil Palestina. Hal ini menggambarkan betapa meski individu dan sebagian kecil jemaah perlawanan telah mampu membuat negara superpower seolah tak punya harga diri. Saat ideologi Islam diemban oleh individu dan jemaah saja mampu membuat negara besar Amerika memperhitungkan kekuatannya. Maka bisa dibayangkan jika ideologi Islam ini diemban oleh negara, pasti negara yang mengemban ideologi Islam ini akan mampu menjadi negara adidaya, rival dari Amerika.

Tentunya negara berideologi Islam ini atau Khilafah akan menerapkan hukum Islam secara sempurna sehingga kehormatan, kemuliaan, keamanan kaum muslimin serta aneka keberkahan akan Allah limpahkan dari langit dan bumi. Sehingga jika ada salah satu wilayah yang diusik atau dijajah oleh negara lain, maka penguasa muslim akan menyerukan jihad untuk membebaskan wilayah tersebut dari penjajahan. Seperti halnya yang dicontohkan oleh Nabi saw. saat beliau menjadi penguasa di Madinah. Saat salah satu Bani di Madinah mengkhianati perjanjian maka mereka diperangi dan diusir oleh Nabi dari Madinah.

Karena saat ini negara yang berideologi Islam itu belum ada, maka wajib bagi seluruh kaum muslimin untuk berusaha dengan seluruh potensinya mengupayakan tegaknya khilafah. Hal ini membutuhkan peran maksimal dari para pengemban dakwah ideologis untuk mentalqin pemikiran Islam kepada umat agar dibersihkan dan diarahkan untuk perjuangan penerapan Islam kaffah dalam naungan Khilafah.
Wallahualam.

Dibaca

Loading

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Konsultasi